pagi berikutnya di hutan korupsi.
saat ini kami menuju lokasi makam, setelah mengkonfirmasi bahwa makam benar benar hilang, kami kembali ke tenda dan mempersiapkan perjalanan pulang.
"apa kalian melihat Nero dan Cho Hong" tanya Dylan
"Nero di tarik oleh Cho hong ke dalam hutan untuk berlatih pedang sejak 3 jam yg lalu" jawab Hugo
tapi sebelum percakapan berlanjut, saya dan Cho Hong sudah muncul di hadapan mereka.
"ada apa dengan Cho Hong, kenapa wajah nya memerah" tanya Seol yg melihat saya memapah Cho hong
"dia hanya ke kelahan, kami berlatih terlalu keras" jawab ku dengan santai
"kamu yang terlalu keras" kata Cho Hong dengan kesal
"bukankah kamu berteriak jangan berhenti, apa aku salah dengar"
"kamu idiot, aku bilang jangan setelah itu berhenti, kenapa kamu menyambung kata katanya" teriak Cho Hong dengan kesal
"ok ok karena kalian berdua sudah datang ayo kita berangkat ke bentang Arden, karena master Ian mendapatkan panggilan kerajaan bahwa bentang Arden telah di serang oleh parasit" setah jeda sesaat Dylan langsung menoleh ku
"dan untuk Nero, apa kamu ingin bergabung dengan tim carpet diem kita" tanya Dylan
"dia akan bergabung, berani beraninya dia tidak bergabung dengan tim kita" kata Cho Hong
"ehem, saya akan bergabung, tapi Seol juga harus memiliki kesempatan bertarung, dia memiliki potensi yg bagus hanya terlihat terlalu naif" jawan ku sambil menunjuk Seol lalu saya melanjutkan lagi
"saya tidak akan banyak membantu di tim, tapi saya pastikan selama saya ada tidak akan ada yg mati di tim ini, ini juga untuk membiarkan Seol berkembang"
"ternyata kamu sangat memperhatikan Seol, apa ada sesuatu yg tidak kami ketahui" tanya hogo
"kamu lihat sendiri matanya yg naif, dia pasti ingin membatu semua orang yg kesusahan, menyelamatkan paradise ini dari parasit yg menyerang, tapi tanpa kekuatan apakah itu mungkin, jadi bantu saja dia jadi kuat toh tidak ada ruginya, he he he" kataku sambil tersenyum main main
"jadi kamu melihatnya juga, jika itu masalahnya say juga setuju, mulai sekarang Seol juga harus membantu dalam pertempuran dan perencanaan strategi, apa kamu setuju seol" kata Dylan, lalu semua orang menatap Seol
"baiklah, terima kasih semuanya" kata Seol sambil membungkukkan badan
"ok semuanya kita berangkat sekarang" kata Dylan
"Nero kamu harus memberikan gendongan putri pada ku, ini semua salahmu" kata Cho Hong dengan pelan
"baiklah" saat itu aku langsung memberinya gendongan putri dan mulai berjalan menuju benteng Arden
____________________________________
di benteng Arden, saat kami tiba di sini semua orang sudah berkumpul dan kami langsung melakukan rapat strategi yg di pimpin oleh putri Teresa, setalah debat yg keras banyak penduduk bumi menentang membantu, tiba tiba Seol ingin mengajukan pendapat.
"kamu hanya level 1, beraninya kamu berbicara di sini" salah satu penduduk bumi mulai menentang
"ya benar, kualifikasi apa yg di miliki orang ini" dan akhirnya di ikuti oleh yg lainnya.
saat itu saya mulai berjalan ke arahnya dan bertanya
"jadi apa kamu punya solusi yg bagus, bukankah dari tadi kamu hanya berteriak tidak mau membantu, jika tidak mau membantu silahkan tapi jika kamu menghambat, he he he penjahat mati karena banyak bicara, saya menonton nya di anime setiap hari" kataku dengan santai
"kamu beraninya kamu menga..." tapi sebelum kata kata nya selesai tubuh nya langsung terbelah dua oleh pedang ku.
"kamu..." dan yg ingin bicara juga langsung terpenggal, hingga beberapa orang sudah mati akhirnya semua nya sunyi.
