Chereads / Luna dan Pangeran Serigala / Chapter 6 - Keanehan Keluarga Haugert

Chapter 6 - Keanehan Keluarga Haugert

Kebingungan yang melanda Alice semakin menjadi, ia semakin resah dan muncul sedikit rasa ketakutan dihatinya. Berbeda dengan sang adik,  kini rasa penasaran menghampiri Eryk setelah mendengar cerita tentang sekelompok serigala. Jiwa lelakinya seakan tertantang untuk mencari tahu kebenaran cerita tentang keluarga Haugert. 

"Eryk, besok pagi kita kembali ke desa. Jangan lupa siapkan bekal makanan dan minuman untuk kita bertiga," pinta Alice. 

"Secepat itukah kita kembali Kak? Kita belum mendapat hasil apa-apa. Jangankan bertemu dengan Marck melihat rumahnya saja belum kita lakukan," tegas Eryk. 

"Eryk, itu tidaklah penting yang terpenting aku sudah mengantongi informasi tentang Marck," ucap Alice. 

"Tapi aku masih belum puas berada di kota Kak, ayolah kita menginap semalam lagi disini," rengek sang adik. 

"Tidak bisa Eryk, Kakak tidak enak dengan Luna. Pasti sekarang dia sedang menanti kita, kalau kamu ingin berkeliling kota lakukan sekarang dan kembali nanti petang," ucap Alice. 

"Baiklah Kak," ucap Eryk menyetujui saran dari sang Kakak. 

Alice kembali memasuki penginapan, sementara Eryk terlihat bersemangat menunggangi Charlie untuk berkeliling kota. Impian Eryk mengunjungi kota kini menjadi kenyataan, ia terlihat gembira. 

"Ternyata banyak gadis cantik dikota," ucap Eryk dalam hati. 

Pemandangan itu tentu semakin membuatnya betah berada disini. Pandangannya tiba-tiba tertuju pada sebuah bangunan mewah berhalaman luas dan di pugari dengan pagar besi. Ia pun berhenti tepat di depan bangunan mewah tersebut dan menatap penuh kekaguman. 

"Permisi Nona, apakah bangunan yang berada di depanku ini merupakan sebuah istana?" tanya Eryk pada seorang gadis cantik berambut pirang yang kebetulan sedang berjalan melewatinya. 

"Tidak Tuan, bangunan itu adalah kediaman keluarga Haugert," ucap gadis itu tersenyum seraya meninggalkan Eryk. 

Decak kagum masih menaungi hati Eryk, maklum di desa tempat mereka tinggal tidak ada bangunan semewah kediaman keluarga Haugen. Tak henti-hentinya anak lelaki itu memandang rumah mewah yang berada di depan matanya. 

"Permisi Nak, kamu dan kudamu menghalangi jalan kami," ucap seorang wanita tua yang hendak memasuki rumah keluarga Haugen menggunakan kereta Kuda. 

"Maaf jika keberadaan kami menghalangi perjalananmu Nyonya," ucap Eryk. 

"Tidak apa, tolong beranjak dari sana sebentar. Oh iya siapakan engkau? Apakah kau juga hendak memasuki kediaman ini?" ucap wanita itu. 

"Perkenalkan saya Eryk Nyonya, tidak Nyonya saya bukan hendak memasuki rumah ini." terang Eryk. 

"Lalu kenapa kamu berhenti di depan rumah ini?" tanya Wanita tua tadi. 

"Saya baru saja datang dari desa Nyonya, kebetulan saya melewati rumah ini dan bangunan mewah rumah ini membuat mataku terpana," jelas Eryk. 

"Baiklah, lekaslah tinggalkan tempat ini," ucap Wanita tua tadi. 

Wanita itu pun memasuki halaman rumah Haugen bersama kereta kudanya. Sedangkan Eryk tak segera meninggalkan tempat itu, ia masih memperhatikan istana keluarga Marck hingga tak sengaja ia melihat sosok wanita tua itu menghilang bersama kudanya saat berada di tengah-tengah halaman rumah itu. 

"Apa aku tidak salah lihat? Kemana perginya wanita tua itu?" teriak Eryk dalam hati. 

Melihat  kejanggalan dan keanehan itu, buku kuduk Eryk seketika berdiri, ia pun memutuskan untuk segera pergi dan memberi kabar kepada sang Kakak. Dengan cepat ia memacu Charlie sampai di penginapan Tua Henry. 

"Kak" teriak Eryk panik. 

"Ada apa Eryk? Apa yang sedang terjadi padamu?" tanya Alice kala melihat sang adik di naungi kegugupan. 

"Kak, sepertinya keanehan keluarga Marck benar adanya," ucap Eryk terengah-engah. 

"Maksud kamu? Kamu tenang dulu Eryk, duduklah," ucap Alice memgambilkan segelas air untuk adiknya. 

Eryk sepertinya masih dalam keadaan syock.

"Ini minumlah, katakan kepada Kakak apa yang terjadi," pinta Alice. 

