Arielle menenggelamkan wajahnya yang penuh oleh air mata pada surai hitam serigala itu. Perlahan tubuh serigala itu menciut. Surai hitam yang melingkupinya satu per satu menghilang. Arielle masih menangis di pundak Ronan. Pria itu memeluk tubuh Arielle erat.
"Kau tidak akan meninggalkanku kan, Arielle?"
Arielle menggeleng di pundak lebar pria itu. Ronan meraih tubuh Arielle untuk berpindah di atas pangkuannya. Ia membiarkan gadis itu menangis di pundaknya. Ronan juga memilih menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Arielle. Hatinya yang patah perlahan mulai menghangat.
Ini yang ia inginkan... Arielle menerima sisi lainnya. Ia menahan diri untuk tidak ikut menangis.
Seumur hidupnya, ia selalu mendambakan seseorang akan dapat menerima sisi yang selalu dikutuk oleh sang Ibu. Ronan merasa, sudut hatinya yang selalu terasa hampa tanpa kasih sayang seorang ibu perlahan mulai terisi.
"Kau... tidak membenciku?" tanyanya dengan suara tercekat.