Chereads / farm system to novel word / Chapter 271 - Bab 174

Chapter 271 - Bab 174

dan akhirnya kami berdua berakhir di arena khusus untuk pertarungan di sekolah.

karena wanita ini tidak akan pernah berhenti mengejar ku seperti singa ganas, jadi terpaksa kita menggunakan solusi ini sebagai pilihan yg terbaik.

taruhannya adalah jika aku menang dia tidak akan mengejar ku lagi dan jika dia menang dia bisa melakukan apa saja padaku tanpa melawan.

saat itu semua siswi langsung heboh melihat hp mereka, karena pertarungan ini di siarkan secara langsung ke hp para siswi.

terlihat di layar mereka seorang pria tampan berdiri dengan tenang sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

lalu di hadapan pria itu seorang wanita cantik sedang menatap pria itu dengan wajah kesal.

"nona cantik, tidak bisakah kita selesaikan dengan baik baik, kenapa harus dengan kekerasan, wanita harus lembut dan baik hati agar menjadi istri yg disegani" kataku dengan santai

"kamu merebut hal yg berharga bagiku, lalu meninggalkanku sendirian di tengah malam, kamu pria yg tidak bertanggung jawab

"oi oi jangan membuat orang lain salah paham, bukan kah aku sudah mengembalikannya" kataku dengan kesal

"apa yg di kembalikan, aku sudah tidak suci lagi" katanya dengan expresi yg berpura pura sedih.

"sial itu hanya ciuman, apa nya yg tidak suci, jangan merusak reputasi ku sembarangan" teriakku dengan kesal.

"ciuman pertama wanita juga sesuatu yg suci, kamu raja iblis bajingan, beraninya menipu ku di tengah malam" kata wanita itu dengan kesal

"ok ok ayo kita berdamai saja, aku akan bertanggung jawab, tidak perlu saling memukul, aku tidak bisa memukul wanita" kataku yg berusaha membujuk nya.

"jangan bicara omong kosong, aku hanya ingin menghajar mu, raja iblis sepertimu harus pergi dari dunia ini" kata wanita itu dengan kesal dan dia langsung menyerang ku.

dengan cepat aku menghindari serangannya sambil mundur secara perlahan.

tapi dia terus menerus menyerang ku tanpa jeda sedikit pun.

saat hampir mencapai batas arena saya mulai menggodanya lagi.

"tapi bibir mu sangat manis saat itu, aku tidak pernah melupakannya" kataku dengan lembut.

"eehh" seketika wanita itu langsung tertegun sesaat.

dengan cepat aku menendang satu kakinya dan di langsung jatuh ke arahku.

lalu dengan cepat aku menghindar dari kesamping.

saat akan menyentuh tanah dia akhirnya menggunakan tangannya untuk menahan tubuhnya dan langsung menggunakan gerakan melompat yg keren dan berdiri kembali dengan wajah bangga.

"tipuan mu tidak akan mempan pada ku lagi, dasar raja iblis" kata wanita itu dengan sombong.

"benarkah, lihat di mana kamu berdiri" kataku sambil menatap nya yg berdiri di luar garis pembatas arena.

saat itu wanita itu juga mulai memperhatikan dan wajahnya langsung menunjukan expresi kesal.

"kamu curang, aku ingin pertandingan ulang, ini tidak masuk hitungan" kata wanita itu dengan kesal.

"kalah adalah kalah, jangan seperti anak kecil, mari kita penuhi taruhannya" jawab ku dengan acuh tak acuh

"aku tidak terima, harus ada pertandingan ulang" kata wanita itu dengan kesal sambil berjalan ke arah ku.

"ok ok kamu bisa memukulku agar kamu puas" kata ku dengan santai sambil menatapnya yg mulai mendekat.

dengan cepat dia langsung menendang wajah ku dan aku hanya berdiri diam.

dengan suara pukulan yg keras, kakinya langsung mengenai wajahku dan setetes darah mengalir keluar dari hidung ku.

