Ponsel Anum berdering membuat Anum juga Reza kaget dan langsung menjauhkan diri masing-masing. Keduanya salah tingkah dan Anum langsung mengambil ponselnya. Dan saat melihat layar ada nama Rendi tertera di layar.
"Maaf aku jawab telepon dulu," ucap Anum langsung berdiri dan menghindari Reza. Pergi agak jauh ke sudut gedung.
Anum menenangkan dirinya lebih dulu, mengatur napasnya yang tidak teratur karena kaget.
"Assalamualaikum, Mas."
"Walaikumsalam, Anum udah sampai rumah?"
Anum menoleh dan melihat Reza sedang menatap. "Belum, Mas. Masih di kantor."
"Kok bisa? Lembur?"
Anum melihat kakinya yang gemetaran. "Iya, Mas. Sebentar lagi pulang kok. Ini udah mau selesai." Jantung Anum rasanya sakit sekali menahan debaran yang bekerja dua kali lipat dari biasanya.
"Oh, gitu. Ya sudah kalau pulang. Hati-hati ya, Sayang. Mas juga baru selesai ini mau siap-siap ke kafe dulu."
"Iya, Mas Rendi juga hati-hati ya. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
