"Aduh! Maaf ya, Dion. Aku benar-benar lupa," ucap Dera sembari masuk ke dalam ruangan Dion.
Meski Dera tidak tahu kenapa Dion memintanya datang ke ruangannya, tetap saja Dera menuruti permintaan Dion untuk datang. Dia pun langsung duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Dion
Pandangannya tertuju ke seluruh penjuru ruangan, ini pertama kalinya Dera masuk ke dalam ruangan milik Dion. Sepertinya ruangan tersebut sangat lah besar, bahkan jauh berbeda dengan rungan milik Pak Dewa, apalagi ruangan miliknya.
Dera benar-benar tak menyangka jika akan menjadi kekasih pemilik perusahaan tempatnya bekerja, seakan ini semua hanyalah mimpi belaka.
"Kamu sudah makan?" tanya Dion tanpa menjawab perkataan Dera.
Dion lantas mendekati Dera dan mulai duduk di samping Dera. Jantungan masih saja berdebar saat bersama dengan Dera, padahal Dera sudah menjadi miliknya.
"Sudah, aku makan siang bersama Widya."