Harapan Ara, laki-laki ini akan berdiri disampingnya kelak ketika tubuhnya limbung. Impian Ara, laki -laki ini akan ikut tertawa ketika celotehnya mulai bergulir pada canda. Namun hari demi hari yang dilalui bersamanya hanya bermuara pada ilusi. Haruskah Ara membutakan malu, atau melipat waktu untuk menunggu?