Chereads / For a Youth / Chapter 104 - Rahasia

Chapter 104 - Rahasia

Elias menoleh dan melepaskan gelayutan manja lengan Cherry.

"Namaku bukan Eli," ketusnya. "Sebaiknya kau segera keluar dari rumah utama."

"Eli, aku tidak tahu aku siapa. Dan cuma kalian yang bisa aku andalkan. Aku cuma ingat bahwa keluargaku punya banyak hutang. Ah aku pasti akan dijual untuk melunasi hutang." Cherry memasang wajah sedih.

"Kau selalu saja mengatakan kalimat template itu." Elias mendekat. "Kau tahu, aku berbeda dengan Dean. Aku bisa membunuh siapa saja yang menghalangi. Sedang dia tidak bisa membunuh siapapun. Jadi kalau kau mencoba...."

"Tidak!" kata Cherry tiba-tiba memotong kata-kata Elias.

Elias terkejut.

"Kau juga tidak bisa membunuh wanita."

Degh.

"Apa kau bisa membunuh orang yang kau cintai?"

Elias menyipitkan matanya.

"Apa kau bisa membuang orang yang kau cintai? Apa kau bisa melenyapkan semua kenangan bersama orang yang kau cintai?"

Elias menatap wajah Cherry yang mengatakan semua itu dengan wajah datar. Ia semakin yakin bahwa Cherry tidak lupa ingatan. Namun ia menyangsikan pernyataannya sendiri kalau dia dari Black Bird. Entah siapa dan dari mana gadis ini sebenarnya.

"Kau...siapa kau sebenarnya?"

"Astaga!" Cherry lagi-lagi merubah ekspresinya dan menempel lagi pada Elias. "Aku tidak di pihak siapa-siapa, Eli. Aku hanya sangat menyukai uang. Aku jujur padamu, sungguh."

Elias masih terdiam tidak percaya.

"Bahkan jika nanti ingatanku sudah kembali, aku tetap akan mengejar kau dan Dean. Aku harus menjadi istri salah satu dari kalian."

"APA?! I....Istri?!"

"Tentu saja."

Elias melepaskan lengan Cherry yang terus menempel padanya.

"Astaga, sebenarnya dimana sih Dean memungutnya?" Elias merasa tertekan.

Cherry memang sebenarnya tidak lupa ingatan, ia hanya pura-pura karena dia datang untuk balas dendam. Namun informasi yang dia punya sangat minim. Ia ingat di buku diary kakaknya ada nama Elias, Dean, dan anggota Sky Lynx lainnya. Bahkan ada nama Black Bird. Ia menyadari bahwa ia tidak salah jalan. Keluarga Gabriel memang menyembunyikan masa lalu yang match dengan cerita diary yang ditinggalkan kakaknya, Raya. Sayangnya Cherry terlalu muda untuk tahu. Nama aslinya adalah Ria. Dan dia bukan pemain yang memposisikan sebagai penjahat ataupun orang baik.

"Aku...akan terus mencari tahu siapa yang membunuhmu, Kak Raya," batin Cherry. Ia mendekati Elias dan mendekatkan wajahnya, dekat sekali.

"Ketika kau melihatku, apa kau tidak teringat seseorang?"

Elias menyipitkan matanya.

"Kau sungguh tidak teringat siapapun?"

Namun Elias hanya menggeleng dan kembali menyemprot tanaman bonsainya.

Cherry mengingat isi diary Raya yang menceritakan tentang Elias. Ada gambar karakter chibby berkacamata lucu di bawahnya. Lalu bertuliskan

"Dia pria yang kikuk, pintar dan sangat susah untuk percaya pada orang. Karena itu aku menyukainya. Dari luar dia terlihat membenci anggota yang lain. Namun dia sangat ingin melindungi Dean dari ayahnya. Elias akan melakukan apa saja untuk berada di posisi pimpinan, agar Dean bebas dan bernapas."

"Karena itu bagaimana bisa aku melenyapkan Dean?"

"Aku harus membunuhnya, tapi...."

"Itu akan membuat Elias terluka. Ia akan memiliki luka yang amat menyakitkan dalam hatinya. Ia pasti memilih mati dan meninggalkan semuanya"

"Aku tidak mau itu terjadi."

"Aku terlalu egois. Aku menyayangi semua anggota Sky Lynx. Sano, Zen, Onyx dan Ian."

"Maafkan aku."

Cherry atau Ria terkejut saat membaca tulisan bagian itu. Siapa sebenarnya yang meminta Kak Raya untuk membunuh Dean? Kenapa kakaknya mau melakukannya? Kenapa kakaknya munafik dan berkhianat seperti ini?

