Api itu sudah menghantam Aran.Menyelimutinya dengan sempurna.Sang hantu tersenyum penuh kemenangan.Aran mengumpulkan tenaga dan segera berlari sekuat tenaga dengan berselimutkan api yang membara.Dia kemudian menceburkan dirinya ke lautan luas.
Api itu tiba-tiba menyebar luas di lautan itu.Namun dengan cepat api itu kembali mengecil lalu pudar dengan sendirinya.
Dimana Aran?
Seekor siluman ikan paus menelan tubuh Aran saat tubuh Aran terombang-ambing di lautan.Anehnya air laut tidak terasa panas lagi seperti dulu.Aran heran dengan semua itu.
Aran kini berada di dalam perut ikan paus.Dia berusaha keluar dari ikan paus itu.Tubuhnya sudah tidak berbalut api lagi.
"Kau ingin keluar,ya?"
Sebuah suara terdengar menggema di dalam perut siluman ikan paus tersebut.
"Ya."jawab Aran sungguh-sungguh.
"Jangan mimpi!"seru suara itu sambil tertawa terbahak-bahak.
"Aku mohon.....apapun akan aku lakukan asalkan kau mau mengeluarkan aku dari perutmu."kata Aran memohon.
Aran baru menyadari kalau tubuhnya tidak terasa kaku lagi.Tanpa Aran ketahui rupanya air di lautan misterius ini adalah penawar yang ampuh bagi berbagai macam jenis racun yang ada di dunia.Baik itu digunakan dengan cara diminum,dioles,atau menceburkan diri ke dalam lautan itu.Itulah penyebab mengapa air laut tidak terasa panas karena air laut bereaksi pada racun di tubuh Aran.Beda cerita jika Aran menceburkan dirinya ke air laut tidak dalam keadaan terkena racun.
"Manusia memang paling pandai berjanji,namun mereka juga paling pandai mengingkari janji."kata siluman ikan paus tersebut.
"Aku bukan manusia seperti itu."kata Aran sungguh-sungguh.
"Kau pikir aku tidak mengenalmu?.Di seluruh daratan dan lautan nama dan wajahmu sangat tersohor sebagai seorang bajak laut yang kejam dan bengis."jawab siluman ikan paus."Sebuah kehormatan bagiku bisa menelan sosok sekejam dirimu."
Siluman ikan paus kemudian berenang dengan senang hati.Berkeliling dengan nyaman tanpa rasa bersalah sama sekali.Sedangkan Aran duduk merenung di dalam perut siluman ikan paus tersebut sambil memikirkan keadaan para anak buahnya di Bahteraran.
Apakah mereka mampu bertahan tanpaku?
Apakah mereka kalah?
Pikiran-pikiran itu muncul dalam otaknya.Dia kini hanya bisa berdo'a agar Bahteraran dan semua awaknya selamat.Dalam kesibukannya berdo'a mendadak Aran merasakan guncangan dahsyat.Layaknya gempa.
Ada apa ini?
Rupanya Siluman ikan paus sedang berkelahi dengan Siluman cumi-cumi.Siluman ikan paus dikepung secara mendadak oleh ribuan Siluman cumi-cumi yang rupanya sedang menuntut balas lantaran ada dendam di masa lalu.Para Siluman itu menyemprotkan tinta-tinta es mereka.Siluman ikan paus tidak bisa berkelit.Tubuhnya kini dipenuhi tinta es.Tubuhnya seketika membeku.Aran tidak merasakan lagi guncangan.
Para siluman cumi kemudian membawa Siluman ikan paus ke wilayah kekuasaan mereka.Sebuah istana es yang sangat dingin dan berada di dasar laut.
Para siluman cumi itu sudah berubah wujud menjadi layaknya manusia biasa.Mereka yakin siluman ikan paus sudah meninggal akibat membeku dalam balutan tinta dingin dan beracun mereka.
Tubuh siluman ikan paus kemudian mereka letakkan di atas talenan es raksasa.Mereka hendak membelah-belahnya dan dagingnya akan mereka persembahkan untuk sesajen leluhur sebagai rasa syukur karena balas dendam mereka telah terlaksana.
Sebuah parang raksasa nyaris mengenai tubuh Aran yang masih ada di dalam perut ikan paus.Aran kembali berkelit lantaran parang itu bergerak cepat.Beruntung Aran sangat lincah sehingga dia bisa selamat dari gerakan-gerakan parang raksasa.
"Hentikan!"teriak Aran keras.Berharap suaranya bisa didengar oleh para siluman cumi-cumi.
Namun suara Aran tidak terdengar sama sekali.Para siluman cumi-cumi terus bekerja pada biasanya.Sampai mereka dibuat terkejut saat perut siluman ikan paus terbelah dua dan melihat ada Aran di salah satu bagian perut yang terbelah.
"Aran!"seru para siluman itu kaget.
