Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

A Story Behind

shinzzie_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.2k
Views
Synopsis
Camilluna Courie DeFleur, hanyalah seorang karyawan sebuah supermarket di mall yang percaya akan keberadaan dunia lain. Kesehariannya hanyalah, makan, menunggu pelanggan, membaca buku di kala senggang, tidur, begitu saja seterusnya, terulang setiap hari. Sampai suatu hari, ketika dia adalah satu-satunya orang yang masih tersisa di mall tersebut, sebuah dinding tiba-tiba terbuka. Membawanya ke dunia lain yang walaupun dia percaya akan keberadaan hal tersebut, dia tidak menyangka bahwa dia bisa mengunjungi dunia tersebut. Percaya atau tidak, inilah kisahnya, kisah seorang petualang bernama Luna yang akan menjadi petualang paling legendaris di seluruh dunia.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - 01 - Portal

Hai, selamat malam, selamat sore, atau kapanpun saat kalian membaca cerita ini, pokoknya aku ucapkan sambutan, sesuaikan sendiri dengan waktu disaat kalian membaca cerita ini. Kalian sudah tahu namaku? Tentu saja tidak, memangnya siapa aku? Well, well, kalau kalian benar-benar ingin tahu, namaku Camilluna Courie DeFleur. Nama panggilanku sebenarnya adalah Luna, tapi supaya lebih melokal—kata mereka, aku dipanggil dengan sebutan Mbak Bulan, ya, aku mengerti arti dari Luna adalah Bulan, tapi, ya, terserah lah.

Aku adalah seorang blasteran Indonesia-Belanda yang tidak terlalu menarik perhatian, kekasih saja aku tidak punya, lebih tepatnya, aku tidak tertarik untuk menjalin hubungan seperti itu. Pekerjaanku? Setelah pergi dari rumah untuk sedikit meringankan beban keluarga, aku menjadi karyawan supermarket, sehari-hari aku makan mie instan, mungkin makan pasta atau makanan barat lainnya hanya pada akhir bulan saat gaji sudah turun, itu pun kalau aku tidak sedang ada kebutuhan yang sangat penting sehingga uang tidak terpakai terlalu banyak, kalau ada kebutuhan, ya sudah, lanjut saja aku makan mie instan yang memang senikmat itu.

Setidaknya aku masih bisa membeli novel untuk menemani kesendirianku. Sepertinya memang efek terlalu banyak membaca novel fantasi, aku menjadi percaya akan keberadaan mesin waktu, sihir, bahkan dunia paralel. Bahkan sering menghkhayal saat jam kerja yang pastinya itu bukan suatu hal yang bagus.

Demi Tuhan, walau aku percaya hal-hal magis sekaligus tidak masuk akal seperti itu, aku tidak menyangka kalau hal seperti itu benar-benar ada. Bisa dibilang aku hanya percaya hal-hal tersebut sebanyak 70% saja, 30% lainnya tidak, jadi, wajar saja kan kalau aku terkejut?

Tapi, percaya tidak percaya—yang aku sendiri juga masih sedikit tidak percaya, aku pernah menjelajahi dunia tersebut, dunia yang ajaib dan fantastis. Percaya atau tidak, itu kehendak kalian, tapi, aku hanya ingin membagikan ceritaku sekarang.

***

"Luna, aku pulang duluan ya," ucap Bella, satu-satunya temanku yang memanggil namaku dengan benar.

Aku hanya mengangguk, dia menepuk pundakku, bilang jangan pulang terlalu larut, lalu dia pergi meninggalkanku.

Sekarang, aku sudah benar-benar sendirian. Aku putuskan untuk memasang headset di kepalaku dan berkeliling ke seluruh penjuru supermarket.

Kalian pasti sudah dapat membayangkan bagaimana suasana supermarket saat itu, hening, sepi. Memang sedikit seram, tapi, setidaknya itu memberiku sedikit ketenangan dibandingkan suasana supermarket yang berisik dan ramai. Bukannya aku benci supermarket yang ramai dan banyak pengunjung, bukan itu maksudku, sungguh.

Sembari mendengarkan suara emas milik Taylor Swift, Olivia Rodrigo, dan beberapa penyanyi barat terkenal lainnya, aku mencermati seluruh penjuru supermarket. Tentu saja tidak akan ada hantu disana, kalian juga sudah tahu sendiri cerita ini tentang apa.

Setelah selesai berkeliling, aku memutuskan untuk membereskan seluruh barangku, bergegas pulang. Aku berjalan menaiki eskalator yang memang sudah dimatikan.

Dan, kalian tahu apa? Pintu keluar sudah dikunci. Entahlah siapa satpam yang berjaga kali ini. Aku menarik pintu kecil yang ada di samping pintu otomatis yang terkunci.

"Kok ini juga dikunci sih? Satpamnya siapa sih, Ya Tuhan." Aku berlari kembali ke lantai underground, biasanya pintu belakang tidak dikunci.

Tanpa sengaja, aku menyentuh satu sisi tembok saat berlari. Tembok itu tiba-tiba membuat suara seperti ada yang menariknya dari belakang. Aku membalikkan badan, terkejut ketika melihat ada celah yang tidak terlalu kecil muncul disana.

Seharusnya celah itu tidak ada disitu.

Aku mendekati tembok tersebut. Karena penasaran, aku merogoh celah tersebut. Aku menemukan sebuah tuas. Aku segera menarik tuas tersebut. Tembok tiba-tiba melebar dan sisi-sisinya menghilang begitu saja, bak ditelan bumi. Dan aku melihat lorong gelap yang sangat panjang di dalam sana. []