Kalu hampir saja meloncatkan tubuhnya saat pintu lift baru saja terbuka. Bagaimana tidak ini sudah menunjukkan pukul satu dini hari dan yang ada di hadapannya saat ini adalah seorang laki-laki yang sedang terbaring tidak berdaya.
Dia pun mendekati dengan perlahan.
"Mas?" panggil Kalu.
Tidak ada jawaban.
Kemudian, Kalu pun mencoba memanggil lelaki itu lagi namun dengan menepuk-nepuk lengan lelaki itu.
Hasilnya pun masih sama. Kalu bisa menduga jika lelaki ini ada kemungkinan pingsan. Sebab, Kalu masih dapat melihat jika pria ini menghembuskan napasnya. Lalu, dia pun berjalan perlahan untuk melihat siapa lelaki ini sebenarnya.
Deg.
Dia diam untuk beberapa saat. Mengucak matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya ini memang benar.
"Ini kan…" ucap Kalu.
Laki-laki galak yang belum Kalu ketahui namanya. Iya benar, ini adalah dia. Kalu pun mengulangi menepuk pelan lelaki ini dan memanggil lagi dengan nada yang sedikit agak kencang.
"Hei, bangun," panggil Kalu.
"Kok lo bisa ada disini sih?" tanya Kalu lagi.
Sial. Tidak ada tanda-tanda bahwa lelaki ini akan segera bangun. Sebenarnya Kalu bisa saja membiarkannya tergeletak disini sampai lelaki ini tersadar. Tapi agaknya Kalu seperti tidak tahu diri, apalagi jika diingat-ingat, laki-laki ini sudah membantunya saat di halte waktu itu.
Kalu tidak mungkin membawanya sendirian, lantaran tubuh laki-laki ini sedikit lebih besar dari tubuhnya yang kurus. Hingga akhirnya, Kalu pun menghubungi salah satu petugas keamanan yang sudah dia kenal di area unit apartemennya. Dia meminta kepada security itu untuk datang dan membantunya.
"Mba Kalu, ini mas nya diantar kemana?" tanya pak Jono.
Ya Tuhan. Benar. Kalu bahkan lupa pada bagian ini.
"Umm, yaudah pak, tolong bawa ke kamar saya saja deh," balas Kalu.
Lagi-lagi, Kalu terpaksa. Setelah urusan ini sudah selesai, tinggal lah Kalu dan laki-laki asing ini berdua di dalam kamarnya. Dan yang lebih menyebalkan, laki-laki ini berada di atas kasurnya. Sekarang, bagaimana caranya dia tertidur? Haruskah Kalu yang tidur di sofa?
Untuk beberapa saat, Kalu larut dalam diamnya. Tanpa dia sadari, dia memperhatikan laki-laki yang terlelap di atas kasurnya. Penampilannya yang seperti ini, membuatnya terlihat jauh lebih tampan. Apalagi dalam kondisi terlelap. Sorot mata yang tajam itu, tidak terlihat. Laki-laki ini memakai sweater berwarna hitam dan juga celana jeans berwarna senada. Lengkap dengan sneakers berwarna putih yang baru saja Kalu bantu lepaskan.
Sebuah singgung senyuman kecil itu hadir di bibir Kalu.
"Kalau bukan karena lo yang membantu gue dari orang cabul itu, gue sudah membiarkan lo tergeletak di depan lift," ujar Kalu sambil terkekeh.
Matanya sudah terasa berat dan ini sudah pukul setengah satu dini hari. Akhirnya Kalu memilih untuk tidur di sofa saja. Tapi sebelum itu, dia berniat untuk menyelimuti tubuh laki-laki ini dengan selimut yang ada di kasurnya.
Dia melakukannya dengan perlahan, karena khawatir jika akan membangunkan lelaki ini. Hingga tiba-tiba, laki-laki ini yang sedari tadi tenang pun mendadak ikut bergerak saat Kalu juga bergerak. Mau tidak mau, Kalu berhenti sejenak. Dia menahan tubuhnya dengan tangan kanan yang berada di pinggang sebelah kanan lelaki itu. Saat merasa bahwa kondisi sudah aman kembali, Kalu pun berniat untuk beranjak.
Namun, entah apa yang sebenarnya terjadi, dia malah sekarang berada di atas tubuh lelaki itu dengan keningnya yang baru saja terkena dada lelaki tersebut. Hal itu tentu terjadi secara ketidaksengajaan dan membuat Kalu mengaduh.
