Citra berdiam diri sejak masuk ke unit apartemen. Dia bingung tak tahu harus melakukan apa. Seakan otaknya membeku. Tidak ada selera makan, tidak ingin melakukan apapun. Sepulang kerja dia hanya mandi dan mengganti pakaiannya. Setelah itu dia duduk di sofa dengan penerangan yang remang.
Di tangannya ada ponsel yang sudah belasan juga puluhan kali menghubungi suaminya yang tidak meresponnya sama sekali. Benar-benar galau dan sedih sekali.
"Apa aku salah jika ingin tinggal bersama orang tuaku? Karena mereka lebih tahu apa yang aku butuhkan. Aku butuh ketenangan batin. Tapi jika begini sikapmu padaku, Sampai kapanpun aku tidak akan pernah tenang, David," ucap Citra sembari menangis. Dia bicara sendirian.
"Kenapa kamu tega mengatakannya seperti itu. Seolah-olah aku hanyalah beban bagimu. Sakit sekali rasanya, Dav. Sakit," ujarnya lagi kali ini air matanya kembali meleleh ke pipi.
Dia tidak tahan akhirnya dia menangis tersedu-sedu. Menumpahkan semua emosi yang dia rasakan.