Chereads / farm system to novel word / Chapter 189 - Bab 92

Chapter 189 - Bab 92

saat ini saya berjalan di lorong yg gelap menuju kamarku, melihat sekeliling hanya cahaya redup yg samar samar menerangi jalan yg gelap.

ditambah suara hujan yg deras membuat suasana semakin terasa tidak nyaman.

saat mendekati kamarku, samar samar saya melihat seseorang menunggu di depan pintu kamarku.

pikiran bahwa zombi sudah masuk ke sini mulai melintas dibenak ku.

dengan waspada saya perlahan mendekati orang tersebut.

"Neo, bisa bibi bicara dengan mu sebentar"

ternyata orang tersebut adalah bibiku, dengan gaun ungu nya dan rambutnya yg berwana ungu membuatnya terlihat seperti janda sejati.

"bibi masuk dulu bicara di kamar Neo saja, di luar agak dingin"

"baiklah, kita bicara di dalam saja"

saat itu saya memimpin bibiku masuk ke kamar ku, karena tidak ada kursi untuk duduk kami berdua hanya duduk di tempat tidur.

"ada apa bibi malam malam mencari Neo" tanya ku pada bibiku yg ada di sebelahku sambil melihat pahanya yg mulus

"Neo, bibi ingin tahu apa kamu melakukan hal yg salah dengan mana"

"apa maksud bibi hal yg salah"

"hal yg seharusnya tidak di lakukan oleh anak kecil"

"apa ini termasuk hal yg salah" saat itu saya mulai mengelus paha bibiku sampai ke selangkangannya.

"ya ini salah Neo" jawab bibiku sambil menahan tangan ku agar tidak terlalu jauh kedalam.

tapi hal itu hanya ilusi bibiku saja karena perbedaan kekuatan, tangan ku sudah menyelinap ke dalam celana dalam nya dan memainkan jari ku di lubang vaginanya.

"Neo ini benar benar salah, cepat hentikan Neo" desah bibiku yg mulai bersandar di bahuku

"tapi sepertinya bibi sangat menikmatinya, buktinya itu mulai basah"

"tidak Neo, itu tidak benar, kamu tidak boleh melakukan ini pada bibi mu"

"benar kah, sepertinya bibir bibiku juga enak" saat itu saya menatap wajah bibiku yg bersandar di bahuku, lalu saya mengangkat dagunya agar kita bisa saling menatap

"Neo mmmmm" sebelum bibiku selesai bicara saya mulai menciumnya lalu dengan cepat memainkan lidah bibiku dengan lidah ku.

saat itu terlihat tubuh bibiku mulai gelisah dan ada sedikit butiran keringat yg mulai keluar dari tubuhnya.

setelah 15 menit lebih tubuh bibiku mulai bergetar dan dia mulai melepaskan ciuman nya sambil terengah-engah.

"Neo bibi kembali dulu" kata bibiku dengan lemah

"kenapa buru buru bukankah kita baru pemanasan"

saat itu saya menjatuhkan bibiku ke tempat tidur ku dan langsung menarik celana dalamnya.

"Neo, kita tidak bisa melakukan ini, aku bibi mu" kata bibiku dengan lemah sambil menutup selangkangannya yg sudah terbuka tanpa celana dalam

"tenang tidak akan ada yg tau"

lalu saya dengan cepat naik ke tubuh bibiku lalu dengan perlahan membuka kakinya yg rapat sehingga lubang vagina nya mulai terlihat.

dengan cepat saya mulai memasukan senjataku ke lubang vaginanya.

"Neo jangan mmmmm"

lalu saya mulai memompanya nya dengan perlahan.

"bibi jangan berbohong, tubuhmu benar benar menginginkannya"

"Neo itu tidak benar, ini salah Neo"

saat itu kedua kaki bibiku mulai menjepit pinggangku sambil mendesah dengan wajah yg mulai memerah

"bukankah bibi mulai menikmatinya"

"hah hah hah Neo maaf hah hah hah"

"tidak apa apa selama bibi ku bahagia"

"tidak Neo hah hah hah bibi salah hah hah hah"

"tidak ada yg salah dengan bibi, Neo juga menikmatinya, lubang mu benar benar enak bibi" saat itu saya mulai memompanya lebih cepat

