Travis menghela napas, lalu mengusap-usap kepala Phoebe dengan lembut. Pria itu mencoba untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh kekasihnya, karena dia merasa bahwa kekasihnya benar. Semua memang butuh proses dan saat inilah proses itu dimulai.
"Jangan pernah menyerah," ucap Phoebe, lalu mendongak menatap Travis.
"Iya, aku tidak akan menyerah," sahut Travis dengan tersenyum tipis, lalu mengusap air mata Phoebe. "Jangan menangis lagi ... Jangan menangis karena aku. Aku jadi terkesan jahat padamu."
"Kamu tidak jahat. Justru aku menangis karena kebodohan ku sendiri," ucap Phoebe dengan lesu, tangannya meraba-raba dada Travis yang bidang tertutup oleh kaos berwarna putih polos. "Aku terlalu takut kamu berpaling."
"Benarkah begitu?"