Setelah menghabiskan segelas air minum pemberian sang kakak, Eryk pun mulai menceritakan kejadian yang ia alami di depan rumah mewah Keluarga Haugert.

"Ketika aku berjalan-jalan mengellilingi kota ini, tak sengaja aku menjumpai kediaman mewah Haugert," ucap Eryk menghentikan ucapannya. 

"Lalu, apa yang kau lihat disana?" tanya Alice. 

"Tadinya tidak ada hal yang aneh, aku terpana dengan kemewahan dan kemegahan rumah itu. Keanehan muncul tatkala aku menjumpai wanita tua yang menaiki kereta kuda, ia sempat menegurku dan menyuruhku untuk segera meninggalkan tempat itu sebelum ia dan kereta nya tiba-tiba menghilang saat berada di tengah-tengah halaman rumah keluarga Haugert," papar Eryk. 

Mendengar penjelasan dari adiknya, Alice semakin yakin informasi yang ia dapat dari Tuan John dan Tuan Henry benar adanya. 

Ia pun mengambil lagkah cepat untuk memberitahu Luna. 

"Baiklah Eryk, besok pagi kita pulang ke desa untuk memberi tahu Luna," ucap Alice. 

"Baiklah Kak," sahut Eryk. 

"Sore nanti antar Kakak untuk menemui Tuan Henry untuk berpamitan." pinta Alice. 

"Apa kau tau dimana rumah Tuan Henry?" tanya Alice. 

"Tentu saja, tadi ketika kau pergi berjalan-jalan Tuan Henry memberitahuku alamat beserta ciri-ciri rumahnya. 

" Ya sudah beristirahatlah dahulu, Kakak sudah membeli banyak makanan untuk bekal kita menuju desa. Beristirahat lah untuk menyiapkan tenaga karena besok kita akan kembali melakukan perjalanan jauh," ucap Alice. 

Namun sang adik sepertinya tak menghiraukan ucapan Alice. Ketika Alice beristirahat, adiknya kembali mengelilingi kota dengan Charlie. Di tengah kota ia melihat seorang gadis cantik duduk di dalam kereta kuda, ia pun memberanikan diri untuk mencari tahu tentang gadis cantik yang membuatnya terkesima. Ia mencoba bertanya kepada seorang lelaki tua penjual makanan di pinggir jalan. 

"Permisi Tuan, siapakan gadis yang duduk bersandar di dalam kereta kuda itu?" tanya Eryk sambil menunjukkan jari kelingkingnya. 

"Oh itu Nona Liora, ia anak angkat keluarga Haugert yang sudah di asuh sedari kecil, dan setiap hari ia diwajibkan untuk mandi darah rusa," jawab penjual itu. 

"Kenapa harus mandi darah rusa Tuan?" tanya anak muda itu. 

"Entahlah Nak, tiga kali dalam seminggu dia akan melakukannya," kata penjual makanan itu. 

"Dari mana Tuan tahu? Apa ia juga tinggal di rumah kediaman Haugert?" tanya Eryk lagi. 

"Tentu saja ia tinggal disana Nak, aku mengetahuinya karena Kakak sepupuku yang selalu menjual darah rusa itu kepadanya," jawab Penjual makanan itu. 

Obrolan mereka akhirnya terpotong, karena sang penjual sedang melayani pembeli. 

"Beri aku dua bungkus makanan ini Tuan, ini uangnya," pinta Eryk. 

Setelah mendapat makanan yang ia beli, ia pun pergi meningggalkan tempat itu akan tetapi matanya masih memandang ke arah Liora. 

Sore pun tiba, Alice terbangun dari tidur nyenyaknya. 

"Eryk," teriak Alice mencari adiknya. 

Namun tak terdengar suara sang adik menjawab panggilannya. Ia pun mencari Eryk ke kamarnya namun ia tak mendapati adiknya itu di kamar.

"Kemana anak ini?" gerutu Alice dalam hati. 

Dalam keadaan setengah marah, Alice berusah mencari Eryk di sekitar penginapan. Tak lama kemudian terdengar suaara khas ringkikan Charlie. 

Ia pun mencari dari mana asal suara ringkikan itu. 

"Eryk, darimana saja engkau?" tanya sang Kakak, kala melihat Eryk. 

"Aku membeli makanan untuk kita makan nanti malam Kak," jawab Eryk. 

"Mandilah, setelah itu temani Kakak menuju rumah Tuan Henry untuk berpamitan," pinta Alice. 

"Sebentar Kak, ada yang mau aku ceritakan," ucap Eryk, ia bermaksud ingin menceritakan tentang Liora. 

"Sudahlah ceritanya nanti saja, mandilah dan kita segera menjumpai Tuan Henry," sahut Alice sedikit kesal. 

Sang adik pun menahan ceritanya, dan mengikuti perintah Alice yang tampak seperti menahan amarah. Ia segera membersihkan badan dan menuju rumah Tian Henry.