Segala persiapan telah selesai Francis dan Dara lakukan sebelum kepergian anak juga menantunya untuk berbulan madu, sehingga keduanya hanya perlu segera pergi tanpa memikirkan apapun yang bisa merepotkan mereka berdua.
Dan kini, Feroza dan Griselda sedang duduk di bandara menunggu pesawat mereka akan terbang. Sebisa mungkin Feroza tak menunjukkan sikapnya yang mencurigakan karen sekarang ada beberapa asisten Griselda yang akan ikut pergi bersama mereka, meskipun sebenarnya Feroza merasa sangat khawatir pada Natasya yang tak kunjung datang ke tempat itu.
Feroza sengaja membawa Natasya pergi bersamanya ke luar negeri, karena yang ia inginkan hanyalah menghabiskan waktu bersama kekasihnya.
Walaupun pasti akan sulit untuk berduaan di sana, namun setidaknya Natasya berada di dekat Feroza dan ia juga akan berusaha sebisa mungkin untuk mencuri waktu.
"Ke mana Natasya? Kenapa dia belum juga datang ke sini?" gumam Feroza dalam hati.
Sedang berpikir keras mengenai keberadaan Natasya, tiba-tiba saja Feroza dikejutkan dengan genggaman hangat di lengannya akibat ulah Griselda.
Segera Feroza menoleh ke arah Griselda untuk memastikan apa yang sedang dilakukan istrinya, akan tetapi sepertinya Griselda memang sengaja menggandeng lengan Feroza dan menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu.
Ingin sekali rasanya menepis tubuh Griselda dari dekatnya karena ia merasa sangat jijik pada wanita itu, namun hal itu tak mungkin ia lakukan di tempat umum seperti ini.
"Kau pasti pegal ya?" tanya Feroza dengan sangat manis dan lembut hanya sebagai pencitraan di depan para asisten Griselda.
Dengan perlahan Griselda menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan Feroza, "Iya."
Melihat sikap Griselda yang begini, rasanya wanita itu seperti seseorang yang normal. Seseorang yang perasa dan bersikap manja pada suaminya, hingga Feroza sesekali merasa cukup ragu apakah istrinya benar-benar gila atau hanya bersandiwara.
"Kalau begitu tidurlah sejenak di bahuku, karena waktunya juga masih cukup lama." Feroza kembali memberikan perhatian kepada Griselda sembari mengusap lembut rambut wanita itu.
"Aku menyayangimu, Feroza!" ujar Griselda polos.
Semua orang yang berada di tempat itu tertegun tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar, karena baru kali ini Griselda bersikap sangat normal bahkan kalimat itu tak pernah Griselda ucapkan sebelumnya.
"No-nona? Apakah nona butuh bantuan?" tanya salah satu asisten Griselda lalu ia mendekat ke arah majikannya dan berjongkok tepat di hadapan wanita itu.
Tetapi Griselda yang tak membutuhkan bantuan apapun justru segera menggelengkan kepalanya cepat menolak tawaran asistennya, "Tidak! Aku tak butuh bantuan darimu. Aku hanya ingin berada di dekat suamiku, jadi kau jangan mengganggu."
"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan mengganggu," sahutnya sambil bergegas menjauh menuruti perintah Griselda.
Dan Feroza yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis dengan geli kemudian berbisik di telinga Griselda, "Hei! Mengapa kau bisa mengatakan hal itu di depan semua orang seperti ini? Apa jangan-jangan sebenarnya kau memang tidak gila?"
"Ayo jujur!" lanjut Feroza lagi.
Tak mendapatkan jawaban apapun dari istrinya membuat Feroza kesal dan ia kembali berkata, "Jawab pertanyaanku! Jangan diam saja, karena sekarang aku merasa sudah mengetahuinya semuanya, jadi kau tak bisa berbohong lagi padaku."
"Kau ini bicara apa?" tanya balik Griselda dengan suara yang berbisik juga.
"Lihat! Ucapanku memang benar, bukan?" tukas Feroza sedikit agak kencang.
