Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I hate my father

Novita_6274
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.1k
Views
Synopsis
"BRAAKKKKK!!!! " Aku mendengar suara gebrakan dan suara orang tuaku sedang ribut, seketika aku terbangun dan mengintip di sela-sela pintu. Melihat Ayahku yang sedang memarahi Ibuku. Apa yang sedang mereka ributkan? tentu saja masalah uang.

Table of contents

Latest Update1
12 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - 1

"Apa yang kamu banggain dari sikap pemalas kamu itu? setiap hari dirumah aku kerja banting tulang sendiri, kamu malah enak tidur seharian" terdengar suara Ibuku yang sudah muak sekali dengan Ayahku.

"Ya kamu bisalah ngertiin aku, aku gak bisa kerja berat capek! kalo kamu terus-terusan kayak gini mending aku pulang ke rumah ibuku " sahut Ayahku.

"Pulang aja sana. Punya masalah semua di aduin ke Ibu kamu. Kamu udah punya anak udah punya istri. Kamu bisa gak sebentarrr aja gak ketergantungan sama Ibu kamu? " jawab Ibuku yang sudah menangis mendengar jawaban Ayahku.

"Ya sudah Aku pulang saja rasanya muak banget hidup kayak gini sama kamu" Kata Ayahku.

Sontak saja Ibuku kaget dengan jawaban Ayahku, dan memilih untuk bercerai.

Ibu dan Ayahku tidak peduli Aku melihat mereka bertengkar, dan akupun tidak tau bercerai itu apa.

Yang aku tau saat itu Ayahku pergi dari rumah dan tidak pernah datang lagi.

Setelah perceraian Ibuku sering sekali marah-marah. Semua masalah dia jadi kesalahan Aku.

Sering sekali Aku minta ampun supaya Ibu berhenti cubit Aku, berhenti nampar Aku, berhenti jambak Aku.

Aku tau saat itu pasti Ibuku depresi berat. Ibu sering menyendiri, sering dijudge orang.

Tapi Ibu dan Aku saling menguatkan.

Beberapa tahun berlalu Aku sudah berumur 11 tahun. Saat di perjalanan pulang sekolah aku bertemu Ayahku dirumah tetangga.

"Yah, Ayah ngapain? kangen banget sama Ayah" kataku.

"Kamu baru pulang sekolah? Kapan-kapan ke rumah Ayah sendiri ya, kan udah gede. naik sepedah mini ke rumah Ayah" Kata Ayahku.

"Iya yah,besok aja. Ayah gak mampir ke rumah? "sahutku.

"Eh nak kamu pulang dulu aja Ayah lagi main. kalo udah ganti pakaian kesini lagi aja." Seakan menghindari pertanyaan-pertanyaanku yang lain Ayah menyuruhku pulang.

Aku percaya saja dengan ucapan Ayahku. Tapi pas Aku balik lagi ke rumah tetangga ku, Ayah sudah tidak ada di situ.

Saat itu aku pulang sambil nangis. Aku juga gak berani cerita ke orang rumah kalo aku ketemu Ayah karena pasti bakal dimarahin.

Besoknya bertepatan hari Minggu.

Aku mengajak temanku berboncengan ke rumah Ayahku. Rasanya kangen bangett udah seneng campur aduk.

Saat sesampainya di sana di sambut baik dengan Ayahku. Aku berangkat pagi dan pulang sore harinya. Saat itu enggan rasanya untuk pulang, pengen bareng Ayahku terus.

Mulai saat itu setiap 1 bulan 2 kali Aku ke rumah Ayahku. Ayah selalu memberi uang 20 ribu saat Aku pulang. Dan lama-kelamaan Ibu dari Ayahku bilang, "Kamu kok jadi sering kesini sih nak? mau mintain uang Ayah kamu terus?, kalo kesini jangan sering-sering Ayah kamu ga ada uang".

Aku yang tidak mengerti cuma diam sambil mendengar Nenekku berbicara. Ayahku pun juga diam nunduk-nunduk saja ketika Ibu nya ngomong seperti itu.

Minggu bulan berikutnya Aku datang lagi seperti jadwal biasanya aku main ke rumah Ayahku.

Beberapa jam naik sepeda mini bersama temanku akhirnya Aku sampai di rumah Ayahku. Tapi tidak ada 1 orang pun di rumah. Aku dan temanku memutuskan pulang.

"Maaf ya pasti kamu capek di jalan nganterin aku, tapi kita gak sempet istirahat di rumah Ayahku" kataku.

"Nggak apa-apa kok. Kita udah nyampe rumah Ayah kamu sekalian jalan-jalan" sahut temanku.

Mulai saat itu sering sekali Ayahku memberi janji besok di suruh ke rumah nya tapi orang nya ga ada.

Dari hari itu beberapa kali Aku kesana tetap saja rumahnya kosong. Jadi aku tidak kesana sama sekali untuk waktu yang lama.

Mulai saat itu hingga kenaikan SMP sampai Aku SMA aku jarang sekali bersapa kabar dengan Ayahku.