Chereads / CATATAN HIJRAH / Chapter 2 - zina

Chapter 2 - zina

Seorang gadis berusia 17 tahun. Kala itu aku baru lulus Sekolah Menengah Kejuruan, dan tidak melanjutkan ke bangku kuliah, melainkan memilih untuk bekerja.

Semasa aku bersekolah aku memiliki seorang pacar. Aku sudah menjalin hubungan yang sangat lama dengannya, kurang lebih 3 tahun lamanya. Bertahun-tahun ku lewati hariku dengan status berpacaran itu.

Ia memang sosok lelaki idamanku, ia berasal dari keluarga yang paham agama, keluarga yang baik-baik dan juga cukup kaya raya.

Sementara aku, aku berasal dari keluarga yang kurang mampu, berantakan, ya aku adalah seorang anak broken home. Tapi pacarku tak mempersoalkan tentang itu.

Selama 3 tahun kami berpacaran, ia sangat baik memperlakukanku, menjagaku, dan setia kepadaku. Bahkan ketika ia berada di luar kota untuk berkuliah, ia tak pernah mengabaikanku. ya sudah setahun kami pacaran jarak jauh, atau sering disebut LDR. Dan kali ini kami tidak akan LDR lagi karena aku diterima bekerja dikota tempat ia berkuliah.

Hari-hari kulewati dengan bahagia, aku lebih sering bertemu dengannya karena asrama tempatku bekerja tak jauh dari tempat dia kost, dan kami juga jauh dari pengawasan orang tua. Hal itu membuat kami bebas bertemu jika memiliki waktu senggang.

Setelah 5 tahun menjalin hubungan asmara dengannya, tibalah di suatu masa dimana syaitan berhasil menggoda iman kami berdua.

Dari yang awalnya berpegangan tangan, berciuman, dan dimana godaan syaitan itu semakin dahsyat sehingga akhirnya zina pun tidak dapat dihindari lagi.

Lambat laun hal itu terus berulang terjadi, aku termakan janji manis yang selalu dilontarkan olehnya, ia berjanji akan menikahiku, malangnya saat aku hamil laki-laki itu tidak bersedia dengan alasan masih belum siap, karena ia harus menyelesaikan kuliahnya 2 semester lagi.

Semakin hari, aku merasa gelisah. aku mulai ingat kepada Allah, ingat akan semua dosa yang kuperbuat. Dan aku mengajaknya kembali ke jalan Allah. Namun ia terus saja menghindar dariku. Aku stress, hingga akhirnya aku keguguran. Tak ada satu orangpun yang tau aku hamil dan sampai keguguran. Dan asrama kami juga seperti tempat kost, jadi para pekerja yang tinggal disitu memiliki privasi masing-masing, rumah masing-masing, bisa di bilang sih kompleks perumahan karyawan. Aku mengambil cuti selama 2 minggu untuk memulihkan kesehatanku. Aku berusaha mengurus diriku sendiri yang saat itu sedang dalam masa pemulihan pasca keguguran. Pacarku sudah kuberi kabar, namun ia tak kunjung datang menjengukku. Setelah 2 minggu berlalu, ini adalah hari pertamaku kembali bekerja, tubuhku sudah cukup sehat berkat jamu yang tiap hari aku stop di depan pintu rumah, dan berkat obat-obatan dari klinik tempat aku berobat.

Pada saat pulang bekerja pacarku menemuiku di depan kantor. Ia mengajakku ke sebuah cafe dekat kantor. Ia meminta maaf padaku dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi pada saat itu aku menolaknya, aku memutuskan hubunganku dengannya, karena aku sudah mantap untuk benar-benar bertaubat.

Aku mulai merubah pakaianku dengan pakaian syar'i, berusaha sholat tepat waktu, mengaji, sholat taubat, sholat tahajud, dan aku semakin memperdalam pengetahuan agamaku dengan mengikuti sebuah pengajian.

Tak lama setelah itu, teman di pengajian mengenalkanku dengan sosok lelaki dewasa, insya Allah agamanya bisa diperhitungkan. Perkenalan itu terjadi cukup singkat, seperti ada keyakinan jika lelaki dewasa ini bisa membimbingku menjadi wanita lebih baik lagi. setelah 1 bulan kami ta'aruf. Kami akhirnya memutuskan untuk menikah.