Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lembaran Cahaya

N_Lela
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2k
Views
Synopsis
Elyana gadis dari desa yang menempuh studi di kota, menemukan cinta yang dikiranya cinta sejati namun ternyata hanya tipu daya. banyak mantra didalam cintanya hingga membuat lupa semua, namun ada sebuah tangan yang bisa menariknya dari catatan kelam kisah cinta durjana pernikahan yang dibalut ketulusan dan pengorbanan kesetiaan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Lembaran hitam

'Bayi laki-laki montok itu tidur dengan pulas, ku pandangi dan ku belai wajah gembul nya penuh kasih sayang buah cinta ku bersama pria yang telah menyelamatkan hidupku...'

Angan melambung kemasa silam, saat cinta buatan itu menjadi luka menyayat relung hati menganga lebar di siram ejekan mata seluruh keluarga si bangsat

***

Namaku Elyana sudah hampir 1 bulan aku sedih karena terlambat daftar ujian skripsi, entah kenapa aku selalu gagal dipertengahan tujuan ku, seperti tiba-tiba hilang semangat, fokus ku terpecah lalu asyik dengan kegiatan lain sehingga membuat skripsi ku terbengkalai.

aku mengurung diri sibuk bermain game empires earth, tidak perduli sudah berapa juta uang yang ku pinta dari orang tua ku yang hanya mengandalkan hasil panen padi untuk biaya kuliah ku bahkan tega berbohong pada orang tuaku bahwa aku sudah selesai ujian dan tinggal yudisium, Pramuka dan wisuda. Padahal itu semua belum sama sekali ku lalui.

Dering telpon berbunyi, membuyarkan fikiran ku

'kriiiiiiing kriiiiiiing' sepintas ku lirik si pemanggil

'Mbak risya'

Itu saudariku yang pertama, tumben dia menelpon, ada apa gerangan

'halo'

'halo' suara di seberang, terasa dekat

'Kamu dimana ell? '

'Bimbingan' jawabku berbohong

'Brakkk!!!!' suara pintu kontrakan dibanting, sontak aku terlonjak dan bangkit dari tempat tidur. Sesosok tubuh sudah berdiri dengan gemeter dan mata berkaca kaca, aku tertunduk lesu.

'Ahhh shiiit!!! Untung saja andy tidak disini' bisik ku dalam hati.

Aku menghampiri nya, mendekat dengan takut takut, baru saja hendak menyambut tangan itu untuk bersalaman

'Plakk! Plakk' tamparan manis mendarat di kedua pipinya,

'Mbak, aku salah apa?! ' aku tercekat dengan mata terheran menatap wanita yang membuat ku iri dalam segala hal ini

'Aku sudah mendatangi kampus, aku sudah mendapatkan berita tentang mu' desis nya dengan suara bergetar.

'Kau bahkan belum selesai proposal ell!!!! ' pekik nya tertahan

Aku hanya diam seribu bahasa, tak bergeming.

'Sekarang kau kemasi barang mu! Pulang sekarang!!!!!'

'Aku gak mau pulang! ' akhirnya aku membuka suara, mana mau aku pulang. Mau ditaro dimana muka ku ini, tau sendiri orang kampung mulut nya tajam masih juga aku memikirkan harga diri padahal aku sendiri yang merusak nya

'Kalau kau gak mau pulang, siapa yang akan membiayai kontrakan mu!!! '

'Aku akan bekerja'

'Kerja apa? Jadi pelacur'

'Jika memang harus'

'Astaghfirullah... '

'jika sampai ibu tahu aku akan bunuh diri' desisku

'Terserah kau!! Pokoknya yang aku tau, skripsi mu harus segera selesai, kuberi kau waktu 6 bulan.tahun ini atau tahun depan awal kau harus wisuda!' risya menatap mata adiknya dalam-dalam

Aku hanya diam, tak ada jawaban

'Sibuk kau asyik pacaran saja bisanya dengan si andy! Skripsi kau abaikan'

'Jangan bawa bawa andy, dia gak tau apa apa' belaku, jelas aku membela nya karena dia masih semester 5 belum tau soal skripsi

'Iya, bela lah sesuka hati mu, siapa tau bisa membuat skripsi mu selesai besok!! '

'Dia memang gak tau apa apa' tekan ku

'TERSERAH'

Kami sama-sama diam, Tiba-tiba ponsel nya berdering

'Kriiiing kriiiing kriiiing'

'Halo' suara diseberang, terasa berat dan aku tau itu suara ibuku

'Halo bu'

'Sudah sampai sa?'

