Setelah hampir 45 menit mengemudi, akhirnya Matheo menghentikan motornya di dekat sebuah danau yang tampak sangat alami dan bersih, dikelilingi oleh pepohonan dan ada jembatan sepanjang 10 m di pinggiran danau. Pemuda itu segera melepas helmnya, lalu menoleh melirik Angelica yang masih merangkulnya dari belakang.
"Ayo kita turun dan duduk santai di sana," ucapnya sambil menunjuk ke arah jembatan yang terbuat dari kayu dengan warna natural.
Angelica melirik ke arah jembatan sambil melepas rangkulannya pada Matheo. Gadis itu segera turun, diikuti oleh sang pacar lalu berjalan menuju jembatan yang berjarak sekitar 15 meter dari motor.
Matheo menggenggam tangan Angelica, meliriknya sambil tersenyum meski yang dilirik itu sangat cemberut, bahkan wajahnya masih terlihat sembab karena sepanjang perjalanan terus menangis. Pemuda itu merasa sedih, merasa kasia. Pada kekasihnya yang tidak ingin punya ibu tiri sedangkan ayahnya berhak bahagia dengan menikahi wanita pilihannya.