"Iya kakek ku tersayang, tercinta, terganteng."
"Dah lama." Jawab kakeknya yang sudah bosan dengan pujian yang diberikan Alfan untuk menenangkan hatinya.
"Iya kakekku aku juga sekarang sedang berusaha untuk mencari yang sempurna dan cocok dalam kehidupan Alfan."
"Kalau kamu berusaha gak mungkin juga selama ini ada banyak perempuan yang menyukaimu Alfan termasuk salah satu suster tadi."
"Auh kakek ini apaan sih kok malah Makai acara bawa nama suster tadi itu?"
"Ya udah cepat pergi dari hadapan kakek malas kakek nengok wajahmu itu apes."
"Apes apes gini banyak uang minat loh kek."
"Lalu banyak yang minta gak mungkin jomblo terus."
"Gak ada yang benar kek."
"Ya sudah besok jenguk kakek lagi ya."
"wu oke, aku pergi kerja dulu ya kek banyak yang harus di urus di kantor puying kepala ku kek."
"Makanya cari istri...."
"Bye kek." Ucap Alfan memotong pembicaraan kakeknya karena ia tahu kemana arah pembicaraan itu nanti.
"Dasar anak zaman sekarang."
Alfan pun melangkah keluar dari kamar perawatan kakeknya. Tiba-tiba ia bersapaan dengan suster yang mengurus kakeknya sekaligus yang menyimpan perasaan terhadap Alfan. Sebenarnya Alfan tahu kalau suster itu menyimpan perasaan kepada Alfan tapi Alfan hanya cuek aja gak peduli karna menurut dirinya itu urusan suster itu dengan perasaannya bukan suster itu dan dirinya.