Dera kembali melangkahkan kakinya memasuki kantor tempatnya bekerja dan mulai menuju di mana ruangannya berada. Dera tak mempedulikan tatapan karyawan yang melihat ke arahnya yang tengah menangis.
Dera sama sekali tak peduli dengan hal itu karena memang hatinya benar-benar terluka. Apalagi mendengar perkataan wanita yang menjadi masa lalu Dion begitu menyakitkan walaupun sebenarnya itu adalah kenyataan.
Dera baru sadar jika dirinya hanyalah karyawan biasa dan memang tidak pantas jika harus bersanding dengan Dion, pria tampan, mapan, dan juga memiliki perusahaan yang cabangnya ada di mana-mana.
Bagaimana bisa Dera tidak berpikir itu sebelum menjalin hubungan dengan Dion. Seharusnya daerah lebih dulu sadar bahwa dirinya tidak cocok dengan dia sehingga hal seperti ini tidak akan mungkin terjadi, di mana dirinya dihina oleh wanita yang menjadi masa lalu Dion.