Jam oleh olahraga masih berlangsung dan pak Rindi mencari kemana murid favorit nya itu pergi.
" Anak-anak ada yang lihat Dean? " tanya pak Rindi sambil terus celingukan.
" Dean ke toilet pak, katanya panggilan alam " jawab Bayu yang baru saja selesai mempimpin pemanasan.
" Oh, ya sudah, kalian boleh istirahat sebentar, bayu bantu bapak ngambil bola di gudang " ucap pak Rindi , lalu pergi ke gudang bersama Bayu.
" Eh Nya Dhira juga kan ke toilet, wah gawat nih harus di cari " ucap Reno lalu berdiri dari duduknya, " ketua kelas gue izin ke toilet " ucap Reno lalu berlari menuju toilet tanpa menunggu persetujuan dari ketua kelasnya.
Reno berlari ke arah toilet feelingnya mengatakan bahwa jika Dhira bertemu dengan Dean hasilnya pasti tidak akan bagus. Reno mempercepat larinya dan ketika sampai di toilet ia tidak menemukan siapapun, sepi tanpa penghuni.
" Wah gawat kemana si Dhira?, apa jangan-jangan berantem sama Dean di suatu tempat? " berbagai prasangka buruk menghantui fikirannya, lalu ia pergi dari toilet dan berkeliling mencari Dhira tapi tidak menemukannya, Reno kembali ke lapangan ke karena tidak menemukan Dhira di manapun.
*******
Dean membawa Dhira ke UKS dan ketika Dean sampai ia langsung menidurkan Dhira di ranjang pasien yang ada di UKS.
Dean mengusap bekas air mata Dhira dengan menggunakan kain yang ia ambil dari lemari di UKS dan air dari keran, setelah selesai ia lalu merapikan baju Dhira tapi sebelum itu ia melihat jejak yang ia tinggalkan.
Dean tersenyum melihatnya, dan ia ingin menambahkan banyak jejak di tubuh Dhira, setelah puas melihat dan menyentuh karya seninya akhirnya ia benar-benar merapikan baju Dhira.
Dhira sudah rapi kembali, hanya saja ia masih tidak sadarkan diri akibat shock yang di berikan oleh Dean. Dean memandangi wajah Dhira dan sesekali menyusuri wajah Dhira dengan jarinya lalu berhenti tepat di bibir merah jambu milik Dhira dan.
Cup...
Dean mengecup bibir Dhira, dan ia langsung mundur beberapa langkah dan kabur dari sana, ia melupakan bahwa ia tidak akan mencium Dhira sebelum Dhira berhenti membencinya.
setelah Dean kabur Dhira membuka kedua matanya dan memegang bibirnya yang baru saja di kecup oleh Dean, jantungnya berdegup dengan cepat ia takut kalau itu tanda-tanda penyakit jantung.
" Dean gila " ia tidak menyangka akan dapat serangan telak dari Dean. "Ck, gue kelapangan aja lah" monolog Dhira lalu ia turun dari ranjang pasien dan berjalan ke lapangan.
Sesampainya di lapangan Dhira langsung di panggil pak Rindi.
" Dhira, sini kamu " perintah pak Rindi dan Dhira berjalan kearah pak Rindi berdiri.
" Kenapa pak? "tanya Dhira ketika sudah sampai di hadapan pak Rindi.
" Dean bilang kamu sakit, kenapa kesini? " tanya pak Rindi.
" Bohong dia pak, aku sehat gini kok dibilang sakit " bantah Dhira.
" Ya sudah, waktu masih banyak, kamu kumpul sama yang lain sana! " usir pak Rindi, lalu Dhira pergi tanpa pamit ke pak Rindi dan berkumpul dengan teman kelasnya.
" Heh lo kemana aja sih?, gue nyariin lo ke toilet tapi gak ada " ucap Reno
Dhira ingat mungkin ketika Reno mencarinya Dean sudah membawanya ke UKS.
" Gue?, paling udah keluar pas lo nyariin gue " jawab Dhira cuek lalu duduk di samping Vanya.
Dhira menyandarkan kepalanya ke ke bahu Vanya sambil melihat kearah lapangan, ia melihat Dean yang sedang mendrible bola basket di tengah lapangan basket.
*******
jam olahraga sudah berakhir dan pengambilan nilai pun sudah, dan Dhira dapet nilai paling rendah dan harus mengulang di minggu selanjutnya.
" Anjir Ra, lo hahahhaha " Reno menertawakan Dhira karena tadi ketika pengambilan nilai Dhira tidak bisa memasukkan bola ke dalam ring dan malah memantul kembali dan mengenai kepala Dhira hingga ia terjatuh.
" Bacot, diem lo " sinis Dhira, ia juga kesal karena tidak bisa memasukkan bola terlebih lagi Dean melihatnya dan menertawakan dirinya.
