Hari ini aku pergi ke sekolah bersama Vivi, teman sebangku sekaligus teman dekatku. Anaknya baik, ramah, dipastikan rahasia aman bersamanya, dan tentu saja sangat setia terhadap pasangannya.
"Jadi gimana-gimana tadi malam?".ujarnya yg memulai pembicaraan sambil mengendarai motor.
"Apa Vi?".
"Jadi gimana Lo ketemu sama dia kmarin?".
"Haaa?".
"Jadi tadi malam gimana?".sahut Vivi lagi.
"Apaa-apa? Ga kedengerann". Jawabku sambil berusaha mendengarkan.
"Hahh, iya salah tempat gue bertanya, nnti ajaaaaa".
"Haaa? Apaa?".
🌚🌚🌚🌚🌚
Sesampai di sekolah.
"Apa vii? Tadi ga kedengaran hehe maap".
Vivi yang baru selesai menarok helm pun menatapku sambil tersenyum. "Gapapa nnti aja, pas istirahat".
"Anuu... tapi itu kok ada api di atas kepala lo Vi?".
"Haha, halusinasi aja, yuk kita ke lokal". Ucapnya lagi sambil menyeringai. Akupun mengangguk dengan bulu kuduk yang merinding. Sepertinya aku ga sengaja telah membangkitkan aura nenek sihirnya huhu. T_T takut.
---------------------
Jam istirahat, akupun pergi ke kantin sama Vivi. Kali ini kupastikan auranya udah kembali normal karena ini kantin, surganya Vivi.
"Jadi lo gimana sama dia? Aman?". Tanyanya sambil menyeruput kuah baksonya.
"....aman".
"Syukurlah, yuk kita makan dulu, ntar keburu dingin".
Sejujurnya mmang aku agak terpikir dengan siapa yg menelfonnya saat itu. Apa itu kak mawar? Tapi aku belum bisa pastikan.
"Kenapa? Mau gue habiskan?".
"GAAA -_-".
"Makannya makann".
Iyaa aku ga boleh mikir yang aneh-aneh. Harus berfikir baik okee.
"Kalo ada masalah lo jujur aja. Jangan dipendem mulu".
"Vii sebenarnya...
"Heiiiiiii". "Ternyata kalian di sini, hosh-hosh". Cewek yang teriak tadi pun berlari ke arah kami. Sebut saja Tiwi.
"Fann, Lo sekarang jadi topik hangat gosip di sekolah". Ujarnya yang masih terengah-engah.
"Mi-munum dulu". Sahutku sambil memberikannya minum. Ia pun meminumnya, lalu kembali menarik nafas.
"Oke, jadi sekarang Lo di gosipkan berpacaran sama Azka, gilakkan tu orang-orang buat gosip ga benerr, makannya gue langsung nyari Lo saat tau itu, ga mungkinkan, jadi Lo harus klarifikasi Fann, sebelum nama Lo makin buruk".
Mendengar itu, aku dan Vivi kini saling berpandangan. Akupun menyandarkan kepalaku ke meja.
"Aku tau itu berat, ntar gue bantu Lo kok. eh mi ayam Lo ga abis nih, biar gue aja yg makan ya dari pada mubazir ga baik". Tukas Tiwi yg sudah menarik mangkokku lalu memakannya.
"Tiw, Lo dengar itu dari siapa?". Tanya Vivi dengan auranya yg kembali menjadi nenek sihir. Aku tau ia pasti begitu kesal sekarang.
"Mmm dari itu, dari mana ya, udah heboh aja noh di aula, gue dengar dari orang-orang ngobrol aja". Jawabnya dengan mulut yg terisi penuh.
Ku lihat area sekitar kantin. Pantes saja. Dari tadi orang-orang melirik ke arahku. Ternyata begitu. Akupun kembali mengangkat kepalaku dari meja.
"Tiw, sebenarnya, ....hufftt, ...gue emang berpacaran sama-Azka".
"Iya itu makannya, haaa??? Apaaa???".
"Yang dikatakannya benar, tapi gosip kalau ia disebut sebagai perebut pacar orang itu salah total!!". Tukas Vivi.
"Azka udah ga ada hubungan lagi sama si kakak kelas itu, jadi ga ada hubungannya juga ke Fanny". Tukas Vivi lagi.
Seketika sendok yg dipegang Tiwi jatuh.
"....a-aku jadi merasa bersalah-telah menghabiskan mi ayam Lo Fann".
"GA ADA HUBUNGANNYA KE SITU". Pekik aku dan Vivi bersamaan.
"Kalian tega, ga bilang ke gue dulu huhu. Oke lupakan. Jadi gosip ini gmna? Fann.. r u okey?".
"Entahlah, gue juga bingung huhu huaaa, apakah berpacaran emang serumit ini". (T_T)
"Ya engga, Lo sih, sekali berpacaran langsung sama ketua sosis, tapi keren juga ya Lo".
Dbukk
"Ngomong lagi, gue tokok lagi ya pala lu". Tukas Vivi yg tentu saja dalam aura menyeramkannya.
"Dasarr, apanya yg disebut si malaikat Vivi, orang-orang matanya celek, padahal si setannya Vivi".
Dbukkk
"Iya-iya ampun huhu". Gerutu Tiwi sambil memegang kepalanya.
Aku yang melihat itu tentu saja tertawa. Walaupun kini aku bakal ngadepin hal yg ga pernah aku hadapi. Aku masih memiliki teman yang baik yg mempercayaiku.