Lelaki itu segera menutup mulutnya menggunakan telapak tangan dan melihat ke sekitarnya dengan ragu hanya untuk memastikan tak ada satupun orang yang curiga, "Kau memang tidak gila, benarkan?"
"Aku akan berteriak! Aa--."
Feroza langsung mengelus lembut pipi Griselda sembari sedikit membekap mulut wanita itu agar tak mengeluarkan suara sedikitpun, ia hanya memperlihatkan sisi manis dan perhatiannya pada sang istri di depan semua orang begini.
Tanpa disangka, Griselda justru berdiri tegak dari duduknya sampai mengejutkan semua orang apalagi Feroza yang takut jika wanita itu akan berulah lagi.
"Ka-kau mau ke mana, Sayang?" Feroza turut berdiri dari duduknya kemudian ia merangkul bahu Griselda dengan lembut.
"Aku ingin pergi ke toilet," sahutnya datar dan langsung pergi begitu saja dari hadapan semua orang.
Feroza bergegas untuk menyusul istrinya namun seseorang menahannya dengan tegas, "Tak apa, biar aku saja yang menemaninya. Lagipula tuan tidak bisa masuk ke dalam toilet wanita, jadi aku yang akan menemani nona Griselda."
Mendengar perkataan asisten itu yang ada benarnya membuat Feroza hanya bisa setuju dengan kepala yang sudah mengangguk pelan, "Iya, kau benar. Kalau begitu aku titip Griselda, tolong awasi dia dan pastikan semua keadaannya baik."
"Baik, Tuan."
Seperginya asisten itu, barulah Feroza duduk kembali di tempatnya dengan tenang dan ia memilih untuk memainkan ponselnya menanyakan keberadaan Natasya yang entah berada di mana.
Sedangkan Griselda yang sudah sampai di depan pintu toilet wanita tiba-tiba menghentikan langkahnya, ia sedikit menoleh dengan sinis ke arah belakang lalu ia mendapati asistennya di sana.
"Kau tak perlu masuk ke dalam, tunggu saja di sini dan biarkan aku selesaikan pekerjaanku di dalam!" perintah Griselda dengan sangat tegas.
Tak bisa membantah perkataan majikannya akhirnya wanita itu hanya menurut saja dan memutuskan berdiam diri di depan toilet wanita, dan Griselda segera masuk ke dalam sana untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Pandangan wanita itu terus tertuju pada cermin yang berada di depan wastafel, dan entah pikirannya sedang tertuju ke arah mana namun yang pasti saat ini Griselda merasa sangat tak tenang.
Hingga kemunculan seorang wanita dari dalam salah satu toilet cukup mengejutkan Griselda, dan ia langsung berpura-pura mencuci wajahnya.
Begitupun dengan Natasya yang cukup terkejut dengan keberadaan Griselda di sana apalagi wanita itu terlihat hanya sendirian tanpa ditemani siapapun, "Griselda?"
Geiselda mengangkat kepalanya pelan lalu ia menatap sinis pada Natasya yang berdiri tak jauh dari tempatnya, wanita itu tak mengeluarkan suara sedikitpun namun masih terus memandangi wajah Natasya.
"Sepertinya ada yang aneh dari Selda," ujar Natasya sangat kebingungan.
"Aneh apanya?" tanya Griselda ketus.
"Hei! Mengapa kau bisa menjawab perkataanku?" tanya balik Natasya yang semakin yakin jika ada sesuatu hal yang tak beres dengan Griselda.
"Memangnya kenapa? Aku hanya menjawab perkataanmu, bukannya mengikuti orang lain pergi honeymoon!" sindir Griselda sangat tajam.
Kening Natasya berkerut kencang mendengar perkataan Griselda yang menurutnya sangatlah tak biasa dan tak pernah ia duga, "Kau? Apakah kau sudah tak gila lagi? Kau sudah sembuh?"
"Semua itu bukan urusanmu! Mulai sekarang jangan lagi ikut campur ke dalam hidupku dan Feroza karena kami sudah menikah, urus saja hidupmu yang jauh lebih menyedihkan ini!" titah Griselda penuh penekanan bahkan jari telunjuknya mengarah pada wajah Natasya.