Sejak itu Ria mencari apapun yang berkaitan tentang Sky Lynx. Tidak satupun ada kata Black Bird di diary Raya. Saat mengetiknya di internet, selalu tidak ada hasil, seolah Sky Lynx sebuah organisasi yang sangat rahasia. Sampai ia akhirnya mendengarnya di sebuah bar.

Saat itulah, ia berubah menjadi Cherry dan ada si Sky Lynx. Ia masih tidak bisa mempercayai siapapun. Dan semua cerita yang ia lontarkan hanya kebohongan belaka. Cherry akan mencari tahu bahkan jika itu mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Bukan hanya Ria yang ingin melindungi Raya, namun juga Elias. Ayahnya, Gabriel hanya memanfaatkan Dean yang hilang ingatan sebagai asetnya. Dia dididik jadi mafia pebisnis yang dingin. Dean memiliki masa lalu yang tidak seorangpun diketahui bahkan oleh anggotanya sendiri, kecuali Gabriel. Entah apa yang direncanakannya, namun Elias ingin melindungi Dean agar dia tidak jadi ketua perusahaan di masa mendatang. Ia hanya akan terus diperah sampai mati oleh keluarga Gabriel. Mengingat itu, membuat Elias mengepalkan tangannya.

Dirinya tidak tahu sejak kapan Dean jadi saudaranya. Ia tidak ingat banyak hal karena belajar di luar negeri. Saat pulang tiba-tiba dirinya yang anak tunggal memiliki saudara laki-laki seumuran yang lumpuh. Hanya beberapa tahun saja, Dean akhirnya bisa berjalan, padahal kakinya lumpuh total, entah bagaimana ayah menyembuhkannya. Yang pasti tidak dengan biasa yang sedikit. Elias mengira bahwa karena itulah Dean harus membayar hutang perawatan kakinya.

Elias merasa menyesal bahwa Dean harus menggantikan semua yang harusnya ia kerjakan. Saat masa SMP, Elias pernah bolos dan Dean lah yang menerima hukuman. Elias marah besar namun ayahnya tak bergeming, sedang Dean yang dipukuli hanya diam saja menerimanya. Elias makin nakal, dan sebanyak itu juga Dean semakin sering dipukuli. Ia akhirnya muak dan mulai membenci Dean yang jadi anjing ayahnya. Namun tak disangka jawaban Dean.

"Apa kau anjing ayahku, huh?!" teriak Elias.

"Iya. Saya memang anjing milik ayah."

Elias tidak percaya, Dean mengatakan semua itu dengan ekspresi datar. Seperti es yang sangat dingin dan tak berperasaan. Sejak itu Elias membencinya dan tidak mau dekat-dekat dengannya. Karena selain tidak ingin melihat wajah datar Dean, Dean juga tidak akan dipukul menggantikannya.

***

Di sekolah.

"Sebagai kepala sekolah yang baru, saya akan menertibkan semua masalah yang ada dan membuat sekolah kita lebih maju dan lebih...."

"Kapan upacara ini akan berakhir sih?"

"Aku capek banget."

"Dia ini kepala sekolah apa motivator sih, astaga."

Sejak ayah Nathan mengundurkan diri, sekolah memiliki kepala yang baru. Sayangnya dia sangat suka bicara dan selalu memberikan pidato yang panjang saat upacara.

Selesai upacara, semua siswa kembali ke kelas. Kara berjalan sembari mengipas-ngipas tangannya karena dia berkeringat.

Ian lewat dan berpapasan dengannya. Begitu juga Kara, ia hanya melewatinya begitu saja. Benar-benar seperti tidak pernah mengenal atau berbicara.

Setelah beberapa saat, Kara meliriknya, saat ia kembali melangkah, ganti Ian yang menoleh ke arahnya. Mereka berdua membisu.

Semua orang sibuk membicarakan yang beberapa hari lagi Valentine. Osis membuat agenda pesta topeng pada malam harinya namun semua orang menolak, karena sejak pesta Nathan semua orang malas mendatangi pesta. Sebagai gantinya akan ada voting antara pesta topeng atau festival. Voting dimulai besok pagi, beberapa hari sebelum Valentine.

Geng ratu masih sinis pada Kara. Kelas lain sudah sibuk memasang balon-balon padahal voting belum diadakan. Karena semua siswa sepakat memilih festival. Akan ada banyak lomba mulai dari cabang olahraga dan seni untuk mendapatkan kupon-kupon pasangan, seperti kencan bioskop, ke taman bermain, dan tempat romantis lainnya.

"Apa semua murid di sekolah ini punya pasangan semua? kenapa mereka antusias sekali?" kata Kara pada teman-temannya yang lain saat bergerombol di kelas.