Chereads / Istri Sambung 2 / Chapter 30 - PRIVATE ROOM

Chapter 30 - PRIVATE ROOM

Apa ini karena aku sedang hamil? Apa aku sudah mulai mengidam aneh-aneh? Hem, entahlah. Aku juga tidak bisa menyadari akan hal itu.

"Kita mau pulang jam berapa?" tanya Yunki sambil menatap ke arahku.

"Jam tiga aja," jawabku setelah melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan kananku.

"Oke, siap nyonya!" Yunki membelai mesra rambutku.

Setelah bercakap singkat, aku dan Yunki kembali mengerjakan pekerjaan masing-masing. Aku juga sudah menandatangani berkas yang saat tadi di bawa oleh sekertaris ku, Jaya.

Aku juga sudah menyerahkan berkas itu pada Jaya dan Jaya sudah pasti mengkonfirmasi akan berkas itu ke dalam data perusahaan.

Di dalam ruang kerjaku saat ini sangat hening. Aku dan Yunki benar-benar fokus mengerjakan pekerjaan kami masing-masing, karena kami ingin pulang ke rumah lebih cepat.

***

Di sebuah cafe dengan nuansa putih modern. Seorang pria dan wanita sedang duduk di sofa yang berada di room private. Wanita itu tengah nangis sesenggukan di hadapan seorang pria.

"Kenapa kau nangis, Bella?" tanya pria itu dengan suara meninggi.

"Ma ... maafkan aku, kak Tata," jawab wanita yang di panggil Bella.

"Sudah seperti ini kau minta maaf dan menyesali semuanya, dulu waktu kamu memulainya apa tidak memikirkan semua ini!" Lagi, pria yang di panggil Tara itu meninggi kan suaranya.

Seorang pria dan wanita yang ada di dalam room private ini adalah Bella dan Tara. Tara sengaja menemui adiknya, Bella. Di cafe itu, karena tidak mungkin mereka bertemu di rumahnya. Apa lagi saat ini nyonya Iskandar selaku ibu kandungnya Tara dan Bella masih mengalami sakit, sakit yang cukup serius.

Tara juga sudah tau masalah hubungan terlarang sang adik, Bella. Dengan Juno selaku mantannya Bella dan sekaligus sahabatnya Bella dan Tara, bahkan sampai saat ini Tara tidak menyangka jika mereka berdua memiliki hubungan terlarang.

Tara hanya kasihan dengan kedua anak kembarnya Bella dan Nandi yang antara lain mereka adalah keponakannya Tara juga. Tara di beritahu oleh adik iparnya, Nandi. Walaupun Nandi adalah adik iparnya Tara dan dosennya Tara saat itu, tapi Tara menghargai dan menghormati Nandi.

Walaupun saat dulu Tara menentang perjodohan Bella dengan Nandi, tapi tidak untuk sekarang karena mereka berdua sudah memiliki dua anak kembar yang sangat cerdas dan menggemaskan.

"Kalau kau hamil anaknya Juno, gimana!" Sungguh, Tara tidak bisa mengontrol emosinya.

"Kak, maafkan aku. Tolong, jangan bahas ini lagi!" Bella menggenggam erat kedua tangan kakaknya, Tara.

Tara menepis tangan sang adik. "Akhiri hubungan kau dengan Juno, atau..."

Belum sempat Tara menjelaskan semua ucapannya pada sang adik, Bella. Tiba-tiba aja seseorang masuk ke dalam private room itu, sontak tatapannya Tara tertuju pada pintu ruangan yang saat ini mereka tempati.

Bella juga ikut menoleh ke arah pintu itu, dan terlihat sosok pria masuk ke dalam dengan langkah lebar. Pria itu langsung menghampiri Tara dan duduk di sampingnya, pria itu juga mencoba meraih tangannya Tara.

Namun, Tara menepis tangan itu dan menatap sinis ke arah pria itu. Bahkan Tara menggeser duduknya agar menjauh dari pria itu, pria yang melainkan adalah Juno Billiar.

"Tara, aku minta maaf sudah membuat rumah tangga Bella hancur dan aku..."

"Tak perlu kau minta maaf padaku, sebaiknya kau minta maaf sana sama suaminya Bella. Karena dia yang paling tersakiti di sini," ujar Tara dengan suara yang semakin meninggi.

