Malam cepat berlalu pagi pun datang tanpa disuruh, Aroma bunga dan suara burung menggema di telinga, Seakan-akan hari ini akan bahagia...
-
-
-
Matahari sudah mulai menampakan wujudnya, sangatlah indah, terasa dan damai, pagi ini aku sedikit terlambat namun tak apa kemungkinan vivi belum menuju ke rumah ku untuk menjemputku, aku masi ingat sekali tentang semangat vivi untuk membeli buryam bi jum..
"Ya ampun aku sedikit telat hari ini, kenapa ibu tidak membagunkan aku ya??"
Aku terbagun lalu sejenak aku berpikir dan mengumpulkan nyawaku, tapi setelah ku pikir-pikir aku tidak ada waktu untuk itu...
"Ahhh yasudalah aku akan segera mandi dan bersiap-siap bisa bisa terlambat untuk ke kampus"
setelah aku berkutik dengan segala keperluan ku akhirnya aku sudah selesai bersiap-siap, ku raih ponsel ku dan aku melihat pesan dari vivi...
(15 menit lagi gua otw ya mi siap siap jangan lama-lama ntar ga keburu beli buburnya)
Mungkin kurang lebih begitulah isi pesan yang di kirim vivi untuk ku, lalu aku bergegas keluar jam sudah menunjukan pukul 07.09, sementara acara kampus akan berlangsung jam 8 nanti, aku tidak perlu khawatir karena jarak kampus dan rumah ku tidak terlalu jauh..
Aku keluar kamar ku pandangi setiap sudut rumah namun aku tak menemukan sosok yang ku cari aku menghelakan napas kasar..
"Lagi lagi begini suasananya, sudah terlalu biasa hingga sudah tak menyangka"
Suara klakson motor vivi terdengar dari luar rumah menandakan bawasannya vivi telah sampai, aku pun begegas mengenakan sepatu ku lalu menghampiri vivi..
"Sorry ya mi gue radak telat, biasalah orang rumah ribet banget!"
"Iya engga apa-apa kok vi satai aja, yuk buru ntar telat lagi"
vivi melajukan motornya, kami berdiam diri sebari melihat-lihat suasana di pagi hari, entah mengapa hari ini aku merasakan hal yang aneh, namun tidak tau apa yang ingin terjadi..
Tidak begitu lama kali di perjalanan sampailah kami di warung bubur bi jum, dan ya benar sasaran vivi sudah terlihat..
"lu mau pesen gak, biar gue pesenin tapi lo nunggu disini aja ya ami yang cantik"
"iya deh aku mau satu ya vi inget sambelnya di banyakin ya"
"siap tuan putri ami, sebentar ya"
aku tetap di motor ami sambil memperhatikannya sedang bercanda dengan bi jum, lalu terlintas di kepala ku, vivi adalah orang yang keras namun berhati lunak, anak yang ceria humble dan gampang sekali bergaul dengan siapapun, bisa di bilang vivi adalah tangan kanan ku jikalau aku tidak bisa berkomunikasi dengan orang baru, mungkin anugrah dan rezeki ku adalah memiliki teman seperti vivi...
"ehh mi lo kenapa diem mulu, di panggilin juga dari tadi, lo lagi ga enak badan? atau lagi ada hal yang menganjal?"
"Eh-hh kamu ini ngagetin aja, aku engga kenapa-kenapa kok santai aja kali"
"Serius lo kalo ada apa-apa itu ngomong, jangan kayak ga punya temen deh lo!"
"ihhh uda deh kamu ini bawel banget, masih pagi jangan marah-marah ya vivi cantik, yuk buru ah nanti telat ni"
-
-
-
Sesampainya kami di kampus banyak sekali maba yang sudah berbaris di lapangan, dan kami mengikuti arahan kating untuk ikut bersama mereka, panasnya matahari membuat suasana di lapangan amatlah riuh, banyak maba yang protes karena cuaca hari ini...
aku yang diam saja sedari tadi menahan haus dan panas..
"GILAAAA BANGETTTT panas ya ampunnnn mii lo engga kenapa-kenapa kan?"
suara vivi memecahkan lamunan ku, aku tidak menjawab pertanyaan vivi hanya saja aku menjawab dengan gerakan tubuh..
para kating terus berjalan untuk mengecek ke tiap barisan para maba untuk apakah ada yang pingsan atau tidak, teriknya matahari membuat pandangan ku memudar tidak bisa melihat dengan jelas ke depan, dalam hati aku pun berkata..
(mungkin karena aku belum sama sekali makan dari pagi, makannya tenaga ku untuk baris pada pagi yang terik ini sangat lemah)
sesekali aku mengedipkan mataku supaya pandangan ku kembali dengan normal, aku tidak lagi menghiraukan vivi yang sedari tadi mengomel tidak jelas, yang ku pikirkan supaya aku tidak pingsan secara tiba-tiba pasti sangat memalukan..
tiba-tiba disamping ku terhenti langkah kaki..
"hey kamu engga kenapa-kenapa kalau kamu engga kuat boleh duduk di barisan belakang"
suara halus namun sedikit kasar itu bersumber dari kating perempuan di kampus aku, dia menyuruhku untuk duduk di belakang..
"engga kenapa-kenapa kok kan aman cuman panas aja"
dia pergi dan menghiraukan jawaban dari ku, namun pandangan ku semakin hitam dan gelap tetapi ku tetap menjaga keseimbangan ku supaya tidak terjatuh..
"mi lo aman kan? muka lo pucet tu engga mau duduk di belakang aja? jangan maksain diri ami"
aku hanya menggelengkan kepalaku bermaksud untuk menjawab pertanyaan vivi, karena sudah tidak punya energi lagi untuk menjawabnya dengan suara..
namun kali ini nasib tidak berpihak baik padaku, akhirnya aku pinggang dengan kondisi masi setengah sadar...
BRUGGGGGG...
"AMIIIII,apakan uda gue bilang ngeyel banget si lo"
"ehhh woi tolong dong ambilin tandu ni ada maba yang pingsan lo semua kenapa diem semua gila ya lo bantuin!!!!!"
aku dengan kondisi masih setengah sadar namun tidak ada energi untuk bergerak mendengar suara yang tidak asing, namun suara itu bukan suara dari vivi, melainkan suara dari dia,iya dia! Adam!!!...
aku masi bisa mendengar suaranya namun lambat laun aku mulai kehilangan kesadaran sampai suara kasar nan manis itu menghilang, senang bisa mendengar suaranya walaupun aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas...
ternyata kegelisahan yang tak ada ujung ini telah menemukan jawabannya..
(akan ada saatnya aku menyapa mu secara langsung, terimakasih sudah membantu)
kata ku dalam hati...
-
-
-
hai readers mungkin banyak kata atau beberapa kalimat yang kurang pas mohon atas ketidak nyamanannya maaf ya:)
SARAN DAN KRITIK DARI KALIAN YANG PALING AKU TUNGGU!!!!!