"Yah, kau benar, Kreysa. Aku harap dia baik-baik saja," ucapnya pelan. Freislor bergegas pergi dari pintu dan beranjak ke dapur. Di sana, ia membuat dua buah teh hangat untuk sang adik dan juga dirinya sendiri. Dari kejauhan, Kreysa menyusulnya. Mereka berdua berada di dapur dan minum bersama.
"Kak, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Kreysa, remaja itu mencoba bertanya kepada sang kakak. "Apa?" Freislor menatap ke arah Kreysa sembari menaikkan salah satu alisnya. Kreysa tersenyum dan menundukkan kepala. "Kapan Kakak berangkat untuk menyelesaikan misi Kakak?" tanya Kreysa dengan wajah ragu. Freislor yang berada di sampingnya seketika menghentikan aktivitasnya sejenak.
"Eum, mungkin minggu depan. Kenapa?" Freislor menoleh ke arahnya. Sesekali ia melirik ke arah teh panas yang masih mengepul.