235 PSD
"Cepat turun sekarang juga!" Evan menepikan mobilnya dan mengusir Laila dari dalam mobilnya.
"Tidak! Aku tifak akan turun dari mobil ini. Aku tidak mau Kembali ke rumah itu. Itu neraka bagiku," ucap Laila sambil menangis.
Evan mengusap wajahnya dengan frustasi. "Anak-anakmu. Pikirkan mereka. Kalau kamu pergi, Kafka akan menjadi apa? Dia sudah membenci papanya. Jangan sampai dia membenci dirimu. Hanya kamu satu-satunya orang yang yang menjadi sandarannya." Evan mencoba menasihatinya dengan sabar.
Laila masih menangis. Dia bingung, apa yang harus dia lakukan. Dia ingin pergi tapi dia tidak tahu harus kemana. Sedangkan dia masih harus mengurus ke-3 anak – anaknya yang masih kecil. Masih membutuhkan perhatiannya. Atau dia harus memberikan anak – anak itu ke keluarga suaminya?