Chereads / Izinkan aku pergi / Chapter 2 - Mauren Bianca Delbert

Chapter 2 - Mauren Bianca Delbert

Mauren Bianca Delbert atau bisa dipanggil Aca, Dikaruniai paras cantik bak dewi yunani dan jangan lupakan body goals yang bisa membuat siapa saja yang berpandangan dengannya bisa langsung jatuh hati.

Meskipun juga dari keluarga terpandang tak membuat seorang Aca menjadi wanita sombong, Dirinya tipe wanita pekerja keras , Ulet dan tak mau hidup bergantung pada orang tuanya.

Memiliki daddy yang otoriter membuat dirinya tertekan , Aca harus menuruti semua kemauan sang Daddy. Menjadi anak tunggal membuatnya harus mau tak mau menurutinya.

"Siapa yang akan menuruti kemauan Daddy kalau anak kandung Daddy sendiri tak mau menuruti kemauan Daddy. Daddy sudah tua pada siapa lagi Daddy akan meminta bantuan ca." Kata- kata Daddy selalu terngiang diingatan Aca.

Daddynya tak pernah mau mendengar keluh kesahnya, Yang dia mau hanya anak satu- satunya harus menurut semua kemauannya.

Seperti sekarang ini sang Daddy tiba- tiba menjodohkan secara sepihak dengan pria yang tak dikenalnya.

Aca bingung, Dia selalu tertekan dengan kemauan sang Daddy. Jika dirinya tak mau sebuah ancaman akan keluar dari mulut sang Daddy.

Namun dirinya tak mau lagi menuruti sang Daddy, Sudah cukup selama 20 tahun ini dirinya menjadi bonekanya. Menjadi anak yang penurut selama bertahun- tahun tanpa mau mendengar apa kemauannya.

Patrick Delbert, Ayah dari Mauren Bianca Delbert harus menerima status dudanya karena sang istri tercintanya meninggalkannya selamanya setelah melahirkan Aca.

Membuat seorang Patrick frustasi sehingga membuat putri semata wayangnya menjadi korban keegoisannya.

Malam ini, Patrick Delbert telah merencanakan perjodohan dengan seorang pengusaha yang terbilang sepadan dengan Patrick. Dirinya menjodohkan putrinya agar perusahaannya semakin berkembang, Apalagi mempelai pria sangat tertarik dengan putrinya .

Aca menyusun strategi untuk bisa melarikan diri dari rumah mewahnya. Sudah cukup selama ini dirinya selalu di kekang oleh sang Daddy. Kini dirinya sudah besar bisa menentukan arah hidupnya sendiri, Meskipun tak hidup dikemewahan asal dirinyabtak tertekan.

Aca meenyibak gorden kamarnya, Pelatarannya sudah ramai mobil berjejer rapi. Memejamkan mata agar dirinya bisa dengan yakin keluar dari sangkar emas yang terus menerus membuatnya tertekan.

"aca kamu harus berani, ini sudah menjadi pilihan kamu tetep optimis." Batin Aca menyemangati diri sendiri.

Dirinya membuka cendela, Melangkahkan kaki mulusnya menaiki cendela agar dia secepatnya bisa kabur. Ia memastikan terlebih dahulu, Celingak -celinguk ke kanan dan ke kiri ketika dirasa aman aca melompat keluar cendela.

Mengendap- endap seperti maling dirumahnya sendiri, Aca sangat takut karena baru kali ini dirinya nekat meninggalkan rumah dan menghianati kepercayaan Daddynya.