**
"Aduh…"
Suara itu membuat Arthur membuka matanya yang terasa berat. Dari tempatnya, dia melihat seorang perempuan yang berada di atasnya tengah mengelus lembut keningnya. Dengan setengah sadar, Arthur dapat melihat jika perempuan itu sempat terkejut lantaran sekarang dirinya sudah membuka mata.
Arthur dapat merasakan jika perempuan itu bergerak dengan perlahan untuk pergi dari tempatnya. Tetapi, hal itu tidak dia biarkan. Dengan cepat, Arthur menahan lengan perempuan itu hingga membuatnya kembali berada di atas tubuh Arthur.
Jarak mereka sekarang sangat dekat. Bahkan Arthur dapat melihat bola mata berwarna cokelat itu dengan jelas. Bulu mata yang panjang dan lentik, alis yang terukir dengan indah dan bibir mungil berwarna merah muda. Arthur tersenyum saat melihat bibir itu. Dia pun kembali menatap bola mata cokelat tersebut.
Mata yang sangat indah. Batinnya.
Ibu jarinya bergerak perlahan menyentuh bibir perempuan itu. Arthur tahu, perempuan ini sedang menatap bibir tebal miliknya juga. Bahkan sekarang, perempuan itu sedang menggigit bibirnya sendiri. Hal itu tentu seakan sebuah godaan yang diberikan untuknya.
Tangannya berpindah ke belakang tengkuk perempuan itu, dan secara pasti, dia mendekatkan bibir perempuan itu pada bibirnya. Mereka bertemu. Mata keduanya sama-sama terpejam. Kecupan itu berubah menjadi sebuah tautan lembut. Arthur dapat merasakan manis pada bibir perempuan ini. Sementara Kalu, dia dapat mencium aroma sisa alcohol dari bibir Arthur.
Kalu, tangan perempuan itu perlahan terjulur pada rambut tebal milik Arthur. Dia meremas rambut lelaki itu seiringan dengan tautan bibir mereka yang semakin kuat dan menuntut. Ditambah lagi, tangan Arthur yang melingkar di pinggangnya dan sesekali dia merasa jika laki-laki ini meremas pinggangnya juga.
Dia bersumpah, ini adalah ciuman yang sangat indah.
Kemudian, Arthur mengubah posisi. Lagi-lagi dengan perlahan, lelaki itu menaruh tubuh Kalu menjadi di bawah. Seakan malam ini, Arthur lah yang memimpin permainannya. Bibir keduanya terlepas sejenak, dan disaat itu juga, Kalu mengambil oksigen.
Hal lain yang membuat Kalu terkejut adalah saat Arthur melepas sweater yang dikenakannya. Tubuh atletis itu… sangat sempurna. Kalu bahkan sampai tertegun melihat indahnya tubuh Arthur. Terutama dada bidang dan perut lelaki tersebut.
Arthur kembali melumat bibir Kalu. Dan Kalu, secara sengaja, dia menyentuh perut kotak-kotak milik Arthur. Dia menyentuhnya dengan perlahan.
"Nghh…" lenguh Arthur disela-sela tautan bibir mereka. Dia semakin memperdalam ciumannya pada bibir Kalu.
Arthur melepas kembali bibirnya. Membuat Kalu sedikit kecewa. Laki-laki itu menatap Kalu dan tersenyum kecil.
"Cute pajamas," ujar Arthur saat menyadari bahwa malam ini Kalu sedang mengenakan baju piyama lengan panjang dengan motif beruang.
"But I wonder what kind of colour are you wearing tonight," ucap Arthur.
"Answer me," lanjutnya.
Kalu mengerti dengan apa yang dimaksud oleh lelaki ini. Lalu dia ikut tersipu dan membisikkan jawabannya, "I'm wearing black,"
Arthur kembali dengan senyumannya. Dia seakan bisa membayangkannya. Kulit putih bersih perempuan ini memakai sesuatu yang berwarna hitam.
"You can take it off if you want it," goda Kalu.
Lagi-lagi, Arthur langsung kembali melumat bibir perempuan itu. Bibir manis yang membuatnya tergila-gila. Kali ini, lumatan keduanya terasa lebih kuat dari sebelumnya. Dan selanjutnya, Arthur melakukan apa yang sudah dia tahan.