"Aku ingin bertemu dengan istrimu!"
Bagas yang kini bersama dengan Shirley menuju kampus sang istri sedikit khawatir dan resah karena Agnes pasti akan berpikiran macam-macam. Bagas melihat Shirley dengan ekspresi datar dan menggelengkan kepala.
"Kenapa kau seperti tak nyaman, Bagas? Apa kau takut?" tanya Shirley menyeringai.
"Siapa yang takut? Aku hanya tak ingin menimbulkan keributan lagi," tandasnya.
"Lagi?" Shirley menaikkan alisnya, penasaran.
"Bukan apa-apa," sahut Bagas cepat-cepat menyahut.
"Hah, aku penasaran kira-kira bagaimana wajah istrimu saat melihatku datang dan menyapanya," ucap Shirley santai dan tenang.
"Justru itulah yang membuatku khawatir," seloroh Bagas.
"Tsk, sudahlah! Apa kau tak mau menghubungi istrimu? Sepertinya aku mendengar ponselmu terus-menerus berdering di rumahku tadi."
"Tidak, biarkan saja!" sahut Bagas.
"Ah, kau mau memberikannya kejutan, ya?" Shirley mengerjapkan matanya.