"Nak, tolong bantu jaga Vio ya. Jangan sampai dia main jauh dari sini." Ucap Ibu Vio pada Reza diawal pertemuan Reza dan Vi.
"Baik tante, biar Vio disini saja dengan saya." Jawab Reza meyakinkan Ibu Vio bahwa anaknya akan aman jika bersama dengan Reza.
Pagi itu di tahun 2012, pertama kalinya Ibu Vio yang bernama Mella menitipkan anak satu-satunya pada tetangga. Libur panjang setelah semester berakhir membuat Vio hanya beraktifitas dirumah. Ibunya tidak tega meninggalkan Vio sendirian di rumah saat ia bekerja. Ya, Bu Mella bekerja demi kehidupan mereka berdua sepeninggalan ayah Vio karena sakit.
**
Setelah pertemuan itu, Vio dan Reza jadi akrab. Kemana-mana mereka selalu berdua. Mungkin karena Reza punya tanggung jawab kepada Bu Mella agar selalu menjaga Vio. 10 tahun kebersamaan mereka, sampai tempat sekolah mereka pun sama. Membuat segala hal menjadi saling memiliki, termasuk bekal makan siang.
"Jangan dihabisin sendiri" Keluhnya pada Reza sambil menarik kotak bekal dari tangan Reza.
"Makanya, kalo makan tuh jangan sambil main HP" Ledek Reza.
Vio menunjukkan HP nya pada Reza"Nih liat, banyak DM masuk. Mana banyak dari sekolahan populer juga" Vio terlihat sumringah sambil mengayunkan kedua kakinya saat duduk di kursi kantin sekolah.
"Heleh, coba ajak ketemu satu-satu, nggak bakalan ada yang nyantol" Sekali lagi Reza mengejek Vio dengan semangat.
"Iri bilang bos !" Vio pun tak mau kalah dari ejekan Reza.
Apa yang menjadi bahan ejekan Reza tidak lain karena banyaknya kisah cinta Vio yang sering kandas ditengah jalan. bahkan hampir semuanya belum berjalan, Vio sudah merasa putus asa dan lebih memilih menegaskan bahwa ia hanya ingin sebatas berteman.
Namun sepertinya, kali ini Vio lebih bersemangat dan berapi-api karena salah satu teman chat nya di DM adalah salah satu siswa populer di sekolah lain. Mungkin siswa itu juga tertarik dengan paras Vio yang menawan, diimbangi dengan sikapnya yang selalu ceria serta penampilannya yang tomboy. Itu sangat ia perlihatkan sekali dalam setiap postingan sosial medianya.
**
"Udah, anter sampai sini aja" Vio mencoba memberi kode kepada Reza untuk menghentikan laju sepeda motornya.
"Yakin sampai sini aja ? Nanti jalanmu kejauhan" kata Reza sambil mencari tempat parkir yang aman.
"Iya udah disini aja, kalo ada apa-apa aku tinggal telfon kamu" Vio meyakinkan Reza
"Oke, pulang nanti jangan sampai mau diantar sama dia, kalo sampai Ibumu tau, aku nggak bakalan bisa bantu kamu buat bohong lagi" Tegas Reza
"Iya iya beres, ini juga bukan pertama kalinya nggak bakalan aku lupa sama kesepakatan kita" Vio menjawab dengan menunjukkan senyum bahagia di bibirnya.
Lagi-lagi Reza menjadi tameng agar Vio bisa menemui siswa populer itu. Mereka berdua berbohong kepada Bu Mella dengan mengatakan akan keluar rumah sebentar untuk mencari bahan tugas sekolah. Seperti yang dikatakan Vio, ini bukan pertama kalinya sejak Vio mencoba untuk memulai kisah percintaannya. Bisa dihitung juga sudah berapa kali Vio dan Reza berbohong. Yap, berkali-kali.
Vio menemui siswa populer itu di Cafe yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pertemuan itu tidak terasa canggung sama sekali karena mereka memang sudah sering chatting bahkan video call. Membuat pertemuan pertama mereka hanya sebagai pendorong kepastian tentang hubungan mereka.
"Hai, kamu udah lama nunggu?" Vio menyapa siswa populer bernama Dirga itu dengan hangat.
Terlihat sedikit kaget namun Dirga segera menjawab "Eh, hai. Belum lama kok. Ini baru mau pesen minum. Kamu mau minum apa?"
"Aku Mocca Latte aja" Vio menyodorkan kembali menu yang diberikan Dirga.
"Oke, tunggu ya aku pesenin dulu" Dirga bergegas beranjak dari tempat duduknya menuju ke tempat pemesanan menu.
Pertemuan yang hanya berlangsung kurang dari 1 jam itu membuat Vio mulai merasakan kenyamanan lebih. Walau sebenarnya, dia juga ragu jika hubungan itu bisa berlanjut ke jenjang yang lain seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kali ini, dia benar-benar mencoba meyakinkan diri, bahwa dia ingin memiliki pacar untuk pertama kalinya di usia 17 tahun.
Di tempat lain, Reza sudah mulai gelisah dengan durasi pertemuan yang ia rasa sudah terlalu lama. berulang kali Reza mencoba menghubungi Vio, namun sepertinya HP Vio di silent agar tidak ada yang mengganggu pertemuannya dengan Dirga. Reza pun memutuskan untuk langsung menjemput Vio.
"Udah sore nih, kayaknya aku harus pulang deh" Vio mulai mengajak Dirga untuk segera mengakhiri pertemuan mereka.
"Mau aku antar aja?" Dirga memberikan penawaran kepada Vio.
"Oh, nggak perlu. Aku udah ada yang jemput" Vio menjawab dengan wajah sedikit canggung,sepertinya ia merasa salah bicara.
Dari dalam jendela kaca Cafe, terlihat Reza sudah berada di depan Cafe tersebut, Vio pun bergegas pamit dengan Dirga dan langsung keluar Cafe.
"Ini yang jemput kamu?" tanya Dirga pada Vio, rupanya Dirga mengikuti Vio dari belakang saat keluar dari Cafe.
"Iya Dirga, dia yang antar dan jemput aku hari ini" Suara Vio sudah mulai berbeda dan sedikit terbata-bata, mungkin ia takut jika Dirga salah paham dengan Reza.
"Tenang aja. Kita cuma teman kok" Tiba-tiba Reza juga ikut menjawab pertanyaan Dirga.
Perasaan aneh itu muncul lagi dalam hati Vio, dan pelan ia mulai menyadari bahwa ini semua ada hubungannya dengan perkataan Reza tentang hubungan mereka berdua.Untuk yang kesekian kalinya, ketegasan Reza membuat hati Vio terasa sakit. Dia mulai takut hal itu akan mempengaruhi kisah cintanya yang belum dimulai. sambil bergumam saat berada di perjalanan pulang dengan Reza, ia pun yakin ada sesuatu dengan Reza.