Bab 86 PSD
Benar-benar tidak ada obat untuk yang namanya rindu. David merindukan Zelin. Perhatian dari Zelin, segala-galanya. Namun, saat ini dia masih berada di Surabaya untuk urusan bisnis. Dengan Johan dan beberapa kolega lainnya.
Sering kali David membuka sosmednya untuk melihat apakah Zelin sedang online atau tidak. Bahkan di WhatsApp pun Zelin online tetapi dia tidak menghubunginya. David kesal.
"Kenapa dia tidak menghubungiku? Apakah dia beneran serius mau putus dariku?" David menarik nafas panjang. Di sela-sela jam istirahat rapatnya.
Johan menghampiri David yang sedang duduk sendiri di kursi bagian sudut.
"Mas, mau naik pesawat yang jam berapa?" Johan biasanya bertanya karena takut kalau David mengejar waktu dengan sesuatu hal di Jakarta.
"Jam berapa saja," ucap David dengan lesu. Tanpa menoleh ke arah Johan.
Johan sendiri tidak ambil pusing dengan sikap David yang sering seperti itu padanya. Karena dia tahu kalau David sedang dalam masalah. Yaitu masalah hati.