Juna baru saja memarkirkan motornya di depan rumah keluarga Lee bersamaan dengan Chen yang baru selesai menembak sasarannya.
Laki-laki tampan itu terlihat mengerutkan kening heran saat melihat halaman rumah yang berubah fungsi menjadi arena menembak, padahal hanya dia tinggal beberapa saat.
Jangan tanya bagaimana caranya? Sultan bebas.
Chen yang menyadari kehadiran putra sulungnya itu, tersenyum tipis kemudian berjalan menghampirinya.
"Kau tidak jadi ke kantor?"
"Tidak, Yah. Aku sudah menyuruh Yun mengurus semuanya." ucap sambil melepas sarung tangan kulit berwarna hitamnya.
"Ya sudah, ayo masuk. Ibumu pasti sudah menyiapkan makan siang, dia sedang rajin masak." Chen terkekeh seraya menyeret langkahnya ke dalam rumah dan Juna mengikutinya dari belakang.
"Apa di rumah hanya ada Ibu dan Ayah?" tanya Juna begitu sampai di meja makan. Namun sayang, masih kosong.
"Ada maid dan pengawal juga," sahut Chen santai sambil duduk di salah satu kursi.