Aran lebih kaget lagi.Rupanya dia juga sangat terkenal di kalangan para siluman cumi-cumi.Aran tidak merasa kedinginan di negeri es ini lantaran tubuhnya sangat kebal dengan aneka suhu akibat latihan ilmu tenaga dalam dari Merma dulu.
Para siluman cumi-cumi itu menampakkan wajah penuh kebencian kepada Aran.
"Kebetulan yang luar biasa."kata salah satu siluman cumi kepada Aran dengan tatapan penuh dendam.
"Ya.Terima kasih karena telah menyelamatkan aku."kata Aran senang.Dia belum memahami mengapa para siluman cumi-cumi ini memberinya tatapan penuh kebencian.
"Kami akan membunuhmu."kata salah satu siluman cumi yang lain sambil mengarahkan pisau raksasa ke arah Aran dengan rasa marah yang mendalam.
"Memangnya apa salahku?"tanya Aran penasaran.Dia tidak takut sama sekali menghadapi ancaman tersebut.
Semakin banyak siluman cumi-cumi yang mengerubunginya lantaran salah satu dari siluman cumi-cumi sudah memberitahu teman-temannya yang lain.
"Dasar bajak laut terkutuk!!!"maki pimpinan siluman cumi-cumi yang baru saja datang.Dia melangkah mendekati Aran dengan langkah tegap dan tatapan penuh kebencian.
Aran tidak gentar meski kalah jumlah.
"Kau dulu pernah menangkap isteriku!"seru pimpinan siluman cumi-cumi murka."Kau membunuhnya dan memakannya bersama teman-teman mu!!"
"Aku memang suka makan cumi-cumi dan aku tidak tahu kalau dari sekian banyak cumi-cumi yang aku makan salah satunya adalah isterimu."kata Aran tenang.
"Tidak usah banyak alasan!.Kali ini kau akan mati!"seru pimpinan siluman cumi-cumi.
Semprotan tinta-tinta es dan beracun mengarah cepat ke arah Aran.Ada ribuan semprotan dari segala penjuru.Aran dengan sigap mengeluarkan sesuatu dari sakunya.Sesuatu itu adalah pisau mutiara tumpul yang dia tancapkan ke atas talenan raksasa tempatnya berdiri.Seketika tirai mutiara transparan menyelimuti tubuh Aran dari segala penjuru sehingga serangan semprotan tinta tidak mengenainya.Semprotan tinta mutiara itu justru mengenai tirai mutiara itu dan luntur tak berbekas.
Merma yang membekalinya dengan pisau mutiara itu yang memang berfungsi untuk tirai dari serangan tinta siluman cumi-cumi.
Kini gantian Aran yang memberikan serangan balasan.Dia mengeluarkan sebuah mutiara berukuran bola kelereng dan melemparnya ke atas.Bola mutiara itu memang khusus dibuat Merma untuk Aran yang bisa Aran gunakan untuk melawan siluman cumi-cumi.Seketika bola mutiara itu terpecah menjadi begitu banyak butir mutiara dan menyerang semua siluman cumi-cumi yang ada disitu.
Para siluman cumi-cumi itu segera melindungi diri mereka dari serangan batu mutiara yang tak kunjung habis,malah justru semakin banyak dan ganas.Aran tersenyum melihat pasukan siluman cumi-cumi yang kewalahan menghadapi serangan balasan darinya.
Sudah banyak siluman cumi-cumi yang menjadi korban.Serangan tinta mereka sama sekali tidak bisa menghancurkan tirai transparan yang menyelimuti Aran.Aran tertawa terbahak-bahak melihat kepanikan yang terjadi pada lawan-lawannya.Dia justru kini bernyanyi-nyanyi riang.Menyanyikan lagu yang kadang dilantunkan Merma saat Aran masih tinggal di negeri duyung.
Dalam hitungan menit jumlah para siluman cumi-cumi semakin menyusut saja.
"Sebaiknya kalian mengaku kalah.Aku siap mengampuni kalian!"seru Aran prihatin.
"Apa kau mau menepati janjimu?"tanya siluman cumi-cumi terengah-engah.
"Tentu saja.Kalian akan aku jadikan teman."jawab Aran jujur."Dan kalian harus patuh kepadaku."
"Baiklah.Kami mengaku kalah.Mulai hari ini kami dan semua keturunan kami menjadi temanmu dan pasti selalu patuh kepadamu."kata siluman cumi-cumi sungguh-sungguh.
Barulah Aran menghentikan serangannya.Dia menyanyikan sebuah lagu yang membuat bola-bola mutiara itu seketika berubah menjadi butiran-butiran debu.Aran kemudian membuka tirai mutiaranya.Meletakkan kembali pisau mutiara pada sakunya.Dia melangkah mendekati teman-teman barunya.
"Apa kalian siap membantuku melawan Garman dan sekutu-sekutunya?"tanya Aran penuh wibawa.
....