Tampan.
Seorang pria tampan merupakan hal yang pertama kali di lihatnya setelah membuka mata. Kim In Ho tersenyum mengingat wajah tampan dan seperti itulah yang menjadi impiannya.
" Siapa? "
Pria itu, Kim In Ho tidak mengenal orang yang ada di hadapannya. Ia bangun dari tidurnya dengan penuh tanda tanya. Siapa orang yang bersamanya dalam satu ranjang seperti saat ini.
Saat melihat sekelilingnya, Kim In Ho menemukan label dari kunci kamar yang terletak di meja. Tangannya yang panjang dengan mudah bisa menggapai. Betapa terkejutnya saat tahu ia sekarang sedang berada di mana.
' Hotel Gerhana Jeju '
Apa ia gila, Kim In Ho merasa dirinya telah gila. Bagaimana bisa ia berada dalam hotel yang terletak di pulau Jeju. Apa mungkin kemarin ia baru sampai di Seol, mendadak sekarang berada di Jeju.
Memiliki firasat buruk dengan situasi yang tidak jelas seperti ini. Ia memutuskan untuk segera pergi sebelum hal buruk terjadi.
Akh.
Sebuah rasa sakit di daerah selangkangan wanita itu muncul tepat saat akan turun dari kasur. Kim In Ho tetap berdiri dengan menahan rasa sakit.
" Terkejut! "
Kim In Ho melihat seorang wanita berada di depan lemari. Setelah di lihat kembali ternyata hanya sebuah bayangan di kaca. Ia memegang wajahnya dan wanita itu mengikuti gerakannya.
Setelah melihat ke bawah, Kim In Ho menemukan dirinya tidak memakai celana melaikan rok perempuan. Ia tidak habis pikir siapa yang kurang kerjaan memakaikan baju tidur perempuan kepadanya bahkan sampai meriasnya seperti perempuan.
' Apa aku dengan dia melakukannya? '
Setelah berpikir kembali, daerah selangkangan miliknya terasa sakit. Lalu ia memakai baju yang biasanya perempuan pakai di malam pertama mereka. Kim In Ho tahu karena pernah melihat baju yang sedang di jemur setelah di pakai untuk malam pertama tetangganya.
Kim In Ho menggelengkan kepalanya, membuang pemikiran buruk yang mulai mengisi keppalanya. " Tidak mungkin, kalaupun dia mengira aku perempuan dan ingin bercinta denganku. Pasti saat sudah lihat milikku, dia sudah tidak tertarik. Tetapi, jika dia seorang yang menyukai pria- "
Memutuskan pergi sebelum hal buruk akan terjadi. Baru berjalan satu langkah, ia mendadak kehilangan keseimbangan dan terjatuh di lantai. Kim In Ho merasa dirinya sedang sangat sial. Sudah aneh terbangun di kamar hotel, berdandan perempun, lalu ada kemungkinan kami telah melakukan hubungan.
' Seorang pria bisa hamil! '
Mendadak Kim In Ho teringat perkataan temannya. Ia tidak percaya seorang pria bisa hamil hanya karena berhubungan dengan sesama jenisnya. Namun sahabatnya bersikeras menjelaskan hingga membuatnya mulai terus ingat setiap perkataan sahabatnya.
' Aku hamil? '
Mendadak pikiran buruk muncul di kepalanya. Baru mulai bulan depan dirinya akan berkerja di perusahaan besar sebagai sekretaris. Jikalau seorang sekretaris baru hamil sebelum satu tahun berkerja, itu tidaklah baik untuk karirnya. Di tambah dia seorang pria, kalau pria hamil, mulai terlihat suram masa depan Kim In Ho.
Rasanya ia ingin menangis mengingat kesialan yang di alaminya. Rasa sakit di kakinya dan sakit meratapi keperawanan, ralat keperjakaan miliknya. Membuatnya berteriak frustasi dan tertawa geli sendiri jika ia hamil.
Seorang wanita terdengar menangis di lantai dengan begitu terlihat tersiksa. Ahn Hyun Ki terheran melihatnya, bagaimana pelayan wanita berani sekali menangis di dalam kamarnya.