'Sudah bu'

'Apa dia sehat? '

'Sangat sehat'

'Gimana dia? '

'Aku akan kawal sampai tembus proposal nya, selanjutnya dia bergerak sendiri'

Aku mendelik, 'apakah mereka sudah tau semua nya?' selidik ku dalam hati

'Yasudah, istirahat lah'

'Baik bu'

'Jangan lupa makan, ajak adik mu makan'

'Ia bu'

'Jangan terlalu keras padanya'

'Iyaa, tenang saja'

'Apanya yang tidak keras, malah kasar, ia bahkan menampar ku 2x ' gerutuku

Seperti nya ia mendengar, namun hanya melirik ku sekilas sembari menutup telpon

'Ya sudah, itu saja jaga adik mu'

'Iya bu.. '

'Assalamu'alaikum... '

'Waalaikumsalam warohmatuloh... '

risya dengan santai menuju tempat tidur, menggantung tas di paku yang menancap santai di dinding.

Jam di dinding seakan tertawa terbahak bahak melihat wajahku saat ini, bahkan kucing ku si king pun entah kemana rimba nya. Iya, aku pelihara kucing untuk menemani kebosanan gak enak hidup sendirian.

'Sana beli mie' mbak prisya mengulurkan uang Rp5000,- ; ada cabe kan? '

'Ada' sahut ku sambil menyambar uang dari nya

Aku bergegas menuju warung, ku tinggal kan ia yg tiduran di kasur. Warung cek ida dekat dari kontrakan ku, hanya 5 langkah kurang lebih jaraknya. Bahkan pintu kontrakan bisa dilihat dari warung.

'Ceekk, beli mie... ' pekik ku

'Iya ell... ' sahutan dari dalam, hafal betul dengan suaraku. Nampak tubuh gempal itu keluar dr persembunyian nya

'Mie apa.... '

'Mie kuah 1 & mie goreng 1'

'Nih.. ' ia mengulurkan barang yang diinginkan si pembelian.

'Makasih... '

'Sama-sama'

Aku bergegas kembali ke kontrakan, dan menemukan mbak ku sedang mengotak atik laptop. Entah apa yang diketik nya..

'Masak lah' Ujar nya tanpa memalingkan wajah dari layar..

'Iya'

Suara berisik panci yang beradu dengan kompor menambah semarak aktivitas memasak didapur, akhirnya jadi juga mie kuah dan segera mendarat kedekat risya. Ia bangun lalu dengan khidmat menyantap hidangan, begitu juga dengan ku yang tengah menyantap mie goreng. Setelah selesai aku mencuci bekas makan kami.

'Ayo kita ke kampus' ujar mbak prisya sembari bersiap siap

'Hah??! ' aku melongo

'Apa?! '

'Ngapain ke kampus?! ' Ujar ku

'Ngajuin judul skripsi'

'Gak ada jadwal ngajuin judul hari ini' kilahku

'Aku sudah atur janji dengan ibu anna' sahutnya

Aku terdiam, dan segera membalikkan tubuh ku menyambar anduk lalu ke kamar mandi. Tidak ada lagi santai dalam jadwal ku saat ini,

'Astaghfirullah belum mandi... ' risya menggeleng kepala sembari mengelus dadanya.

Saat aku tengah bersiap, terdengar suara deru kendaraan sepeda motor memasuki teras kontrakan.

'Itu andy... ' bhatinku, dan benar saja.

'Assalamu'alaikum... ' suara barito itu terdengar, tubuh tinggi berkulit bersih dan rambut keriting tampak berdiri didepan pintu

'Waalaikumsalam... ' sahut mbak risya & aku bersama, ku sudah siap dengan jilbab marun. andy seperti. Terkejut melihat kami yang sudah bersiap, dan lebih lagi saat melihat mbak prisya

'Loh ada mbak, ' andy mengulurkan tangan menyalami mbak risya

'Mau kemana? ' ujarnya

'Kekampus ngajuin judul' sahut risya

'Loh, bukan nya gak ada jadwal ngajuin judul hari ini' jawab andy, aku terhenyak menatap nya setengah heran

'dia banyak tau tentang pengajuan judul' bhatinku

'Aku sudah buat janji dengan dosen' sahut risya

'Emang bisa? ' andy seperti menyepelekan

'Kalau sudah buat janji berarti bisa' risya menatap Andy seperti menantang.

Ku cubit lengan andy agar mengalah. Randy diam, dan akhirnya menawarkan jasa pengantaran kepada kami

'Alhamdulillah nggak jalan kaki' bhatinku dia bisa ku andalkan untuk saat ini.

