Aku terbangun ketika merasakan sinar matahari yang menerpa kulit. Sambil menguap dan mengerjapkan mata, kupandangi sekeliling lalu menggigit bibir bawah dengan pipi yang merona. Ah, sial! rutukku dalam hati. Kemarin adalah malam terpanas yang pernah kualami dalam hidup. Bahkan rasanya tubuh ini sangat pegal seperti dipukuli puluhan orang bersamaan. Aroma butter yang dicampur bawang putih menguar, menggoda indera penciuman. Kurasa pria bermata biru itu sedang masak. Meraih kaos milik Gilbert yang tergeletak lalu memakainya dan melangkah keluar kamar. Dan benar saja, lelaki bertelanjang dada itu kini sedang berkutat dengan teflon sambil sesekali bersiul. Otot-ototnya yang begitu seksi membuat diriku merasakan gairah itu lagi. Ah, mungkin aku mulai gila."Hei," sapaku. Gilbert menoleh, melempar senyumnya yang begitu manis."Hei, bagaimana tidurmu?" tanyanya seraya meletakkan piring berisi quiche* yang terlihat lezat.