Aku langsung terjaga dari tidur dudukku, saat ayahku tiba-tiba saja intervensi terhadap posisi siku tanganku yang bertumpu pada paha sekaligus menopang wajahku. "Abah, ngagetin aja, kenapa?" Kataku kesal, sambil melirik jam dinding di ruangan tersebut, "jam dua dini hari," pikirku. "Kamu kalau mau tidur yang benar nak posisinya. Dua kursi disampingmu ini kan kosong, dimanfaatin toh." Jawab abah. Kupikir ada benarnya juga saran Abahku. Tapi karena tidur pulasku sudah terganggu, akupun enggan melanjutkan tidurku. Aku langsung menanyakan keadaan ibu pada ayah. "Amah masih sama bah? Belum sadar juga". "Belum, kata Perawatnya, besok keadaan amahmu akan dikonsulkan kembali ke dokternya", jawab abahku dengan mata berkaca.
Ini sudah dua harinya, pasca operasi ibuku terbaring di ICU. Dan ini malam ketiga, aku bersama Ayahku menginap di RS dr.H. Jatmo Suryo ini. Aku bukan anak tunggal, Aku memiliki adik laki-laki yang masih dalam perjalanan pulang dari perantauannya di kota besar. Perjalanan yang ditempuh selama 3 malam itu kalau tidak ada hambatan dijalan, esok jam 7 pagi, dia akan sampai. Aku pun mengingatkan ayahku untuk tidur, bergantian denganku. Karena esok pagi, aku harus menjemput adik semata wayangku di pelabuhan. "Abah, tidur gih. Biar aku yang jaga sementara. Nanti besok pagi, gantian abah yang bangun. Kan aku mau jemput Nata di pelabuhan". "Ya sudah, ayah tidur dulu ya, jangan lupa dengar-dengar pengeras suaranya," kata ayahku sambil menunjuk ke sudut ruangan dengn bibirnya. "Mana tau ibumu butuh obat, atau sudah sadar". "Iya bah, pejam sudah gih". Kataku mendesak beliau. Akupun segera berdiri dari kursiku, agar ayah bisa berbaring secara horizontal di kursi besi tersebut. Kulirik terminal listrik yang kosong didepanku sekarang. Beberapa keluarga pasien lain yang sempat terjaga sebelum aku tidur tadi, kini sudah terlelap tak jauh dari terminal tersebut. Kulihat hpku yang hanya bernyawa 26%, aku pun segera mengeluarkan charge dari ranselku, pelan-pelan aku berjalan dengan sedikit berjinjit, agar orang-orang tersebut tidak terusik olehku.