"Neo jangan hah hah hah, bibi tidak tahan, hah hah hah ini terlalu enak hah hah"

saat itu bibiku mulai mengubah posisinya di atas tubuh ku dan mulai menggila

"maaf Neo, bibi sudah lama tidak melakukannya, bibi sudah tidak tahan"

saat itu bibiku mulai memompa dengan gila

"tenang saja bibi, ini akan jadi rahasia kita berdua saja"

"Neo hah hah hah biar kan bibi mu menggila malam ini"

dan selama 3 jam penuh teriakan kenikmatan bibiku mulai bergema di kamarku.

tapi yg tidak di sadari adalah Li yg mendengarkan di balik pintu hanya bisa terdiam dan tidak berani bergerak.

dengan wajah yg penuh ketidak percayaan dia memeluk tubuhnya yg gemetar.

mendengar suara suara bibiku yg merdu penuh kepuasan, kaki Li mulai melemah dan secara perlahan mulai menjauh dari pintu kamarku.

________________________

pagi berikutnya

"pagi semuanya, pagi Li, kenapa wajah mu begitu pucat, apa kamu begadang di malam hari" saat itu bibiku menyapa semua orang di dapur dengan senyum gembira

"tidak apa apa, hanya susah tidur" jawab Li

"kami harus lebih banyak istirahat Li dan Lena kelihatan lebih bersemangat hari ini, apa ada sesuatu yg bagus" kata Noah sambil memakan makanannya.

"tidak ada, hanya mimpi indah semalam" jawab Lena sambil mengemas makanan di atas nampan serta teh hangat yg baru di seduh

"baguslah, apa itu untuk anakmu, sepertinya dia sudah sarapan"

"tidak ini untuk Neo, dia jarang sarapan pagi jadi saya sedikit khawatir dengan asupan gizinya" jawab Lena dengan tenang.

tapi di dalam hatinya dia hanya mengeluh.

"dia keluar sangat banyak tadi malam, jika tidak ada gizi yg cukup Neo bisa sakit"

"terimakasih sudah perhatian dengan anakku, tapi kamu sepertinya blom makan" kata Noah

"nanti aku makan punya Neo" jawab Lena tapi tiba tiba dia mulai menambahkan dengan panik

"maksudku setelah ini saya akan makan"

"mm, jangan sampai telat makan" jawab Noah sambil mengangguk

"baiklah, saya akan mengantarkan makanan Neo dulu"

"hati hati" balas Noah

dan sejak saat itu bibiku selalu mengantarkan makananku ke kamar dan kembali dengan dengan senyum bahagia setelah 1 jam sambil bersenandung riang.

dan setiap malam kadang kadang sering terdengar desahan merdu dua wanita di luar pintu kamarku.

tentu saja itu adalah bibiku dan mana yg sedang bermain bersama.

______________________________

sampai suatu malam terjadi hujan air hitam dan banyak orang mendadak menjadi sakit.

saat itu saya juga memberikan obat obatan yg ada di inventory yg saya miliki kepada penanggung jawab yg bersangkutan.

tapi saat hujan mulai mereda di pagi hari, hampir semua pengungsi yg mengatakan demam di malam hari mulai berubah menjadi zombie.

saat itu saya, bibiku dan mana sedang mengobrol di dalam kamarku dengan serius.

"Neo, mana benar benar melihat masa depan seperti itu"

"tidak apa apa, Neo akan melindungi mana dan sepertinya hal itu memang sudah terjadi"

"Neo apa maksudmu" kata bibiku

"coba dengarkan sepertinya ada keributan di bawah sana, ini pasti yg di lihat mana"

"Neo, ayo kita turun, Iva dalam bahaya"

"ya kita akan turun, tapi semua harus hati hati jangan terburu buru, tetap di dekatku, jangan khawatir dengan Iva, ada ayahku di sana"

saat itu saya langsung mengeluarkan pedang gas dan meletakkannya di belakang pinggangku sambil perlahan berjalan keluar.

saat hendak mendekati pintu, tiba tiba pintu kamarku di di hancurkan oleh sekumpulan tanaman merambat.

"semuanya mundur" teriakku dan dengan cepat mengeluarkan pedang gas sambil mendorong mereka berdua ke belakang.

"Neo hati hati" kata bibiku dan mana secara bersamaan

"percayalah" jawab ku sambil tersenyum