233 PSD
Laila bingung sekali, karena teringat permintaan Kafka padanya untuk pergi dari rumah itu. Meninggalkan suaminya yang berselingkuh. Bukan Laila tidak ingin pergi. Hanya saja banyak yang harus dia pertimbangkan perihal itu semua.
Satu sisi Laila ingin mengkuti kemauan Kafka si putra sulung. Namun, di sisi lain anak-anaknya atau adik Kafka masih sangat kecil-kecil untuk ditinggalkan. Seandainya memang Laila nekat pergi.
"Ma, malam ini papa nggak pulang?" Kafka menghampiri sang mama yang sedang mencuci piring jam 10 malam.
Laila menoleh. "Belum pulang. Mama juga nggak tahu papa akan pulang atau tidak. Berdoa saja supaya papa pulang ya," ucap Laila pada si sulung sembari tersenyum.
Kafka hanya mengangguk pelang dengan senyum yang dipaksakan. Dalam hati bocah itu, lebih baik papanya nggak usah pulang. Daripada pulang akan merepotkan sang mama.