Matheo membuka pintu, melihat Angelica yang berjalan menuju lift. Dia pun berlari mengejar kekasihnya itu dengan dipenuhi oleh rasa takut, lalu langsung memeluknya dari belakang.
"Please, don't go!"
Angelica terdiam dengan memejamkan matanya yang sembab karena menangis, bahkan sekarang ini pun dia masih menangis. Hatinya begitu sakit karena situasi ini, tak mampu meninggalkan Matheo yang begitu ingin menjaganya, namun juga tak ingin menentang Phoebe.
"Tidak apa-apa, Matheo. Meskipun aku pergi, kita bisa berkomunikasi," ucapnya dengan tabah.
"Tidak, kamu tidak boleh pergi!" sahut Matheo, semakin erat memeluk Angelica seolah tak peduli jika kakaknya akan melihat itu dan protes. Baginya, Angelica adalah belahan jiwanya, dan tak akan pernah jauh darinya. "Jika kamu pergi, maka aku juga akan pergi. Aku tidak peduli pada kakak, aku tidak peduli dia menentang hubungan kita ... Masa bodo, aku hanya ingin hidup bebas dan tenang bersamamu!"
"Matheo ..."