10 tahun silam, kejadian itu membuat luka mengagak dalam hatiku sehingga butuh waktu untuk membenah luka yang tergores lama itu, tampa bersua aku melakah ke depan meski jatuh ribuan kali.
setiap pertayaan muncul dalam pikiranku!
apa yang sudah aku lakukan?
apakah luka-luka ini segaja ku ciptakan!
mengapa sakitnya tak juga sirna!
nafasku terasa sesak tiap kali aku menciptakan sair sendu, jari-jemariku terguyur lemas saat menulis satu persatu cerita ini, setiap kali pertayaan muncul seakan diriku terpekik di sudut ruang tampa penghuni.
semua orang berlahan menjauh, arakan awan tak lagi seperti dulu yang memberi kesejukan, hati kini menjadi hamparan kosong, bahkan detak jantungku menghilang dari raga dan aku hidup namun mati.
banyak hal yang orang tak paham soalku!
bahkan aku tersenyum di kala aku sedang terluka, jenis topeng apa yang sedang ku pakai! kenapa sulit melepas kepura-puraan ini..
hamparan menjadi rumit dan berliku
kakiku gemetar dan lunglai jatuh membentar bumi
luka-luka selalu menari dalam keterpurukan
hingga tak ada jedah membuatku bernafas legah
apakah ini yang namanya luka?
kesakitanya membuat aku menjadi amatir
dalam syair-sair penuh keluh