Chereads / Jodoh Untuk Risa / Chapter 16 - Syukur

Chapter 16 - Syukur

Risa melepaskan satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya, menghidupkan shower dan mulai membasahi dirinya. Mengambil sabun dan mengusapkan keseluruh tubuh. Aroma dari sabun itu memenuhi seluruh kamar mandi. Begitupun dengan rambutnya yang sudah dipenuhi dengan shampoo. Ia pun membilas seluruh tubuhnya dengan air. Menikmati sedikit demi sedikit air yang membasahi tubuhnya.

Kini seluruh rangkaian mandi sudah dilakukan. Risa mengambil handuk dan melilitkan pada tubuhnya. Handuk itu sudah menutup setengah badannya. Ia pun keluar dari kamar mandi dan menuju lemari pakaian dan memilih piyama yang akan digunakan malam ini.

Setelah mengenakan piyama pilihannya, Risa pun mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Sembari menunggu rambutnya kering, ia pun mengambil handphonenya dan membuka pesan. Ternyata ada sebuah pesan dari Dimas. Ia pun segera membuka dan membaca pesan tersebut.

[Besok aku jemput ya]

Risa terkejut melihat pesan dari Dimas, ia sadar saat ini dirinya sudah akan menikah dengan lelaki lain. Ia tidak ingin memberikan harapan kepada lelaki lain. Ia pun segera membalas pesan tersebut.

[Nggak usah repot-repot Dimas, aku berangkat sendiri saja]

Risa sudah membalas pesan dari Dimas. Ia sebenarnya ingin memberitahu mengenai rencana pernikahannya kepada Dimas, namun ia belum siap untuk menceritakannya kepada siapapun.

TOK TOK TOK TOK

Risa menoleh ke arah pintu kamarnya, ia mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Ia pun segera berjalan menuju pintu.

"Bu," ucapnya.

"Nak, ayo makan," ajak Kirana.

"Iya Bu," jawab Risa.

Risa menyetujui ajakan Kirana. Ia mengikuti langkah Kirana menuju dapur. Tak butuh waktu yang lama untuk sampai di dapur, ia melihat Wijaya sudah duduk di meja makan.

"Yah," panggil Risa.

"Iya nak, gimana acara seminarnya tadi?" tanya Wijaya.

"Alhamdulillah lancar yah," jawab Risa.

"Alhamdulillah," ucap Wijaya.

"Ayo ayo makan," ucap Kirana.

Risa pun segera mengambil posisi, ia duduk tepat disebelah Kirana. Sedangkan Wijaya memilih duduk di kursi paling ujung.

"Wah, banyak sekali menu makan malamnya Bu," ucap Risa.

"Iya nak, selesai acara tadi masih banyak makanan yang belum dimakan," jawab Kirana.

"Oh gitu Bu."

Risa dan kedua orangtuanya mulai menyantap makan malam masing-masing. Saat sedang makan, tidak banyak perbincangan yang dilakukan.

"Enak banget Bu," puji Risa.

Risa memang selalu memuji masakan buatan ibunya. Bukan hanya sekedar untuk menyenangkan hati ibunya, tetapi pada kenyataannya masakan ibunya memang sangat disukainya. Ia merasa jika masakan Kirana tidak kalah dengan masakan di restoran mahal. Ia lebih memilih untuk memakan masakan ibunya dibandingkan makan di restoran mahal.

"Terimakasih sayang," ucap Kirana.

Sedangkan Kirana sangat senang saat masakannya lahap dimakan oleh anak dan suaminya. Ia memang memasak dengan sepenuh hati. Tidak banyak resep yang spesial, namun ia selalu memasukkan resep "cinta dan kasih sayang" di setiap masakannya.

Tak lama kemudian, Risa sudah menyelesaikan menyantap makan malamnya. Sedangkan Wijaya dan Kirana sudah lebih dahulu selesai.

Risa mengambil secangkir gelas air putih dan meminumnya. Perutnya sudah sangat kenyang. Masakan Kirana memang sangat cocok dengan lidahnya.

"Nak," panggil Wijaya.

"Iya yah, kenapa?" tanya Risa.

"Acara pernikahannya satu bulan lagi," ucap Wijaya.

"Hah, cepat banget yah," ucap Risa.

"Iya nak, dari pihak keluarga Aldi meminta supaya pernikahan ini dipercepat," ucap Wijaya.