"kenapa kamu tidak menghindar" kata wanita itu dengan expresi kaget

"apa kamu sudah puas, jika belum lakukan lagi" jawab ku dengan santai.

saat itu wanita itu langsung menendang ku lagi, kali ini di bagian perut ku, lalu lengan ku, dagu ku dan pipi ku.

tapi aku masih saja berdiri diam sampai dia berhenti karena kelelahan.

"apa kamu sudah puas, bisakah kamu memaafkan ku sekarang" kataku dengan acuh tak acuh

tapi dia hanya menatapku dengan mata lembutnya.

"apa kamu baik baik saja, hidung mu berdarah" kata nya dengan panik sambil mendekatiku dan mengusap darah yg keluar dari hidungku.

"tidak apa apa, selama kamu tidak marah lagi, jadi bisakah kita berteman sekarang" saat itu aku memegang tangannya yg membersihkan darah ku dan meletakkannya di pipiku.

"apa hanya teman" katanya dengan lembut sambil menatap wajahku dengan penuh harapan

"selama kamu mengantarku pulang dengan sepada, mungkin bisa lebih dari teman"

"tapi itu bukan sepeda ku, aku hanya meminjamnya dari seorang teman" balasnya dengan ragu ragu

"kalo begitu bagaimana kalo kamu mengembalikan ciuman ku" saat itu kami saling menatap dan bersiap untuk berciuman dan wanita itu juga sudah mulai menutup matanya.

"ehem, kalian melanggar peraturan sekolah, karena tidak menggunakan alat pengaman saat bertarung, jika di ulangi lagi kalian tidak akan bisa menggunakan arena penyisihan lagi" kata seorang wanita yg tiba tiba muncul di sebelah ku

"tidak bisakah kalian muncul nanti, kalian merusak suasana romantis kami berdua" kata ku dengan kesal

"benar kalian memang perusak suasana" sambung wanita yg ada di pelukanku dengan kesal.

"dilarang berbuat mesum di sekolah, apa kalian tidak tahu bahwa pertarungan kalian di siarkan dan di tonton oleh siswi di sekolah ini" kata wanita itu dengan wajah tegas

"terserah, mari kita lanjutkan sepulang sekolah, oohh aku bahkan tidak tahu nama mu"

"dal dal, panggil saja dal dal, jadi Nero bisa kamu lepaskan pelukanmu dulu, semua orang menonton"

"maaf, kalo begitu aku ke kelas dulu, aku akan tunggu kamu saat pulang sekolah" kataku dengan santai sambil melepaskan pelukanku dan perlahan pergi dari arena dan di ikuti oleh dal dal

__________________________________

saat masuk ke kelas, semua siswi menatap ku dengan mata berbinar dan bahkan ada yg memberiku jempol sambil mengedipkan matanya.

"Nero apa kamu baik baik saja, aku menonton mu di hp yg lain, saat itu aku melihatmu di pukuli oleh dal dal" kata jaegu dengan nada khawatir

"tenang saja, sebagai laki laki kamu harus kuat untuk melindungi orang yg kamu cintai, hidup bukan hanya sekedar untuk makan dan tidur, kamu juga harus menjadi lebih kuat untuk melindungi adik adik mu" jawab ku dengan santai sambil menepuk bahunya

"tapi aku tidak suka bertarung" kata jaegu dengan ragu ragu

"dalam hidup ini, kamu tidak bisa memilih apa yg kamu suka atau tidak suka, jadi selalu bersiap untuk yg terburuk adalah pilihan yg terbaik, apa yg akan kamu lakukan jika suatu saat adik adik mu akan di pukuli, apa kamu hanya akan diam saja dan memohon belas kasihan hanya karena kamu tidak mau bertarung" saat itu aku langsung mengabaikannya yg masih termenung dan langsung duduk di tempat ku.

"Nero kamu sangat keren, aku tidak tahu kamu sangat kuat" kata wanita yg duduk di depan ku

"he he he hati hati terpesona oleh ku, aku bukan pria yg baik, jangan sampai kamu jatuh cinta pada ku" kataku dengan nada main main

"kamu terlalu narsis" bantah wanita itu dengan nada bercanda