Tiba-tiba ada keheningan yang mendadak terjadi di dalam gerbong tersebut. Entah hal itu disebabkan karena pernyataan terang-terangan Zophie secara langsung kepada sang pangeran untuk tidak khawatir karena dia tidak berniat untuk menggodanya atau karena pria bangsawan itu merasa jijik dengan sendirinya. Namun, sebenarnya keheningan seketika itu terjadi karena Pangeran Lucius Artorius mendadak merasa malu sebab perasangkanya yang membuat dia telah berpikir terlalu jauh ke depan.
Situasi hening yang cukup lama tampak melahap seisi gerbong. Zophie hanya bisa melayang di dalam kepalanya dengan kata-kata, "Jika pangeran ingin, kamu harus segera bertindak." Ia meletakkan tangannya ke dalam gaun itu, menatap tatapan pangeran, dan dengan hati-hati mengeluarkan botol kaca yang memiliki harga mahal itu.
Ekspresi pria bangsawan itu saat melihat botol kaca di saku kain yang terbuat dari gaun coklat buruk rupa dan tampak mengerikan membuat dirinya mengerutkan kening secara otomatis. Namun, dia tidak bisa berkata apa-apa karena takut akan menginterupsi lagi. Zophie lantas bergerak dengan hati-hati dalam suasana mencekam seolah dirinya adalah mangsa di depan binatang pemburu padahal sekali lagi nyatanya dia hanya menyeduh teh ke dalam sebuah cangkir ekstra.
Setelah selesai Zophie lalu dengan sopan menyodorkannya kepada sang pangeran. Gadis itu menghela nafas lega setelah melihat pangeran meminum teh tersebut dengan raut masam di wajahnya tanpa membuat komentar apa pun lagi pada aksi pelayannya.
Dia bingung dalam suasana yang pengap dan serba salah ini di mana dia mungkin harus naik kereta bersama pangeran selama tiga minggu. Berharap kejadian malang seperti itu tidak akan terjadi lagi, Zophie juga berdoa dengan sepenuh hati agar Joseph cepat sembuh walau dia sangat tidak suka dengannya.
Sudah waktunya bagi gadis itu berdoa untuk dirinya sendiri agar tidak sering mengeluh ataupun memiliki penyakit hati dan berhenti berkonspirasi pada seekor anjing bernama Maker setiap kali sesuatu yang salah terjadi.
Setelah beberapa saat Zophie mencoba untuk melihat keluar jendela dengan santainya dari arah sudut. Namun, dia tentu saja tetap harus waspada agar tak menciptakan kontak mata dengan majikan yang begitu dingin dan memiliki selera yang pilih-pilih. Intinya dia ingin menghindari potensi resiko kesalahan.
"Pemandangannya terlalu menggangguku. Turunkan tirainya," perintah pangeran dengan tegas
"Ugh, orang jahat ini," gerutu Zophie.
Dia berpikir, "Semua yang kulakukan jelas-jelas bukan hal yang disukai pangeran. Kenapa diriku menjadi serba salah?" Lalu kini dia berusaha untuk tidak menatap wajah pria itu dengan sekuat tenaga.
Gadis itu bergegas menurunkan tirai di jendela yang merupakan satu-satunya tempat pelarian baginya dari penjara berinterior gelap dan menghalangi sinar matahari untuk masuk. Dia hanya bisa menahan napas setiap kali berhadapan dengan sang pangeran.
Dalam suasana yang mencekik, Zophie hanya bisa menelan semua kutukan dan menghembuskan nafas masuk dan keluar dengan hati-hati, tetapi ada komentar sarkastik dari sang pangeran yang menakutkan terdengar.
"Jika kamu tidak punya pikiran untuk memamerkan buah dadamu padaku, maka kancingkan baju itu."
Dia melepaskan dua kancing di depan gaunnya untuk memasukkan botol kaca ke dalamnya. Seharusnya Zophie menutupnya lagi, tetapi dia sepertinya lupa tuk melakukannya. Dia yang mendengar hal itu, segera meletakkan dengan baik botol kaca tersebut di lehernya dan mengancingkannya seolah-olah menunjukan rasa pamer di mata pangeran.
