Chereads / CEO and Beautiful Secretary / Chapter 10 - Bab 10. Ingin Kamu

Chapter 10 - Bab 10. Ingin Kamu

Jantung Ailyn bergemuruh hebat. Ia tak bisa membayangkan, jika dirinya harus berhadapan dengan kedua orang tua Kaisar dan juga Kaisar. Ia takut sekaligus malu. Padahal, Ailyn tak melakukan kesalahan apapun. Semua ini salah Fandy, yang tega membuatnya hamil dan perjodohannya dengan Kaisar pasti berantakan.

"Ayo, kita masuk!" ucap Fandy.

"Fandy, aku gak sanggup lihat wajah keluarga besar Kai. Aku terlalu malu, aku tak ingin menemui mereka. Ayo, kita pergi saja!" ucap Ailyn.

"Kenapa?" tanya Fandy.

"Aku malu kalau mereka tahu aku hamil. Please, sembunyikan kehamilan ini, dan katakan saja, aku lebih mencintaimu. Aku terlalu malu kalau mereka tahu yang sejujurnya." ucap Ailyn memaksa.

"Haruskah kamu membohongi mereka? Kalau kamu berbohong seperti itu, mereka pasti akan tetap merayu. Kalau kita berkata sejujurnya, mereka tak akan bisa berbuat apa-apa!" tegas Fandy.

'FANDY! KUMOHON! Baiklah, baiklah ... aku berjanji, aku akan menikah denganmu, asalkan kamu jangan berkata jujur pada mereka!" jelas Ailyn.

"Baiklah, apapun akan aku lakukan. Aku akan membatalkan perjodohan kalian! Karena ada janinku didalam rahimmu!" Fandy pun memencet bel rumah Kaisar.

Ailyn memberontak, namun saat bel telah dipencet, ia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia sudah pasrah, dan tak ingin lagi bertemu dengan keluarga Kaisar. Tak lama, pintu pun dibuka. Ailyn kaget, melihat wanita cantik membuka pintu di rumah Kaisar.

"Eh, Nona Ailyn, selamat siang. Silahkan masuk, Nona ..." sapa Dila.

Dila mengenal Ailyn, karena Dila beberapa kali pernah melihat Ailyn datang ke rumah Kaisar, saat Dila sedang bekerja di hari libur seperti ini.

"Makasih, Dila." jawab Ailyn ketus.

Kenapa Nona Ailyn membawa lelaki ke rumah Pak Kais ya? Ada apa sebenarnya ini. Batin Dila.

Ailyn pun masuk kedalam rumah Kaisar yang begitu luas dan mewah. Di ruang utama, sudah ada Mama Ayu dan Kaisar yang sedang berkutat dengan laptopnya. Mama Ayu begitu kaget, melihat Ailyn datang bersama dengan seorang pria.

"Ailyn ... kenapa kamu gak telepon Tante kalau mau datang kesini?" tanya Mama Ayu,

Ailyn hanya terdiam. Mama Ayu menatap lelaki yang bersama Ailyn. Pikirannya mulai melayang kemana-mana. Tapi, sebisa mungkin ia tetap tenang, "Eh, iya ... silahkan duduk, ayo duduk dulu!" ucapnya.

Ailyn dan Fandy pun duduk dihadapan Mama Ayu dan Kaisar. Sementara Dila, berdiri dipinggir Kaisar. Dila enggan duduk, karena ia merasa dirinya siapa. Kaisar yang melihat kedatangan Ailyn tak membuat Kaisar kaget sedikitpun. Kaisar terlihat biasa saja, dan ia malah tak menginginkan kehadiran Ailyn di rumahnya. Yang Kaisar heran, untuk apa Ailyn dan kekasihnya datang ke rumah ini.

"Ailyn, ada apa? Dia siapa?" tanya Mama Ayu.

Ailyn hanya menunduk. Ia takut sekali untuk berbicara pada Mam Kaisar. Ailyn ingin menangis, tapi sebisa mungkin ia menahannya. Rasanya, Ailyn begitu malu menapakkan kakinya di rumah ini. Ia terlalu berdosa, karena telah mengecewakan keluarga Kaisar.

"Tante, Maafkan aku ...." Ailyn menunduk lesu.