"Ooh ya sudah yah kalau begitu," jawab Risa.

Risa tidak menyangka jika sebentar lagi dirinya akan menikah. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika akan menikah dalam waktu yang sangat dekat. Ia mengira jika dirinya masih akan menikmati masa-masa sendiri dengan menggapai semua cita-cita yang sudah ia rencanakan.

Risa berusaha untuk tidak menyesal dengan keputusan yang sudah dibuat. Ia berharap jika keputusan ini memang yang terbaik untuk dirinya dan kedua orangtuanya. Satu hal yang selalu ia usahakan, yaitu membahagiakan kedua orang tua. Ia selalu berusaha untuk mewujudkan segala cita-cita dan membahagiakan dua orang yang sangat dicintainya.

"Nak," panggil Kirana.

"Ehh, iya Bu," jawab Risa.

"Kok melamun?" tanya Kirana.

"Ee..nggak apa-apa kok Bu," jawab Risa

Risa tersadar dari lamunannya, ia tak menyangka jika Kirana ternyata memperhatikannya.

"Risa bantuin ya Bu nyuci piringnya," ucap Risa.

"Nggak usah nak, biar ibu saja," jawab Kirana.

"Nggak apa-apa Bu."

Risa mulai membantu Kirana merapikan meja makan dan mencuci piring. Ia memang jarang sekali membantu ibunya, hal itu dikarenakan kesibukannya sehingga ia tidak sempat membantu ibunya. Terkadang ia merasa tidak menjadi anak yang berbakti, namun kedua orangtuanya selalu meyakinkan jika ia sudah menjadi anak yang berbakti.

"Risa kan capek, harusnya nggak apa-apa nggak usah bantuin ibu," ucap Kirana.

"Nggak apa-apa Bu, ibu kan juga capek," jawab Risa.

"Ibu nggak capek kok," ucap Kirana.

"Kalau Risa sempat pasti Risa bantu kok Bu, maafin ya Bu selama ini Risa jarang banget bantu ibu," ucap Risa.

"Nggak apa-apa nak, Risa kan pasti capek kerja dari pagi sampai malam, ibu ngerti kok," ucap Kirana.

"Makasih ya Bu," ucap Risa.

"Iya nak, nggak usah dipikirin ya," ucap Kirana.

"Iya Bu," jawab Risa.

Risa dan Kirana sudah selesai menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Risa telah selesai mencuci piring, sedangkan Kirana juga telah selesai merapikan meja makan dan menyapu dapur.

"Makasih ya nak sudah bantuin ibu," ucap Kirana.

"Iya Bu, Risa ke atas ya," ucap Risa.

"Iya nak."

Setelah selesai menyelesaikan tugasnya, Risa segera menuju kamarnya untuk beristirahat. Saat menaiki tangga, ia mendengar suara adzan isya berkumandang pertanda jika sudah masuk waktu sholat. Ia berencana untuk sholat terlebih dahulu sebelum beristirahat.

Sesampainya di kamar, ia segera menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Kamar mandinya memang sudah disediakan tempat terpisah untuk wudhu, sehingga terbebas dari segala najis.

Setelah selesai mengambil wudhu, Risa segera mengerjakan kewajibannya. ia selalu berusaha untuk menunaikan setiap kewajibannya. Walaupun saat ini ia belum berhijab, namun ia berniat untuk berhijab secepatnya.

Risa mengambil sajadah dan membentangkan sajadah ke arah kiblat. Setelah itu mengambil mukena dan memakainya.

"ALLAHU AKBAR."

Setelah selesai sholat, Risa mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah SWT. Mencurahkan segala isi hatinya hanya kepada sang pencipta. Tak terasa air mata jatuh membasahi pipinya. Tidak ada tempat pengaduan yang terbaik, kecuali kepada sang pencipta. Hanya kepadaNya lah tempat berserah diri dan meminta pertolongan di dunia maupun di akhirat.

"Alhamdulillah."

Ucapan syukur senantiasa terucap dari mulutnya. Rasa syukur atas segala nikmat yang sudah diberikan, atas kehidupan yang sangat sempurna walaupun diuji dengan setiap masalah. Namun Risa yakin setiap ujian yang datang kepadanya pertanda jika Tuhan sangat menyayanginya. Dan memang Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk semua hamba-nya.