Chereads / KARAMEL ADDICT / Chapter 4 - Bag 4

Chapter 4 - Bag 4

Bukan karena mukanya yang aneh ya, tapi sikapnya yang pecicilan, tomboy dan gak ada manis-manisnya itu yang buat gue gak pernah bayangin meski satu kalipun dia itu bakal ada di masa depan gue.

Gue tuh suka sama cewek seksi, bohay dan punya attitude yang bagus.

Yah… kayak cewek gue yang sekarang, si Luciana yang seksi dan cantik, yang selalu buat gue seneng kalau dia udah meluk gue.

Badannya yang aduhai itu loh, kalau udah kena badan gue walaupun badan kami masih dibatasi sama baju, tapi masih berasa empuknya.

Tuh kan!!

Ngomongin Luciana, gue jadi kangen sama ciumannya—eh maksud gue kangen sama orangnya.

"Abang bule tamvan kenapa senyum-senyum sendiri? Lagi mikirin ke-imutannya aku ya?"

Senyum gue langsung hilang gak berbekas karena denger suara cewek aneh yang udah berdiri di depan gue ini.

"Ck! Dasar perusak suasana!" sarkas gue yang kembali cuma dibales cengiran sintingnya.

Ni cewek kayaknya sebelas dua belas sama Omnya deh, yang gak lain adalah sahabat Daddy gw, Om Geri Kokolatos.

Mereka bagai pinang dibelah dua karena sama-sama jahil dan sinting.

Jangan-jangan ni anak ketuker sama salah satu anaknya Om Geri?? Curiga gue.

"Kamu ngapain sih pagi-pagi ke sini? Gak ada kerjaan ya selalu gangguin waktu orang?!" balas gue sadis.

Yah, gue emang selalu ngomong kasar ke dia, dan dia gak pernah sakit hati sedikitpun sama gue.

Malah sekarang dia cuma senyum ala model pasta gigi di TV yang buat gue makin senewen sama ni cewek.

"KEE!! Apa-apaan itu ngomongnya gak sopan banget ke Kara!!"

Gue langsung membeku dengar suara Mommy yang udah berkacak pinggang di samping Kiya.

Gue nelen ludah susah payah karena mommy gue yang badannya mungil itu udah melototin matanya, yang mana itu adalah bencana buat gue.

Bisa-bisa kalau buat dia marah, uang jajan gue dipotong sama Daddy. Dan Akhirnya… gue tau apa yang terjadi. Gue gak bakal bisa ngajak my honey bunny pergi kemanapun yang dia mau.

Siaga satu!!!

"Eh—Mommy…. itu… Kee—"

"Aunty!!! Aunty tambah cantik deh."

"Masa sih, Sayang?"

"Iya! Beneran deh! Serius aku tuh gak bohong. Apalagi pakai dress warna ini. Aaaa…. Aunty Nay kayak anak muda!"

"Ah kamu paling bisa bikin Aunty malu ya…"

Gue liat muka Mommy merah karena pujian tu cewek pengganggu.

"Karena Aunty Nay memang secantik itu!"

"Kara bisa aja ya…"

Kali ini, Mommy dan si Santan ketawa bareng. Sepertinya mereka melupakan keberadaan gue.

Mata gue mengarah ke si Barbie jadi-jadian. Ketawanya dia keliatan tulus banget.

Gue yakin tadi dia bantu gue buat terbebas dari amukan Mommy. Seperti sebelum-sebelumnya.

Tu cewek akan selalu jadi dewi penyelamat gue di depan Mommy.

Haruskah gue berterima kasih?

Gue gelengin kepala kenceng.

Enggak! Enggak akan gue berterima kasih sama dia!

Gue diomelin kan karena dia. Kenapa juga gue harus ngomong terima kasih thank you arigatou!

Ogah!

***