Akhirnya kami berangkat dengan bonceng 3, tentu tidak lewat jalan raya karena bisa kena tilang.

Gedung kampus berwarna putih dengan lebel C di dinding nya seakan menatap ku angkuh. Kami turun tepat di hadapan nya.

'Aku lanjut ke kelas ya, ada matakuliah hari ini' andy pamit

'Iya... Hati hati' sahut ku meskipun setauku jam kuliah nya masih nanti sekitar jam 15.00 Wib saat ini masih jam 13.12 WIB, aku menatap nya menghilang di gedung G

Seperti nya ada perang batin antara mbak risya & andy, nampak andy bahkan tidak berpamitan dan mbak risya pun nampak tidak suka pada nya, aku menghela nafas berat.

'Ayok buruan, nanti ibu habis jadwal nya' mbak risya menarik tanganku

Kami melangkah menuju gedung sombong itu, Seringai nya terlihat makin jelas di mataku. Lutut terasa gemetar, peluh bercucuran membasahi tubuhku, entah sudah berapa macam muncul burung burung kecil yang berkeliling diatas kepala, aneh aku sangat takut.

Pintu kaca sudah terbentang dihadapan ku, mbak risya menatap ku lalu memberikan tissu

'Lap keringat mu, dah macam kuli ku tengok'

Aku mengambil tissu dari tangan nya, dan segera basah setelah terbang mengelilingi wajahku. Aku mendorong pintu yang ada dihadapan kami, berkali ku dorong tetap tidak bisa. Petugas didalam datang sambil tersenyum lalu

'Sreggggg..... 'Pintu terbuka dari dalam tapi dengan cara digeser, ingin rasanya ku maki pintu itu tapi aku saat ini sedang tidak bisa menjaga jantung ku yang terasa berdegup lebih kencang saat bersitatap dengan dosen yang akan kami temui. Meskipun wajahnya terlihat ramah juga sumringah kala melihat kami

'Jam berapa sampe sya? ' beliau menyapa mbak risya

'Jam 10.00 bu, ' mbak mencium tangan dosen paruh baya itu, seperti nya mereka sudah saling dekat

'Ayok masuk ruangan ibu saja, lebih privat' ajak nya. Kami mengikuti beliau menuju ruangan lain, yang memiliki pintu dorong berbahan kayu seperti pintu jati

'Berapa jam perjalanan dari Komering sya? ' beliau mulai membuka obrolan santai

'Jam 06.00 wib pagi tadi bu'

'Ambil kursi ell, itu disudut' beliau menunjukkan letak kursi,

'Baik bu...' sahut ku

'Kalau sampai nya jam 10.00 berarti sekitar 4jam ya perjalanan nya' lanjut beliau

'Iya bu.. Alhamdulillah gak macet juga dalam perjalanan tadi bu'

'Dilancarkan ya... '

'Iya... '

'Kalau bukan kerjaan si tuan putri ini mana mau aku keluyuran bu... '

'Udah gak apa-apa, sekarang tau kan'

'Iya bu, gak nyangka.... '

'Namanya juga mantra' sahut beliau sambil tersenyum

'Kesal bu... '

'Sabar... '

'Akibat jarang solat jadi kena mantra'

'Ehhh jangan salah, yang rajin solat juga masih bisa kena mantra, semua kembali ke yang memberi kehidupan' terang beliau

Aku hanya diam mendengar pembicaraan mereka, seperti ada yang disembunyikan. peluhku makin bercucuran, hati seperti tak tenang diruangan ini, ber AC namun gerah

'Tok tok tok' suara pintu diketuk

'Masuk.... ' bu anna menyahut

'Assalamu'alaikum.... ' suara berat diiringi pintu yang dibuka

'Waalaikumsalam warohmatuloh....' sahut kami serentak

Aneh tubuh ku seketika tidak gerah namun berubah menjadi kedinginan berbarengan dengan masuk nya beliau yang mengucap salam

'Hampir saja ku telpon eh sudah datang' bu anna berseloroh

'Kontak batin, hahaha' sahut nya

'Udah lama sya? ' beliau menyapa mbak risya

'Baru aja pak... '

'Ini elyana..? '

Aku mengangguk, beliau menatap ku dan tersenyum, terasa ringan senyum nya.

