Aslan semakin bersemangat. Ia menjulurkan lidahnya dan menghisap bagian tersensitif Rosie berkali-kali hingga tubuh gadis itu terangkat dan bergetar hebat. Terasa sebuah cairan aneh yang terus keluar dari sana. Aslan yang memiliki rasa tanggung jawab tinggi menjilati semuanya untuk membersihkan istrinya.
Nafas Rosie tersengal. Ia telah mencapai klimaks pertamanya di siang itu. Matanya yang berkabut sedikit sayu memperhatikan Aslan yang kembali duduk tegak. Pria itu masih mengenakan pakaiannya dengan lengkap. Ini tidak adil. Dirinya sudah mencapai klimaks tetapi pria itu masih terlihat rapi meskipun rambutnya telah berantakan akibat jambakan Rosie.
Aslan pun melepaskan pakaiannya satu per satu. Memperhatikan tubuh telanjang Rosie yang masih bergetar. Ia tidak tahu apakah yang ia lakukan tadi sudah benar atau tidak karena Rosie hanya diam memejamkan matanya mencoba menetralkan deru nafasnya.