"Sial, kenapa tidak bisa?" tanyanya dengan kesal. Gadis itu mengadu dalam diam, sesekali ia menendang kakinya ke depan. Kedua tangannya terkepal, pikirannya dipenuhi dengan beberapa pertanyaan. Gadis itu berpikir sejenak, jemarinya bermain di daerah wajah, sesekali ia mengetuk kedua pipinya dengan jari telunjuknya.
"Ah, tanda itu. Lima, tiga, satu? Apa itu semua berkaitan dengan ini?" Freislor meneliti ke segala arah. Matanya menerawang ke segala gua. Beberapa gambaran naga dan elang yang mengepakkan kedua sayapnya memperlihatkan simbol angka.
"Apa itu tandanya?" tanyanya kepada diri sendiri. Freislor melirik ke segala arah. Gadis itu berlari dan mengambil air dengan ember yang ada di tangannya. Ia menyiramkan air sebanyak lima kali dari bagian samping, lalu, gadis itu mengambil air lagi dan menyiramkannya tiga kali di bagian samping. Dan yang terakhir adalah bagian depan yang ia sirami satu kali.