"he he he, lihat lebih mudah menggunakan pedang dari pada berdebat dengan orang bodoh, ayo beri tahu rencana mu, kita mendengarkan" kata ku sambil mendekati Cho Hong
"kamu bahkan berani membunuh bangsa mu sendiri dengan enteng" kata putri Teresa
"saya tidak punya konsep bangsa dan konsep ras, selama mereka baik saya baik, selama mereka layak untuk di lindungi saya akan lindungi, jika memang layak untuk mati bunuh saja tanpa ampun" kataku sambil mengelus pantan Cho Hong dan dia langsung memukul tangan ku.
saat itu semua hening
setelah beberapa saat akhirnya kami mulai membahas rencana yg di ajukan Seol.
"saya setuju dengan ide Seol, saya akan melindunginya, Seol kamu fokus membunuh Medusa" kata ku
"Nero itu berbahaya, kamu bisa terluka" kata Cho Hong
"bukankah kamu selalu berteriak ingin membunuh ku, di Medan perang mana yg berjuang tanpa terluka"
"terserah mu saja, jika terjadi apa apa, aku tidak akan membiarkanmu meremas pantat ku lagi" kata Cho Hong dengan kasar
"bagaimana dengan dadanya"
"jangan pernah pikirkan itu, tangan mu terlalu kasar" teriak Cho Hong
"ehem karena semua sudah beres ayo kita mulai rencananya" kata Teresa sambil menatap kami berdua
______________________________
saat ini Seol sudah keluar dari bentang dengan kecepatan tinggi menuju lembah tempat Medusa bersembunyi dan saya mengikutinya dari belakang dan membunuh serangga yg mendekat.
satu tebasan gelombang energi pedang langsung membekukan puluhan serangga, satu tebasan lagi membakar puluhan serangga, satu tebasan lagi membuat puluhan serangga hangus tersengat listrik, terus seperti itu sampai tidak ada serangga yg mengikuti.
setelah beberapa saat akhirnya Seol bertemu dengan Medusa, sesuai rencana akhirnya Seol memberikan sinyal dan Dylan sudah siap menembak, setelah Seol melemparkan bola megis air, Dylan langsung menembakan panah petir dan akhirnya Medusa tertembus oleh panah tersebut, dengan cepat Seol langsung menggunakan tombaknya untuk membunuh Medusa.
setalah menunggu Seol pulih kami berjalan kembali ke benteng Arden, di sana semua orang terlihat menunggu, tapi tiba tiba Cho Hong berlari dengan cepat ke arahku dan langsung memelukku seperti monyet.
"huh kamu sangat keren, aku tidak tahu mage bisa sekeren itu" kata Cho Hong sambil menatap ku
"ok ok, apa kamu tidak akan turun, kamu terlihat seperti monyet"
"huh monyet ini akan terus memelukmu" saat itu dia langsung mencium ku dengan ganas di depan semua orang.
"sepertinya mereka akan lama, ayo masuk dulu" kata Samuel
"sepertinya kamu tahu sesuatu tentang mereka" tanya Dylan
"he he menurut mu kemana mereka hilang selama 3 jam saat kita mempersiapkan diri berangkat ke sini" kata Samuel
"maksudmu mereka berciuman selama 3 jam" kata hogo
"lebih dari berciuman, apa kamu tidak lihat wajahnya merah dan kakinya lemah saat kembali waktu itu" kata kata Samuel langsung membuat semua terdiam.
"kenapa kakinya lemah dan wajah nya merah, Nero bilang mereka berlatih terlalu keras" kata Seol memecah suasana hening
"Nero benar, kamu terlalu naif, kamu harus banyak berlatih dan meningkatkan pengalaman mu" kata Dylan sambil menepuk bahu Seol dan berjalan menuju ruang strategi
di sisi lain kami yang masih berciuman akhirnya memisahkan diri dan saling menatap.
"apa sudah puas" tanyaku dengan santai
"jadi kamu ingin memuaskan nona ini, oke datang ke kamarku nanti malam"
"baiklah" saat itu saya meremas pantat Cho Hong sambil berjalan ke dalam ruang strategi