"Minta maaf karena apa?" tanya Mama Ayu yang mulai terlihat tak suka.

"Tante, izinkan saya berbicara. Maafkan kedatangan kami yang begitu mendadak. Saya dan Ailyn kesini, ingin memberi tahu sesuatu pada Tante dan juga Kaisar." ucap Fandy.

"Siapa kamu? Saya ingin Ailyn yang berbicara, bukan kamu!" ucap Mama Ayu dengan nada tinggi.

"Maafkan saya, Tante. Izinkan saya berbicara mewakili Ailyn. Perkenalkan, saya Fandy. Saya adalah ... kekasihnya Ailyn." ucap Fandy penuh dengan kehati-hatian.

DEG. Semua mata tertuju pada Fandy. Termasuk Kaisar dan Dila. Kaisar memang sudah tahu, bahwa Ailyn memiliki kekasih. Tapi, Kaisar tak tahu, kalau Fandy dan Ailyn kesini untuk mengakui bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Entah mengapa, hati Kaisar begitu bahagia mendengar Fandy mengaku pada Mamanya. Sepertinya, Kaisar akan terbebas dari perjodohan ini.

"APA? Apa maksudmu Ailyn? Apa kamu gila? Pernikahan kamu dan Kaisar akan digelar satu bulan lagi. Dan persiapannya telah kita lakukan mulai dari sekarang! Apa maksudmu? Tante gak mau tahu ya Lyn, kamu harus putus dengan lelaki ini, dan tetap menikah dengan Kaisar!" bentak Mama Ayu.

Kaisar kesal, "Ma, hentikan!"

Dila yang sedang berdiri, mendekati Mama Ayu, lalu mengusap bahunya pelan-pelan. Dila tak bisa ikut berbicara, karena bukan kapasitasnya untuk ikut campur dalam urusan ini. Ailyn beruntung, karena Papa Kaisar sedang keluar kota. Jika saja ada Papa Kaisar, entah akan bagaimana masalah ini berlangsung. Karena Papa Kaisar lah yang begitu berambisi untuk menjodohkan Ailyn dan Fandy.

"Lyn, Tante begitu sayang sama kamu! Tante gak mungkin melepaskan kamu begitu saja, Lyn. Tante mohon, kembalilah pada Kai. Tante berjanji, akan membuat Kai mencintaimu. Tante mohon Ailyn." Mama Ayu malah memohon pada Ailyn, dan hal itu membuat Kaisar semakin emosi.

"MAMA, CUKUP! BIARKAN SAJA DIA. Lagipula, aku tak mencintainya. Aku ingin dia bahagia bersama laki-lakinya!" ujar Kaisar.

"Kai, kamu tak mengerti. Betapa Mama begitu menyayangi Ailyn. Mama membutuhkan Ailyn, seperti kamu membutuhkan Dila dalam pekerjaanmu!" bentak Mama Ayu.

"Mohon maaf, Tante. Saya datang kesini, ingin membatalkan pernikahan Ailyn dan Kaisar, karena saya dan Ailyn memutuskan, bahwa kami akan segera meni---" ucapan Fandy terhenti.

"CUKUP! Aku tak mau mendengar alasan apapun. Pokoknya, kamu harus pergi dari kehidupan Ailyn. Berapapun uang uang kamu minta, akan aku berikan. Asalkan, kamu pergi dari hidup wanita yang akan menjadi calon istri dari anakku!" Mama Ayu benar-benar emosi.

"Mama! Diamlah!" Kaisar emosi.

"Apa sih, Kai? Diam kamu! Mama harus membujuk Ailyn agar dia mau kembali padamu!" sambar Mama Ayu.

"Maafkan Alyn, tante. Alyn gak bisa ..." Ailyn menunduk.

"AILYN! APA-APAAN KAMU! JANGAN SEENAKNYA BEGITU KAMU, YA!" Mama Ayu marah pada Ailyn.

"Tante, cukup. Jangan terus memaksa Ailyn. Jelas-jelas, Ailyn memilih saya. Mohon maaf, dengan ini saya beritahukan, bahwa perjodohan ini dibatalkan. Karena sesegera mungkin saya akan menikahi Ailyn! Lyn, ayo pamit, kita pulang!" Fandy menggenggam tangan Ailyn.

