Freedy baru saja tiba di rumah. Pria itu berjalan memasuki rumah megahnya yang terasa sepi, membuatnya mengingat masa-masa saat semua anaknya masih kecil yang membuat suasana rumah jadi ramai, berwarna, dipenuhi oleh canda, keceriaan ataupun tangis anak-anak.
"Semua sudah berlalu ... Mereka membenci aku sebagai seorang ayah padahal aku sudah memberikan kasih sayang dan apapun yang mereka inginkan selama ini,' batinnya kecewa.
Freedy terus berjalan menuju kamar, melirik kamar lain yang kini ditempati oleh Daniela.
'Bahkan istriku yang manis pun jadi membenciku hanya karena dia ... Dia benar-benar bencana untukku,' batinnya sambil mengingat wajah Phoebe yang sangat dia benci.
Ceklek ...
Freedy memasiki kamar, langsung mengerutkan keningnya saat melihat sosok yang sedang duduk di kursi depan meja rias dengan posisi memunggunginya. Pria itupun kembali menutup pintu, lalu berjalan ke tengah kamar.
"Kenapa kamu di sini?" tanyanya.
