perasaan ku setelah nya cukup kacau. pandangan ku kabur, keringat dingin terus bercucuran, meski kini aku tak sendirian. banyak orang di sekeliling ku, banyak pula teman. Tapi, pikiran ku masih tertuju ke sosok perempuan yang tadi kulihat di koridor. Astaga, inilah yang paling tak kusukai. Rasanya ingin bercerita pada orang lain, tapi aku sendiri tak tahu harus mulai dari mana.
Jika mengadu pada teman temanku, mereka pasti akan menjawab, "salah mu sendiri, kenapa panggil panggil hantu!"
jika sudah begitu, yang bisa ku lakukan hanya diam, menghela napas, dan mengangguk setuju. Bener juga, semua ini memang salah ku, harus nya aku tak usah sok pemberani mengundang-undang hantu, apalagi hantu tidak akrab dengan ku ivanna. Akhirnya, kuputuskan saja untuk diam, memulihkan diri.
jika panggilan sudah terlontar dari mulutku, mustahil kutarik lagi ucapan ku itu. persis seperti yang ada di film flim, jika bermain jailangkung, maka kau harus mengembalikan ruh dengan menghantarkan nya lagi. Memang tek seektrem itu, tapi kurang lebih seperti itu yang akan terjadi seandainya ivanna datang... Aku harus mengembalikan nya dengan baik, seperti saat aku memanggilnya.
perasaan takut ku membuncah. sepertinya aku salah. Kenapa sih harus ivanna?
aku ingat pengalaman ku dengan asih. Ketika aku memanggilnya, sosok itu terus menerus datang, hingga akhirnya tulisan tentang dirinya rampung.
Bagaimana dengan ivanna? Aku tak tau banyak tentang pribadi hantu Belanda itu. Aku tak tau, apakah ini akan berlangsung singkat seperti saat aku menulis tentang asih, atau sangat lama karena ivanna biasanya membungkan dan marah.
"Aku sadar, saat ini aku sedang memantang dan yang kutantang untuk datang bukan lah hantu yang mudah di ajak bicara kupersiapkan mental sekuat tenaga karena ivanna... bukan hantu yang ramah dan menyenangkan"
setelah hari itu, perasaanku semakin kacau. beberapa orang kerabat bilang wajah ku terlihat berbeda. ada yang bertanya, "kamu sakit? kok pucat?" orang lain juga berpendapat bahwa belakangan ini aku lebih pendiam. Sebenernya aku merasa tak ada perubahan dalam diriku ini, kupastikan dengan benar bahwa aku sedang dalam kondisi sehat.
berkali-kali kutatap wajah ku di cermin, apa benar ada yang berubah dari wajahku? tahapan mataku? gerak gerikku? Ah rasanya tak ada yang salah, sama seperti biasanya. Kali ini, kutatap wajah ku kembali di cermin, tetap sama saja. Aku berbalik, tiba tiba saja...
"KULIHAT WAJAH LAIN DISANA WAJAH SESEORANG PEREMPUAN BERAMBUT PIRANG YANG MENATAP KEARAH CERMIN DENGAN SOROT MATA YANG MENGERIKAN!"
aku memekik keras, "Astaga!"
dengan cepet ku tatap lagi cermin itu, namun kosong, tak ada siapapun di sana. Buku kudukku kembali meremang. kali ini, tubuh ku panas sekaligus menggigil pada saat bersamaan. ini yang selaku ku alami saat berdekatan dengan hantu yang tak berkenan dengan keberadaan ku. siapa dia? aku menebak nebak. apakah mungkin itu ivanna? wajah nya tak lagi kuingat, sudah lama rasanya tak berjumpa dengan sosok hantu Belanda ini.
"ivanna, ivanna, kamukah itu?" Aku bertanya tanya dalam hati, tetapi cepat cepat ku larat. tidak, tidak, aku tidak boleh memikirkan nama itu.
Rumah ku sedang sangat sepi, tidak ada orang lain disini. kamar ku sunyi senyap. Jika bener bener dia datang, dan aku tidak siap, tak ada temen yang bisa ku minta tolong.
Tuhan, tolong aku... Kali ini aku benar benar merasa takut.
>---------------●-------------<
bersambung...