"Tidak bisa! Kenapa seperti ini Ailyn?" Mama Ayu memegang tangan Ailyn.

"MAMA!" Kaisar marah.

"Nyonya ... cukup." Dila mencoba menghentikan Mama Ayu.

"Tante, lepas! Sampai kapanpun Ailyn tak akan kembali pada Kaisar!" tegas Fandy.

"Kamu kurang ajar sekali ya! Aku benar-benar tak bisa memaafkan kamu, laki-laki tak tahu diri!" Bentak Mama Ayu pada Fandy.

"Tante! Cukup anda menyakiti saya dengan kata-kata anda. Saya benar-benar emosi. Dengarkan saya, Ailyn tak mungkin bersama Kaisar, karena ...." ucapan Fandy terhenti, karena ia menatap Ailyn.

"FANDY!!!!!! Jangan!" Ailyn memohon.

"KARENA APA, HA?" Mama Ayu membalas ucapan Fandy dengan lantang.

"Karena Ailyn sedang hamil anakku saat ini." Fandy membocorkan semuanya.

"APA?" Mama Ayu merasa lemas karena ucapan Fandy.

Dila segera memegangi Mama Ayu yang terlihat begitu shock mendengar apa yang diucapkan Fandy. Kaisar pun begitu kaget, karena ia tak menyangka sama sekali, bahwa Ailyn tengah hamil.

"Kaisar, Tante, maafkan kami. Tapi, inilah kenyataannya. Maaf, kami harus pergi. Ayo, Lyn." Fandy menarik Ailyn lalu pergi.

Syukurlah, kau hamil oleh kekasihmu. Aku tak perlu susah payah membatalkan perjodohan ini Ailyn. Mulai saat ini, aku akan mencoba jatuh cinta sesuai inginnya hatiku. Mungkin, yang aku inginkan adalah ....

Kaisar menatap Dila yang tengah menenangkan Mamanya.

...🌷🌷🌷...

Dua jam kemudian ....

Kondisi Mama Ayu mulai membaik. Ia sudah tenang kembali. Ia masih tak menyangka, jika gadis yang diidamkannya tengah hamil. Mama Ayu belum memberi tahu Papa Abhy perihal pembatalan sepihak yang diucapkan Ailyn dan Fandy. Tapi, kini Mama Ayu fokus pada Kaisar.

"Apa kamu percaya bahwa Ailyn hamil?" tanya Mama Ayu.

"Percaya, Ma. Sudah, tak udah dibahas lagi. Sudah kubilang, jangan mengatur jodohku. Aku bisa mencarinya sendiri." ucap Kaisar.

"Tapi siapa, Kai?" Kamu bahkan tak pernah dekat dengan wanita manapun. Kamu terlalu sibuk sehingga kamu begitu sulit untuk mencari wanita! Apa salahnya Mama memberimu wanita? Agar kamu tak susah-susah menemukannya!" ucap Mama Ayu.

Dila hanya bisa menyimak obrolan yang sedikit panas itu. Ia bingung harus bagaimana. Ia lebih memilih untuk fokus kembali pada laptopnya. Kaisar menatap Dila.

"Aku sudah menemukannya, Ma. Mama tak perlu susah-susah untuk mencarikan wanita untukku!" ucap Kaisar yakin.

"Siapa? Jangan bohong, kamu! Mama tahu, kamu tak pernah sekalipun dekat dengan wanita selain sekretaris mu, Kai." ucap Mama Ayu.

"Aku sudah menemukannya, Ma. Percayalah padaku!" jawab Kaisar sambil matanya fokus menatap Dila.

Mama Ayu memanyunkan bibirnya, "Siapa?"

Kaisar refleks, "DILA ...."

"Apa, Pak?" Dila yang tengah fokus pada laptopnya pun menjawab ucapan Kaisar karena merasa namanya dipanggil.

"Apa? Dila Kai?" Mama Ayu begitu kaget.

Kaisar tersadar, "Hah? A-apa, Ma? Apa? Kai ngomong apa emangnya barusan? Astaga, kenapa aku ini ...." Kaisar menggaruk kepalanya.