Melihat Hilda yang tiba-tiba tersenyum membuat Harris menghembuskan nafas panjang. Pria itu tidak bisa menolak permintaan hilda. Ia sudah menganggap hilda seperti ibunya sendiri. Wanita itu telah banyak pembantunya. Jika tanpa Hilda, mungkin harris masih lah anak tukang pos yang tidak memiliki kesempatan untuk bersekolah menjadi dokter.
"Hilda… kau harus berhenti. Dia akan memarahiku jika aku ketahuan memberikanmu uang lagi."
"Harris, tidak ada yang tahu jika tidak ada orang yang memberi tahu," ujar hilda sambil melirik ke arah Rosie memberikan gadis tatapan penuh makna.
Rosie menyilangkan kedua tangannya di depan mulutnya tanda ia akan menutup mulut dari siapa pun yang harris maksud tadi.
Harris mengangguk mengerti, ia berdiri kemudian berjalan menuju laci mejanya dan mengeluarkan beberapa koin emas dan diberikannya kepada Hilda.
"Itu uang untuk apa, hilda?" tanya Rosie.