"Cindy Kiara Putri Walandouw.. " Namaku disebut oleh mc pameran otomotif di di Jakarta International Expo saat mengumumkan siapa juara spg terbaik pilihan pengunjung pameran otomotif yang diadakan secara besar- besaran tahun ini.
Aku maju ke depan mendekati mc dan panitia dari barisan 5 kandidat nominasi calon spg terbaik pameran, yang berdiri persis dibelakang mc, untuk menerima medali dan hadiah.
"Selamat ya.. Kamu menjadi juara pertama spg terbaik berdasar hasil pilihan pengunjung sejak awal pameran. Bagaimana perasaanmu menjadi juara pertama?" tanya Andi Gofar, mc kondang sekaligus artis papan atas di Indonesia yang berdiri disampingku mengenai apa yang kurasakan saat ini terpilih sebagai juara pertama spg terbaik pameran tahun ini.
"Puji Tuhan.. Tentu saya sangat bahagia dan senang mas Andi.. Saya juga terkejut luar biasa saya bisa menang menjadi spg terbaik, karena saya merasa dibandingkan kandidat nominasi lainnya yang juga teman- teman saya, mereka lebih cantik dan lebih luar biasa dibandingkan saya ini. Saya merasa sangat tersanjung dan sangat berterimakasih kepada para pengunjung yang telah memilih saya hingga saya bisa dinobatkan sebagai sales promotion girl terbaik tahun 2019 ini." ujarku menjawab pertanyaan master ceremony walau lebih banyak basa-basi dan kata- kata palsu.
Setelah aku memberikan sepatah dua patah kata atas kemenanganku ini, ketua panitia segera mengalungkan piagam dan memberikan piala serta kertas besar bertuliskan nominal uang hadiah sebesar sepuluh juta rupiah yang diberikan kepadaku sebagai juara pertama spg terbaik pameran otomotif berskala internasional yang diadakan di Jakarta, disusul semua pengunjung yang menonton memberikan tepuk tangan meriah melihatku diberikan piagam dan hadiah atas prestasiku.
Sebenarnya aku menang bukan murni karena banyaknya pengunjung yang memilih namaku. Namun karena "usahaku" dalam melobi ketua panitia yang aku tahu dari temanku yang cukup akrab sesama spg, Vita, bahwa ketua itu mata keranjang dan "penjahat kelamin".
Kalau dilihat dari besarnya uang hadiah yang diterima sebenarnya sangat kecil, namun di dunia pameran, dengan bobot pergelaran skala internasional sekaligus disiarkan di televisi nasional, tentu akan meningkatkan popularitas dan ketenaranku.
Di era sosial media, tentu popularitas sangat diperlukan, aku bisa bertahan hidup selain menjadi SPG dan berbagai kerja serabutan, salah satunya menjadi model fotografi, dan harianku aku mendapat pundi-pundi harta sebagai selebgram.
Menjadi selebgram dengan follower hingga 15 ribu tentu menjadi daya tarik banyak perusahaan menjadikanku menjadi mitra endorsement produk mereka. Apalagi minimal saat live, viewerku diatas seribu orang. Sehingga aku sangat butuh meningkatkan followersku. Wajar aku mengincar prestasi macam 'spg terbaik' di pagelaran pameran internasional seperti saat ini.
Aku banyak menyajikan topik kuliner, hotel- hotel baru, dan tempat wisata yang mewah dalam story feed instagramku. Tentu kalian bertanya darimana aku bisa membayar tempat wisata mewah hanya melalui pekerjaan serabutanku? Jawabannya adalah 'subsidi silang'.
Selain menjadi spg, model fotografi, dan berjualan online aku juga menjadi 'simpenan' beberapa pejabat dan pengusaha kelas atas. Selain itu kadang aku mengadakan 'expo open booking' melalui akun twitter dan dicarikan 'pelanggan' dengan bantuan melalui sahabatku yang menjadi mucikari.
Deni, sahabatku yang berperan sebagai mucikariku, sudah bekerjasama hampir 4 tahun dalam 'dunia perlendiran terlarang' ini. Dia mendapat komisi 15% dari penghasilanku karena membantu mencarikan pelanggan.