' Ini bukan kamar aku! '
Ahn Hyun Ki tersadar jika ia tidak berada di kamarnya melainkan berada dalam kamar hotel yang biasa ia pesan saat ada urusan bisnis. Memang kemarin pagi ada meeting di hotel, namun ia yakin sudah dalam perjalanan pulang.
Akh.
Ahn Hyun Ki kesal tidak bisa mengingat jelas apa yang kemarin ia lakukan. Hanya ingat sudah check out kemarin siang dari hotel lalu pulang, namun mengapa bisa kembali ke hotel.
Daripada pusing memikirkan dengan bagaimana bisa kembali ke hotel. Lebih baik mencari tahu siapa wanita yang berada dalam kamarnya.
Sebuah suara deheman keluar dari pria tampan itu, namun masih tidak terdengar oleh wanita yang masih tertunduk menatap lantai dan menangis.
Ahn Hyun Ki yang tidak mendapat respon sama sekali, memutuskan untuk menghampiri wanita itu. Dengan sedikit rasa takut karena mungkin saja wanita itu bukan manusia melainkan kuntilanak.
Pandangannya menatap tajam wanita itu, terlihat berani datang menghampirinya. Namun jantung sudah berdetak lebih kencang melihat perempuan berambut panjang, memakai pakaian merah, duduk menangis di kegelapan samping kasur.
" Nona? "
Suara yang dari pria dewasa terdengar jelas di kesunyian kamar yang gelap. Lampu tidur yang menyala, jendela masih petang sebab masih pukul lima pagi.
Kim In Ho yang mendengar sebuah suara berat terdengar dari atas kepalanya seketika mengehentikkan tangisan. Mendongak, ia dapat melihat jika pria tampan dan tinggi itu menatap tajam ke arahnya. Sudah tahu jika pria yang tadi masih tidur terlihat galak, saat terbangun semakin menyeramkan.
Seketika Kim In Ho gemetar ketakutan melihat wajah garang dari orang kaya itu. Dari penampilan sudah terlihat jikalau pria itu seorang pria kaya. Semua orang kaya yang ia kenal banyak yang tidak ada yang ramah, membuatnya takut.
" Nona tidak perlu takut, saya bukan orang jahat yang akan memakan wanita. "
Wanita itu terlihat ketakutan melihat wajahnya yang memang sedari lahir sudah terbiasa mengerutkan dahinya terlihat sedang marah. Sudah bawaan tidak bisa di ubah, Ahn Hyun Ki menghela nafas lagi lagi orang yang baru menatap wajahnya akan ketakutan.
' Berarti kamu biasanya memakan orang selain wanita? '
Kim In Ho berguman di sela ketakutan yang semakin membesar. Bahkan semula yang bergetar tangan, sekarang seluruh tubuh menggigil ketakutan. Jikalau orang itu tahu ia bukan wanita, maka akan di makan olehnya.
Berniat ingin mencarikan suasana, sepertinya wanita itu salah mengartikan. Ahn Hyun Ki pun mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. " Jangan terlalu lama duduk di bawah, ayo berdiri! Nanti masuk angin di lantai terlalu lama. "
Awalnya ragu, namun Kim In Ho memutuskan untuk menerima uluran tangan pria itu. Tangan yang hangat, setelah memegang tangan yang terasa hangat saat di sentuh. Tubuhnya yang dingin cukup lama di lantai seolah mendadak hilang hanya dengan memegang tangan yang terasa sangat besar saat ia pegang.
Ahn Hyun Ki merasa sebuah setruman mengalir dari wanita itu, membuat bola matanya membesar sebentar. Wanita tinggi tetapi tangannya sangat kecil, tidak tahu mengapa Bara mendadak memiliki perasaan aneh.
Membawanya duduk di atas kasur, Kim In Ho merasa kagum dengan kelembutan pria yang memiliki mata tajam itu. Selain dengan lembut memegang tangannya, bahkan dia sangat baik telah mengambilkan selimut untuk dirinya.
' Sungguh tidak terduga! '
Ahn Hyun Ki membiarkan wanita itu duduk di samping kasur, ia pun berjalan menuju kasur bagian depan. Setelah duduk, tanpa menoleh ia berbicara.
" Apa kamu ingin menjebak saya? "