" Kantin yuk, laper " celetuk Vanya yang sedari tadi diam saja.
" Bentar Nya, kok lo tumben gak berisik? " tanya Reno dengan tampang songongnya.
" Gue laper, lo gak usah bacot, kantin aja yuk Ra, Reno gak usah di ajak " ucap Vanya lalu menyeret Dhira ke kantin.
" Eh, gak bisa gitu gue ikut " teriak Reno dan berlari mengejar Vanya dan Dhira, dan yang di kejar malah berlari meninggalkan Reno di belakang sambil tertawa.
Akhirnya mereka sampai di kantin, Dhira langsung berlari ke meja paling pojok di mana itu adalah meja favoritnya dan Vanya serta Reno
" Lo telat, lo yang mesen " ucap Vanya ketika sudah sampai sebelum Reno.
" Hah.. hah.. kok.. huft gue sih? " protes Reno sambil mengatur nafasnya.
" Gak usah banyak bacot buruan, gue laper, gua mau nasgor dobel telur " ucap Vanya
" Gua nasgor pedes ya, sama telurnya 3 " ucap Dhira
" Ck, kalian ini nyusahin " gerutu Reno tapi tetap pergi juga.
Dari meja tempatnya duduk Dhira melihat Dean yang sedang berdiri di depan mesin minuman otomatis sedang di kerubungi para gadis yang Dhira tau itu adalah kakak kelasnya yang di bilang kembang sekolah.
" Nya, liat deh, kerjain yuk " Dhira mengajak Vanya untuk mengerjai Dean dan juga kakak kelasnya itu
" Gak ah, males, laper gue, lo aja, palakin gih aus gue " ucap Vanya sambil menaruh kepalanya di meja.
" Ye, males amat jadi orang, ayok biar seru " bujuk Dhira lagi tapi Vanya tetap menolaknya. " Ya udah, gua sendiri aja " lanjut Dhira dan ia berdiri dan berjalan ke arah Dean.
" Minggir minggir, ganggu jalan aja " ucap Dhira ketika sudah sampai di dekat kakak kelasnya itu sambil mendorong gadis-gadis itu menyingkir dari mesin penjual minuman otomatis itu, di sebrang Vanya hanya melihat Dhira yang sedang beraksi.
" Ih, siapa sih lo, gak sopan banget " ucap Kanya si kembang sekolah
" Owh, ada kakak cantik " ucap Dhira sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Ih, najis minggir lo, ganggu gue sama calon pacar gue aja " balas Kanya dan mendorong Dhira hingga hampir tersungkur tapi Dan dengan sigap menangkap tubuh Dhira hingga tidak jadi jatuh.
" Jangan dorong Dhira, dia pacar gue, mending lo pergi " usir Dean, memang benar Dean tidak suka jika ada yang menyakiti Dhira selain dirinya.
" WHAT?!!! , lo homo? " Kanya berteriak karena terkejut mendengar apa yang Dean katakan dan hal itu membuat seisi kantin melihat ke arah mereka, terutama Vanya ia langsung segar ketika mendengar ucapan Dean tadi.
" Kenapa? lo gak percaya? gue bisa buktiin " ucap Dean dan itu membuat perasaan Dhira tidak enak, asem ia berusaha melarikan diri dari Dean tapi tangannya di pegang dengan erat oleh Dean yang menyebabkan Dhira tidak bisa kemana-mana.
" Buktiin, gue gak percaya sebelum ada bukti, lo pasti bohong " ucap Kanya, dan teman-temannya hanya memenagkan Kanya yang sepertinya sudah tersulut emosi.
" Ok " ucap Dean lalu ia menarik tangan Dhira dan menahannya di atas kepala Dhira dan..
Cup....
" Ummpphh " mata Dhira melotot seperti akan keluar, ia benar-benar menyesal karena berniat mengerjai Dean,, " Ummpphh,, ah hah.. hah, Dean tolol, anak setan, banjingan " umat Dhira setelah Dean melepaskan tautan bibir mereka berdua.
Kanya dan seisi kantin langsung sepi, mereka shock mmihat kelakuan Dean yang sangat berani itu.
Reno yang melihat itu juga hampir saja menjatuhkan ketiga makanan yang ada di nampan yang ia bawa, sedang kan Vanya ia tidak tau harus berbuat apa lagi, sedari awal ia punya firasat tidak enak tentang Dean hari ini dan benar saja, Dhira kena batunya.
" Udah puas kan? , pegi sana, jangan ganggu gue " ucap Dean mengusir Kanya dan kawan-kawan.
Dhira?, sudah lari ntah kemana, jantungnya berdegup kencang tidak beraturan karena perbuatan Dean, dan juga telinganya memerah. Dhira tidak menyangka hal itu akan terjadi padanya, ia benci Dean.
Hari ini Dhira dia kali mendapatkan serangan dari Dean, pertama di toilet kedua di kantin.