Pikirannya melayang, "Mengapa pangeran sepertinya bersikap begitu teliti pada diriku? Padahal sulit untuk melihat area pribadi milikku ini meskipun aku telah melepaskan dua kancing di bajuku."
Tapi kemudian pertanyaan sang pangeran yang kembali mengarah pada Zophie, membuat gadis ini menjadi cemberut dan tak sadar menunjukkan ekspresi itu pada wajah. "Apakah itu memang sebuah genetik? Maksudku kau memiliki wajah yang begitu gelap."
Pria bangsawan itu bertanya apa yang membuat dia penasaran tapi, tetap berpura-pura tidak melihat apa pun padahal mata kecilnya mampu melihat pemandanan melalui lubang ukuran kancing tersebut. Anehnya Zophie tampak terdiam dan menatapnya secara terpaku dengan kacamata tebal seolah dia tidak menyukai komentar pangeran.
Penilaiannya luar biasa murah hati, sebab Zophie tampil berbeda dan seperti itu jauh lebih baik daripada gadis-gadis bodoh yang terpesona dan ngiler padanya seolah-olah mereka sedang melihat makanan lezat. Sang pangeran menyukai hal yang berbeda.
Zophie mengoleskan sari buah metum dari wajah ke lehernya agar tidak menunjukkan perbedaan warna, tapi dia membiarkan tangannya sendiri terbuka. Tidak ada gunanya mengoleskan terlalu banyak pada tubuhnya terutama apa yang tersembunyi dibalik pakaiannya. Lagi pula tangannya perlu menyentuh air dari waktu ke waktu.
Pertanyaan sang pangeran adalah sesuatu yang selalu ditanyakan orang ketika mereka melihat tangan putihnya. Jadi, Zophie dapat menjawab dengan cukup alami, memberi penjelasan bahwa dia memiliki masalah kulit.
"Ketika masih kecil, aku menderita penyakit yang luar biasa akibat mengkonsumsi makanan yang salah. Dan kulitku menjadi seperti ini sejak diriku mengalami ruam di wajah."
Sang pangeran mengambil dokumen yang ada di sebelahnya setelah dia mendapat jawaban atas rasa keingintahuannya mengenai perbedaan warna kilit wajah dan area tubuh lainnya seperti itu.
Pelayan di depannya luar biasa, tapi dia tidak tertarik mengobrol dengannya lama-lama. Tapi, tak lama kemudian sang pangeran yang telah lama melihat-lihat dokumen merasa pegal dan mulai mendongak untuk beristirahat sejenak karena leher dan kakinya terasa kaku.
Dia melihat pelayan itu tertidur sembarangan di depan matanya. Itu tidak terlalu menjadi masalah untuknya karena bahkan Joseph sering berpura-pura tidak tertidur ketika pangeran sibuk membaca dokumen-dokumen tersebut.
Tetapi, sang pangeran anehnya merasa kesal dengan pelayan dihadapannya. Dia lantas meletakkan kaki panjangnya di samping kursi tempat pelayan itu duduk
Ketika ketegangan mereda, Zophie pun tertidur di lingkungan yang terasa tenang dan juga efek karena lelah. Tanpa menyadari, dia bangun dengan kaget. Jika dia ketahuan tertidur, dia mungkin akan dimarahi. Dia berpura-pura tidak tidur dan menatap sang pangeran dengan mata melotot tetapi, dia menggelengkan kaki rampingnya saat dia bersandar dengan santai di atas kursi.
"Aku sudah lama duduk di sini, dan kakiku sepertinya menjadi mati rasa. Jika ada Joseph di sini pasti dia akan memijitku sebelum aku perlu memberitahunya. Karena seseorang seperti Joseph tidak ada di sampingku sekarang, maka jadinya dirimu yang harus terlibat langsung dan bertanggung jawab menggantikannya, bukan?" tegur Pangeran Lucius Artorius.
Zophie mengangkat kepalanya untuk melihat pria yang menyuruhnya, tahu jika dia memesan pijatan maka itu juga harus dilakukan olehnya. Namun, begitu pandangan mereka kembali bertemu, dia menurunkan tatapannya. Gadis itu secara perlahan meletakkan tangannya ke kaki pangeran sesopan mungkin, kemudian dia mulai memijat sekuat mungkin dengan jari-jarinya.
**To Be Continued**