'Ini mahasiswi yang saya lihat berapa kali itu bu... '

'Iya, saya juga sering lihat tapi nggak tau kalau dia ini bimbingan saya, soalnya nggak pernah ngadep... '

'Yaaa gimana mau ngadep, kalau dihalangi. Kan tujuan nya mau begitu... '

'Maaf Tujuan apa ya pak? ' risya menyelamatkan

'Iya, maksudnya ini kena mantra. Mantra supaya gak nemui pembimbing nya, nggak nyelesain skripsi dan patuh sama orang yg mantrain' jelas beliau

'Jadi gimana solusi nya pak? ' risya nampak gelisah

'Air rebusan dari Ibu mu sudah siap? '

Tampak risya mengeluarkan sebotol air dari tasnya, lalu menyerah kan kepada laki-laki yang meminta nya.

'Ini kalau bukan kamu yang nyeret dia kesini, ndak akan pernah dia menunjukkan wajahnya disini'

Aku hanya mengamati proses yang terjadi dihadapan ku, diam tak bergeming Bingung mau melakukan apa dalam fikiran ku saat ini hanyalah 'kemana andy?, apa yang ia lakukan?, bersama siapa dia, gelisah rasanya hati.

Air di botol itu sudah didalam gelas, dan diserahkan kepada ku sejujurnya aku tidak begitu perduli karena haus jadi ku minum saja.

'Bissmillah... ' segelas air sudah ku Teguk ntah kenapa kepala ku sedikit pusing. Disaat aku merasakan sensasi nya lamat lamat kudengar mereka berbicara tentang skripsi ku.

'Elyana sudah semester akhir, jadi judul apapun sudah ada kan, dan proposal nya? Biar ibu langsung ACC'

Terlihat mbak risya mengeluarkan flashdisk, lalu di serahkan kepada beliau yang memberikan ku segelas air, lalu beliau keluar.

Kepala ku berangsur-angsur membaik, masih sedikit melayang akibat meminum air yang sudah dibacakan entah apa tadi.

'Elyana, nanti jadwal bimbingan mu Senin sampai jum'at ya' bu anna menatap ku lembut

'Iya bu' sahut ku lemah

'Ngomong omong kenapa gak pernah bimbingan?

'Nggak tau bu, rasa nya malas mengerjakan semua nya... '

'Tapi kalau ketemu andy gak malas ya? '

Aku diam, dan hanya mampu menundukkan kepala

'Rumor tentang mu dan andy sudah sampai Dekan, dan jadwal DO mu juga sudah dibicarakan Dekan, tapi mereka meminta pak irul untuk melihat mu terlebih dahulu'

'Apakah ada yang tidak baik bu...? ' aku bertanya karena tau cerita tentang pak irul, sosok tersembunyi yang bisa tau mahluk halus didalam tubuh mahasiswa/i nya

'Cuma pak irul yang tau semua rahasia ghaib, yang jelas sekarang kamu sudah sembuh dan tolong fokus pada skripsi mu'

'Baik bu, '

'Nanti pak irul akan bicara sama kamu'

'Tok tok tok' suara ketukan kembali dari pintu

'Masuk' bu anna mempersilahkan

'Assalamu'alaikum' rupa nya pak irul yang datang

'Waalaikumsalam warohmatuloh... '

Beliau masuk, menyodorkan hasil print kepada bu anna dan terlihat bu dosen mengambil berkas tersebut, lalu mengajak risya berdiskusi, sedangkan aku berhadapan dengan pak irul, kami akan mengadu ilmu.

'Mohon maaf pak, nuwun sewu Sebenarnya tadi air apa ya. Kok saya langsung pusing' aku mulai membuka obrolan

'Bukan apa apa, hanya air yang di rebus oleh ibumu, dan dibacakan doa agar bisa menjadi obat untuk mu'

'Emang nya saya sakit apa ya pak? '

'Sakit goib'

'Maksudnya? '

'Iya seperti itu, sakit yang bukan murni karena lillahita'ala, tapi karena ada sesuatu yang tak kasat mata'

'Astaghfirullah... Jadi saya harus gimana pak?

'Udah sembuh karena mantra itu sudah sangat lama jadi cepat pudar,karena mantra bisa bertahan paling hanya 5 tahun saja'

'Kira-kira siapa ya pak pelakunya'

'Nahhh, yang ini azaz praduga. Di tunjuk salah dikita nanti nya'

'Ya jangan sampai tau lah pak si pelaku'

'Yakin kamu mau tau?'

'Yakin pak'

'Nggak nyesal? '

'Nggak'

'Nanti nuduh kita fitnah'

'Nggak lah pak'

Beliau menghela nafas berat, lalu berkata

'Pacarmu, tapi perantaranya nenek dia'

Aku terhenyak, diam tak bersuara ataupun menggerakkan tubuh ku.

Persis seperti patung keadaan ku saat ini....

Tidak percaya tapi beliau sangat paham dunia yang tak ku ketahui itu....