Chereads / Takaran Secangkir Kopi / Chapter 2 - Pelanggan Pertama?

Chapter 2 - Pelanggan Pertama?

"Sen, berangkat dulu ya."

Arsen baru saja keluar dari kamar mandi di sambut dengan penampilan Abisatya yang sudah rapi dengan setelan kemeja. Kacamata bertengger nyaman di atas hidungnya yang mancung. Abisatya adalah seorang ilustrator, biasanya dalam sehari ia mengerjakan beberapa proyek sekaligus.

"Mau ke mana?"

"Ya kerja lah."

"Lah, kok...?"

Abisatya duduk dengan santai di meja kerjanya, membuka laptop dan menyeduh secangkir kopi yang masih tampak mengepul. Tas punggung ia letakkan di atas meja, mulai membuka segala berkas-berkas proyek yang akan ia kerjakan. Lihatlah kedua pria ini. Yang satu nampak acuh bekerja di rumah dengan pakaina rapi setelan jas melekat pas di tubuhnya yang jangkung. Sedangkan satu lagi masih menatap tak habis pikir. Kenapa repot-repot, jikalau WFH?

"Kamu katanya uda isi furniture, Sen?"

"Hm. Tapi kelengkapannya nantilah, pelan-pelan aja. Mereka katanya baru sampai. Berangkat dulu bro!"

Lelaki itu tampak semangat memulai harinya. Tentu saja, ia sudah menantikan ini sejak lama. Sebuah proses akan meninggalkan kesan yang baik jika kita bisa menikmatinya, bukan?

"Makan, dulu. Semangat bener." Abisatya melirik sobatnya yang sudah mau tancap gas. Meskipun Arsen nampak tenang, ia yakin dalam dirinya pasti semangatnya sedang memuncak. Ia tahu, karena biarpun semalaman Abisatya mengajaknya streaming Doraemon, Arsen kadang tersenyum sendiri, atau tiba-tiba tampak berpikir seraya mengetuk jari-jari di meja, gelisah. Meskipun mengganggunya dalam menghayati film doraemon, Abisatya senang. Setidaknya Arsen tampak bisa menikmati hidup.

Arsen menghentikan gerakan tangan yang sudah hampir meraih kunci motor. Abisatya memberikan jawaban isyarat, menunjuk dengan dagu makanan yang sudah tersaji.

"Kamu sendiri yang masak?"

"Bukan, tadi ada cowok tampan nan rupawan yang menyempatkan diri untuk memasak sebelum ngantor. Katanya punya temen yang numpang di rumahnya, gitu."

PFTT

Arsen meringis, menoyor kepala Abisatya. Mulutnya ini kenapa lemes banget?

Sebelum Arsen melakukan segala persiapa seperti properti dan di mana seharusnya menjalankan bisnis ini, ia sudah melakukan riset pasar. Target pasarnya adalah orang dewasa, karena tepat geduh seberangnya adalah sebuah apartmen kelas menengah ke atas. Tepat bangunan di sampingnya adalah sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang otomotif. Arsen berpikir bahwa ia akan membuat pengunjung merasa nyaman dan rileks. Maka dari itu ia menerapkan banyak model tempat bangku. beberapa terdapat sofa di tengah ruang. Terdapat pula kursi tinggi yang dikonsep bar coffee. Selebihnya adalah bangku-bangku yang berisi dua sampai 4 orang.

Arsen menghembuskan nafas lega. Hari sudah beranjak sore, ia baru sempat bersantai sejak ia meninggalkan rumah Abisatya. Namun ia masih memiliki tenag untuk mencoba meracik kopi kali pertama di sini. Bahan-bahan cukup banyak yang sudah terbeli, namun belum memenuhi kepuasan Arsen. Tapi setidaknya ini sudah lebih cukup untuk sebuah permulaan.

KRING

Terdapat tamu tak terduga. Mata keduanya bertemu, hening beberapa detik.