Untuk ukuran wanita 'bispak' (bisa dipake) dan 'bisyar' (bisa dibayar) aku termasuk dalam kategori lumayan mahal. Untuk layanan 'short time' selama 1-2 jam dan sekali orgasme untuk pelangganku, aku memasang tarif 5 juta, sedangkan untuk 'servis long time' sekitar 6 jam aku memasang tarif 15 juta. Sedangkan untuk seharian aku memasang tarif hingga 30 juta.
Selain itu aku juga memasang persyaratan yang cukup berat, selain tarif yang aku patok tinggi, aku juga meminta disediakan tempat hotel bintang 5 serta disediakan biaya trasportasi pulang pergi. Dan dalam melakukan persetubuhan aku mewajibkan pelangganku memakai pengaman, dicek bebas hiv dan bebas hepatitis. Untuk menjaga kualitasku aku sendiri selalu mengecek pemeriksaan hiv dan hepatitis secara rutun.
Rata- rata pelangganku adalah pejabat, artis papan atas, pengusaha skala nasional maupun internasional, serta anak- anak konglomerat generasi ke 2 dan ke-3. Deni bisa mendapat koneksi seperti itu karena dia anak dari mantan walikota 2 periode. Sehingga banyak mengenal kalangan elit di Indonesia.
Walau Deni sering menemaniku saat melayani pelanggan apalagi bila harus ke luar kota, namun kami belum pernah berhubungan intim. Kenapa kami tidak pernah berhubungan intim bukan karena Deni punya fisik kurang oke atau tidak tampan, namun karena preferensi seksualnya lebih suka sesama jenis. Sehingga walau aku sering sekamar dengannya dan sering tampil tanpa busana setelah membersihkan diri, namun kejantannya tetap lemas saat melihat badan 'syurku' tanpa sehelai benang apapun.
Deni sendiri sebenarnya juga tidak kekurangan apapun, dia juga seorang pengusaha muda yang cukup sukses di bidang restauran. Di Indonesia saja ia sudah mempunyai 15 cabang di 5 kota besar Indonesia, yaitu di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan Semarang. Dan aku juga merupakan model iklan utama di iklan cetak dan billboard restaurannya, walau karena pertemanan aku sejak awal dia merintis bisnis kuliner aku dengan sukarela menjadi model atau bintang iklannya tanpa memungut upah sedikitpun.
Aku mau menjadi model atau bintang iklannya tentu bukan karena aku bodoh, melainkan aku banyak hutang budi kepadanya serta aku dan dia sering berbagi rahasia serta meningkatkan tarif layananku sebagai 'verified angel' karena setara dengan artis lokal.
Selain itu sebagai sahabat, Deni sangat melindungiku, dia rela menjadi mucikariku pun sebenarnya karena proteksi kepadaku agar aku tidak dijahati oleh pelangganku yang rata- rata orang besar. Sehingga aku selalu berusaha menjaga ikatan persahabatan kami itu.
Kembali ke situasiku saat ini, setelah mendapat gelar spg terbaik tahun ini, tidak lupa aku mengepost foto dan videoku saat mendapat gelar ini, benar saja tidak sampai 2 jam followerku sudah meningkat hingga hampir 3 kali lipat, yakni 44 ribu follower. Tentu ini membuatku merasa bahagia dan bisa menaikan tarifku baik dalam memberikan jasa promosi produk endorse maupun 'jasa pelayanan' lainnya.
‐-------
Malam itu seusai berganti pakaian dari seragam spgku dengan kaus oblong hitam polos dan celana jeans, aku berjalan menuju ke lobi untuk memesan taksi online. Saat aku sedang mengetik tujuanku di aplikasi, tiba- tiba ada panggilan masuk dari pak Fajar, ketua panitia yang ada main denganku sebelumnya agar bisa membuatku menjadi juara hari itu.
"Halo" Sapaku membuka percakapan sekaligus menjawab panggilan telepon dari pak Fajar.
"Halo cantik.. Kamu dimana? Jadi kan rencana kita malam ini?" tanya pak Fajar langsung ke inti masalah menkonfirmasi perjanjian ku dengannya tadi malam.
"Jadi dong.. Aku baru saja mau menghubungi bapak" ujarku berbohong lalu bertanya kepadanya "Bapak dimana? Aku dilobi"
"Oh kamu dilobi, oke bapak ke sana bawa mobil ya.. Tunggu ya.. Paling lama 15 menit sudah sampai." ujarnya memintaku menunggunya.
"Oke pak, Citra tunggu." ujarku kepadanya.