"Aku sudah menghubungi pak Nandi, tapi belum ada respon darinya!" Suara Juno terdengar lirih, matanya juga sudah berkaca-kaca.

Tara menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata. "Lagi pula, kalian ini udah tau salah melakukan hubungan itu. Kenapa juga masih aja di jalankan," ucap Tara yang masih tidak habis pikir dengan Bella dan Juno yang melakukan hubungan terlarang.

Bella dan Juno terdiam mendengar ucapannya Tara yang sangat menyayat hati masing-masing, tapi apa yang di ucapkan Tara ada benarnya karena tidak seharusnya mereka memiliki hubungan seperti itu.

Tara juga sudah bingung harus meluruskan masalah ini bagaimana, apa lagi Nandi selaku suaminya Bella sudah seperti jengah dengan semua tingkah Bella.

Tara menyadari jika kesalahan adiknya, Bella. Sangat amat teramat salah dan salahnya sangat fatal, tapi Tara hanya ingin rumah tangganya Bella dan Nandi tidak akan sampai cerai. Biar bagaimanapun mereka masih memiliki kedua anak kembar yang mulai tumbuh remaja, kembar masih sangat membutuhkan kedua orang tuanya.

"Sudah, aku sudah malas mengurusi kalian!" Tara hendak bangun dari duduknya dan ingin pergi, karena dia sudah benar-benar bingung mencari jalan keluar seperti apa lagi.

"Kak, tolong jangan begini!" Bella menahan tangannya Tara dan dia lekas menghampiri Tara.

Bella semakin menangis sesenggukan, dia benar-benar tidak bisa jika Tara pergi begitu saja. Apa lagi saat ini Nandi memang sudah sulit di hubungi, Bella sadar akan kesalahannya.

Namun, Bella dan Juno memang masih labil. Mereka hanya mementingkan nafsu sesaat dan tidak memikirkan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Tara hanya bisa mendo'akan rumah tangganya Bella dan Nandi lekas membaik, karena dia sudah tidak bisa membantu apapun lagi.

***

Beberapa hari kemudian.

Pukul 4 sore.

Seperti biasa, aku dan Yunki pulang kerja bersama-sama. Saat kami keluar dari mobil dan ingin melangkah menuju ruang, tiba-tiba aja kaki aku terhenti saat melihat ada dua anak lainnya.

Dia anak itu bukan anakku, melainkan anak kembarnya Bella dan Nandi. Mereka berdua masih memakai seragam sekolah sambil bermain dengan keenam anak-anakku.

"Kenapa mereka di rumahku?" tanyaku sambil menoleh ke arah suamiku, Yunki.

"Mungkin hanya main saja," jawab Yunki yang memang tidak tau juga kenapa kedua anaknya Bella dan Nandi ada di rumahnya.

Aku dan Yunki kembali melangkahkan kaki kami masing-masing, kami menghampiri sebuah sofa yang ada di halaman depan.

Keenam anak-anakku dan kedua anaknya Bella sedang bermain sambil berbincang-bincang.

"Mama! Papa!" teriak kompak dari keenam anak-anak kami.

Mereka berenam langsung bangun dari duduknya dan berlari menghampiri kami, kedua anak kembarnya Bella. Fira dan Feri juga ikut berlari menghampiri kami.

"Kalian lagi main ya," ucapku sambil menatap keenam anak-anak yang sedang berada di hadapan kami.

"Iya, hari ini kak Fira dan kak Feri akan inap di sini," jawab Wendi sambil menatapku.

"Inap?" Yunki mengerutkan keningnya lalu menoleh ke arahku.

Aku yakin Yunki bukannya tidak mengizinkan Fira dan Feri inap di rumahnya, tapi karena tidak biasanya kedua anak kembarnya Bella dan Nandi inap di rumah kami.

"Iya, tante dan om. Boleh kan kami inap di sini?" tanya Fira sambil menatap ke arah kami.

"Tentu boleh," jawab Yunki yang tidak ingin memperpanjang pembahasan.

"Lalu, di mana ibumu?" tanyaku sambil menatap ke arah Fira dan Feri secara bergantian.