"Maaf Kreysa, aku tidak bisa memberikan pendapatku sekarang. Tapi, aku merasa itu ada benarnya. Dengar, buku yang dibaca oleh Kakakmu, buku itu ada sangkut pautnya dengan Ayahku juga. Dan kebetulan saja aku juga sudah pernah membaca di bagian itu. Sehingga, aku tidak bisa menyangkalnya." Poresa mengatakannya dengan suara lirih. Kreysa yang berada di belakang Poresa hanya menganggukkan kepalanya pelan. Di hari itu, suasana benar-benar kacau. Alhasil, Kreysa sendiri memutuskan untuk pergi dan tidur di kasurnya.
"Kakak, kenapa kamu bisa melakukan hal seperti itu?" batin gadis itu pelan. Ia merasa lemah dan tak berdaya. Di satu sisi, Poresa pergi ke kerajaan. Di sana, ia kembali ke ruang pengembangan. Ia menghampiri Mikhael yang sedang membetulkan sebuah alat.